news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tentang Piala Sudirman: Trofi Ibu Kota, Mengembara di Buana

7 Mei 2019 14:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Indonesia menjuarai Piala Sudirman 1989. Foto: Dok. BWF Sudirman Cup
zoom-in-whitePerbesar
Tim Indonesia menjuarai Piala Sudirman 1989. Foto: Dok. BWF Sudirman Cup
ADVERTISEMENT
Sudirman Cup alias Piala Sudirman. Menyebut namanya begitu mudah, mendengar namanya pun sudah biasa. Tapi, begitu sulit membawa pulang trofi Piala Sudirman ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kali ini, Piala Sudirman 2019 sebagai edisi ke-16 turnamen beregu campuran tertinggi di dunia ini digelar di Kota Nanning, China, 19-26 Mei.
Indonesia diperkuat dengan 20 pebulu tangkis terbaiknya, termasuk Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo selaku pasangan ganda putra nomor satu dunia. Tugas yang diemban skuat 'Merah-Putih' tergolong sulit karena mereka harus menghadapi rival terberat, China, yang sudah 10 kali kali mengangkat trofi.
Belum lagi meredam ambisi Korea Selatan untuk pertahankan gelar 2017, juga harus melawan kekuatan Jepang yang saat ini punya kekuatan merata di semua sektor.
Ya, di atas lapangan, tugas Tim Indonesia di Piala Sudirman 2019 memang sulit. Di atas kertas, rapor emas Indonesia pun hanya sekali juara di edisi pertama pada 1989, saat turnamen berlangsung di Istora Senayan, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Tapi, tak ada salahnya menyimak dan mengenang kembali prestise Piala Sudirman agar sorak-sorai dan dukungan dari publik Tanah Air menjadi pengantar para atlet andal PBSI menjemput trofi di Guangxi Sports Center Stadium.
Nama Piala Sudirman
Piala Sudirman yang namanya terdengar sangat 'Indonesia' ini memang diambil dari Indonesia sebagai penghargaan terbesar bagi dunia bulu tangkis nasional.
Sosok di balik nama turnamen tersebut adalah Drs. Sudirman atau yang akrab disapa Dick Sudirman. Selain pernah menjadi atlet nasional, Sudirman merupakan salah satu bapak pendiri Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Namanya pun mencuat sebagai Ketua Umum PBSI pada 1952-1963 dan 1967-1981. Di dunia, Sudirman dikenal sebagai Wakil Presiden International Badminton Federation (IBF) pada 1975, juga berkat perannya menyatukan IBF dan World Badminton Federation.
ADVERTISEMENT
Sudirman wafat di Jakarta, 10 Juni 1986 dengan usia 64 tahun. Hilangnya sosok penting bulu tangkis Indonesia membuat Suharso Suhandinata, sahabat Sudirman, memperjuangkan nama Sudirman untuk jadi titel kejuaraan beregu campuran. Usahanya berhasil dan sosok Sudirman melekat sebagai nama turnamen sejak edisi pertama pada 1989.
Trofi Piala Sudirman, turnamen beregu campuran paling bergengsi di dunia. Foto: Dok. BWF Sudirman Cup
Trofi Piala Sudirman
Dilansir situsweb Djarum Badminton, trofi Piala Sudirman didesain oleh Rusnadi dari Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung. Tak ayal, trofi setinggi 10 cm ini begitu membawa khas membawa nilai Indonesia.
Ada replika Candi Borobudur di pucuk trofi yang terbuat dari perak dan dibalut emas 22 karat. Lalu badan trofi seberat 600 gram didesain dari bentuk shuttlecock, juga berlapis emas 22 karat.
ADVERTISEMENT
Kokoh berdiri, gagang trofi sendiri berbentuk benang sari. Terdapat juga bagian berbentuk daun sirih juga alas berbentuk segi delapan dari kayu jati yang melambangkan arah angin.
Tuan Rumah Angkat Trofi Pertama Kali
Di edisi pertama pada 1989 yang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, 24-29 Mei, Indonesia sebagai tuan rumah berhasil menjadi juara.
Kala itu, skuat Indonesia menjadi unggulan bersama Korea, China, Denmark, Swedia, dan Inggris. Di fase penyisihan grup, Indonesia tergabung di Grup 1A bersama Korea dan Inggris.
