Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Selain Rival, Marcus/Kevin Juga Harus Taklukkan Venue Prancis Terbuka
25 Oktober 2018 23:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Setelah menyegel titel di Denmark Terbuka 2018, Minggu (21/10/2018), ganda terbaik dunia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, lanjut berlaga di Prancis Terbuka 2018 .
ADVERTISEMENT
Sama-sama berstatus Super 750, gelar di Prancis pun bisa menambah gengsi torehan duo berjuluk 'Minions' itu di musim ini. Namun, sebelum merengkuh titel ke-8, Marcus/Kevin harus menaklukkan venue pertandingan.
Ya, Stade Pierre de Coubertin, Paris, sudah menjadi rintanagan tersendiri bagi juara All England 2018 ini sejak babak pertama pada Rabu (24/10). Di laga perdananya, Marcus/Kevin harus bermain tiga gim dengan skor 18-21, 21-12, dan 21-14.
Dalam keterangan resminya, baik Marcus maupun Kevin sama-sama mengatakan masih beradaptasi dengan lapangan dan shuttlecock.
Di Denmark, shuttlecock melaju kencang sementara di Prancis berat shuttlecock yang lebih ringan membuat laju bulu angsa itu lebih melambat. Hal itu, menjadi keuntungan bagi pemain gaya bertahan.
Nah, di babak kedua, Kamis (25/10), tantangan kembali menghampiri Marcus/Kevin. Meski menang lawan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang) dengan skor 21-14 dan 22-20, di gim kedua mereka sempat jauh tertinggal 13-18.
ADVERTISEMENT
Bisa mengimbangi menjadi 18-18, deuce tercipta. Setelahnya, mereka bisa melewati tantangan shuttlecock maupun mental dan bisa merebut tiket ke perempat final.
"Di gim kedua lawan tampil baik, mereka defense-nya kuat, tidak terburu-buru. Endo yang lebih berpengalaman, dia lebih sabar, menyerang satu-satu, temponya bisa dilambatkan sama dia," kata Marcus dikutip dari laman resmi PBSI.
"Memang kondisi anginnya juga lebih enak buat main defense, lapangan juga enggak terlalu silau. Di sini harus pintar-pintar cari cara main," tegasnya.
Terpisah, asisten pelatih ganda putra PBSI, Aryono Miranat, mengamini pernyataan Marcus. Menurut Aryono, yang mendampingi skuat ganda putra di Prancis, setiap pertandingan harus dilewati dengan strategi yang berbeda-beda.
"Siapa pun lawan, setiap strategi tidak bisa sama cara mainnya. Harus bisa mengubah pola permainan," kata Aryono lewat pesan tertulis kepada kumparanSPORT, Kamis (25/10).
ADVERTISEMENT
"Bukan berarti Kevin/Gideon selalu menang mudah, tapi tetap melalui perjuangan. Tidak ada yang mudah," ujarnya mengakhiri.
Di perempat final yang berlangsung Jumat (25/10), Marcus/Kevin sendiri akan melawan wakil Taiwan, Chen Hung Ling/Wang Chi Lin, yang mengalahkan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di babak kedua.