Saat Kabaddi Memberi Bukti di Asian Games

20 Agustus 2018 18:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cabor kabaddi di Asian Games 2018 (Foto: Syaiful Arif/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Cabor kabaddi di Asian Games 2018 (Foto: Syaiful Arif/Antara)
ADVERTISEMENT
Tabuhan gendang menyambut semua yang memasuki Teater Garuda di Taman Mini Indonesia Indah. Di tempat tersebut, olahraga rekreasi bernama kabaddi beraksi.
ADVERTISEMENT
Diiringi suara orang "Kabaddi, kabaddi, kabaddi, kabaddi...", tabuhan tersebut kian membuat semua orang yang memasuki gedung tersebut penasaran. Apa, sih, kabaddi itu?
Setiap orang yang hadir di sana, punya pengetahuan yang berbeda-beda soal kabaddi. Saya saja membutuhkan waktu sekitar setengah jam--untuk mempelajari olahraga ini. Yang lain mungkin butuh waktu lebih sedikit, meski tak menutup kemungkinan ada juga yang lebih lama.
Namun, saya yakin tidak dengan orang-orang asing--dan sedikit orang-orang lokal--yang hadir dengan kostum dengan emblem negara. Ya, sebab, mereka adalah perwakilan dari negara-negara yang berpartisipasi di cabang olahraga (cabor) kabaddi di Asian Games 2018.
***
Sepintas, kabaddi ibarat permainan anak-anak, gobak sodor--saling menangkap atau memegang bagian tubuh lawan. Meski demikian, olahraga ini tak sesimpel itu. Ada beragam aturan dan banyak hitung-hitungan untuk menentukan pemenang.
ADVERTISEMENT
Kabaddi adalah olahraga yang amat populer di Asia Selatan. Dikembangkan oleh suku Tamil, diperkenalkan oleh Bangladesh, dan dipopulerkan oleh India pada 1930-an. Pada 1950, pembentukan All India Kabaddi Federation (AIKF) membuat olahraga ini mulai mendapatkan perhatian dari seluruh dunia.
Kabaddi dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing tujuh pemain dan tiga cadangan dalam dua babak. Untuk kategori putra, kabaddi dimainkan dalam lapangan berukuran 10 x 13 meter. Sementara, untuk putri, kabaddi dimainkan di atas lapangan dengan ukuran 8 x 12 meter.
Cabor kabaddi di Asian Games 2018 (Foto: Syaiful Arif/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Cabor kabaddi di Asian Games 2018 (Foto: Syaiful Arif/Antara)
Kabaddi dimulai saat raider--penyerang salah satu tim--memasuki pertahanan akhir daerah permainan lawan--yang kemudian kerap disebut defender. Ia diharuskan menyentuh bagian tubuh lawan, entah itu kaki, tangan, maupun tubuh. Satu serangan hanya diberi batasan waktu selama 30 detik.
ADVERTISEMENT
Satu poin dihitung berdasarkan defender yang berhasil dipegang oleh raider. Semakin banyak lawan yang mampu diraih, akan ada poin tambahan. Namun, apabila, raider gagal dan malah dilumpuhkan oleh defender, poin bakal berlaku sebaliknya. Bagi siapapun yang gagal, baik raider maupun defender, ia diharuskan untuk keluar lapangan.
Sistem poin tersebut adalah peraturan internasional. Nah, kompetisi profesional India, Pro Kabaddi League, dan amatir, punya hitung-hitungan yang cukup berbeda.
***
Menurut situsweb World Kabaddi Federation, kabaddi tenar sejak dulu kala. Mereka bahkan berani berargumen bahwa olahraga ini telah dimainkan sejak era perwayangan karena tercatat dalam manuskrip Mahabharata.
Menurut laporan Historia yang dikutip dari catatan "Kabaddi: Rules and Regulation", olahraga ini dikembangkan oleh beragam peraturan dari akar yang serupa. "Kabaddi merupakan olahraga yang melebur dari beragam permainan di beberapa wilayah."
ADVERTISEMENT
Tim Kabaddi Putri Indonesia menghadapi Sri Lanka. (Foto: Syaiful Arif/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Kabaddi Putri Indonesia menghadapi Sri Lanka. (Foto: Syaiful Arif/Antara)
Kabaddi mulai menjadi permainan dengan aturan pada 1911 di India. Ide tersebut dicetuskan seiring adanya sebuah invitasi olahraga, seni, dan budaya untuk pelajar yang diselenggarakan di New Delhi.
Kabaddi makin berkembang saat beberapa klub amatir mulai didirikan di India. Pada 1920-an, sebuah kompetisi yang mempertandingkan klub-klub tersebut didirikan oleh Vijay Gyamkhana.
Setelah tahun demi tahun hanya dianggap sebagai olahraga ala kadarnya, kabaddi mulai dilirik dunia saat India mengajukan eksebisi kabaddi di Asian Games 1982 digelar di New Delhi. Selang delapan tahun kemudian, olahraga ini resmi jadi agenda Asian Games.
***
Cabor kabaddi di Asian Games 2018 (Foto: Syaiful Arif/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Cabor kabaddi di Asian Games 2018 (Foto: Syaiful Arif/Antara)
Ada 12 negara yang berpartisipasi dalam cabang olahraga (cabor) kabaddi di Asian Games 2018. Termasuk Indonesia, yang menurunkan tim putra dan putrinya, dan India, peraih emas kelas putra dan putri di Asian Games Incheon 2014.
ADVERTISEMENT
Angka tersebut melonjak dari gelaran serupa empat tahun silam. Di Incheon, olahraga ini hanya diikuti sembilan negara dari total 45 negara Asian Games 2014.
Minat akan olahraga ini tak hanya ditunjukkan oleh bertambahnya jumlah peserta. Secara penonton, olahraga ini mendapat respons yang cukup banyak meski tak gandrung.
"Secara keseluruhan, penjualan tiket per harinya laku 40%. Kemarin, tiket bahkan terjual hingga 206--berdasarkan penjualan on the spot saja," kata Sunjoyo, VM KiosTix Area Cluster 2 yang ditemui kumparanSPORT.
Diselenggarakannya kabaddi di Asian Games 2018 membuktikan bahwa tak selamanya olahraga yang dianggap rekreasi tak bisa bertaji.