Tim Indonesia menjuarai Piala Sudirman 1989. Foto: Dok. BWF Sudirman Cup
zoom-in-whitePerbesar
Tim Indonesia menjuarai Piala Sudirman 1989. Foto: Dok. BWF Sudirman Cup
Indonesia yang diperkuat Susy Susanti, Eddy Hartono, hingga Rudy Gunawan pun sukses mengalahkan Denmark 5-0 di semifinal. Tapi, rival yang dihadapi di final adalah Korea, yang membuat kejutan dengan menyingkirkan China 3-2.
ADVERTISEMENT
Di final, skuat Tanah Air tertinggal 0-2. Lantas di partai ketiga, Susy hadir sebagai penyelamat asa usai kalahkan Lee Young Suk, 10-12, 12-10, dan 11-0.
Dari 1-2, skor disamakan 2-2 berkat poin Eddy Kurniawan yang menang 15-4 dan 15-3 lawan Sung Han Kook. Hingga akhirnya, Eddy Hartono/Verawaty Fajrin memastikan kemenangan bagi Indonesia usai mengalahkan Park Joo Bong/Chung Myung Hee.
Sejarah tercipta. Indonesia akan selalu dikenang sebagai negara pertama yang mengangkat trofi Piala Sudirman.
Sayangnya, dari edisi kedua pada 1991 hingga teranyar di 2017, Indonesia selalu absen sebagai juara. Pada edisi terakhir, wakil-wakil Tanah Air gagal lolos penyisihan Grup 1D akibat kalah dari Denmark dan India.
Rapor Piala Sudirman
ADVERTISEMENT
Juara
China: 10 (1995, 1997, 1999, 2001, 2005, 2007, 2009, 2011, 2013, 2015)
Korea Selatan: 4 (1991, 1993, 2003, dan 2017)
Indonesia: 1 (1989)
Runner-up
Indonesia: 6 (1991, 1993, 1995, 2001, 2005, dan 2007)
Korea Selatan: 4 (1989, 1997, 2009, dan 2013)
China: 2 (2003 dan 2017)
Denmark: 2 (1999 dan 2011)
Jepang: 1 (2015).
Tim Indonesia di Piala Sudirman 2017. Foto: Dok. PBSI
Piala Sudirman 2019
Kini, genap 30 tahun sejak kemenangan Indonesia di final Piala Sudirman 1989. Selama puluhan tahun itu, Indonesia harus menyaksikan trofi khasnya diangkat skuat China, juga hanya bisa berpuas nyaris menang enam kali.
Pencapaian terbaik terakhir adalah menjadi runner-up 2007 saat skuat disokong Candra Wijaya/Markis Kido hingga Greysia Polii/Vita Marissa.
Di Piala Sudirman 2019 yang berlangsung di Guangxi Sports Center Stadium, 19-26 Mei mendatang, Tim Indonesia masih diperkuat nama kawakan seperti Mohammad Ahsan, Hendra Setiawan, Greysia Polii, hingga Tontowi Ahmad.
ADVERTISEMENT
Melihat kekuatan Indonesia, sektor ganda putra diwajibkan menyumbang poin. Selain Ahsan/Hendra, hadir Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Dari sektor tunggal, Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Fitriani, dan Gregoria Mariska Tunjung masih jadi andalan.
Indonesia sendiri menjadi unggulan ketiga turnamen dengan 353,008 poin, di bawah Jepang dan China. Format Piala Sudirman sendiri dibagi menjadi empat grup, di mana hanya Grup 1 yang terdiri dari 12 negara.
Daftar unggulan masing-masing negara ditentukan dari total sumbangan poin dari peringkat tertinggi (hingga 5 Maret 2019) di kelima sektor.
Bagaimana dengan peta kekuatan negara lain? China membawa nama-nama terbaiknya seperti Shi Yuqi, Li Junhui, Liu Yuchen, Zheng Siwei, dan Huang Yaqiong. Mereka menjadi unggulan kedua dengan 442,562 poin.
ADVERTISEMENT
Sementara, Jepang menjadi unggulan pertama dengan 450,447 poin berkat sumbangan poin para pemain terbaiknya: Kento Momota, Nozomi Okuhara, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, hingga Yuta Watanabe/Arisa Higashino.
Selain Jepang, China, dan Indonesia, trofi Piala Sudirman 2019 bakal diperebutkan Taiwan, Korea Selatan, Denmark, Thailand, India, Malaysia, Inggris, Hong Kong, dan Rusia.