Terkait Terorisme, INASGOC Jamin Keamanan Berlapis di Asian Games 2018

13 Mei 2018 13:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Promosi Asian Games (Foto: ANTARA FOTO/ Wahyu Putro)
zoom-in-whitePerbesar
Promosi Asian Games (Foto: ANTARA FOTO/ Wahyu Putro)
ADVERTISEMENT
Minggu (13/5/2018), sekira pukul 07:30 WIB, bom meledak di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, Surabaya. Kemudian, menyusul ledakan serupa di GKI Diponegoro dan GPPS Sawahan, juga di ibu kota Jawa Timur itu. Sejauh ini, bom telah memakan 17 korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Berbagai pihak mengecam keras tindakan teror kepada masyarakat itu, tak terkecuali Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC) selaku penyelenggara Asian Games Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus hingga 2 September mendatang. Ketua INASGOC, Erick Thohir, sendiri mempercayakan keamanan kepada TNI dan Polri.
Erick juga berujar ada pengamanan berlapis dari tim ahli Badan Siber dan Sandi Nasional serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Oleh karenanya, Erick mengimbau masyarakat agar tetap menyambut Asian Games yang diikuti 45 negara Asia itu dengan optimisme tinggi.
"Saya rasa INASGOC tentu bekerja keras meminimalisir risiko baik dari ancaman fisik maupun siber. Dari siber sendiri kita sudah buat proteksi siber dan bersama pihak terkait telah bersinergi demi meminimalkan ancaman cyber attack," ungkap Erick saat konferensi pers di Gedung Kemkominfo usai Parade Asian Games, Minggu (13/5).
ADVERTISEMENT
"(Serangan siber) contohnya kami belajar di Pyeongchang, Olimpiade Musim Dingin, saat tiketnya di-hack. Kalau fisik kita percaya dengan kerjasama TNI dan Polri, ada juga Asops Kapolri di Deputi 4 INASGOC," imbuhnya.
Selain pengamanan desk khusus berisikan tim ahli itu, Erick mengatakan penyaringan juga dilakukan lewat sistem akreditasi baik peserta, ofisial, maupun sekira 7.000 awak media yang akan meliput multievent 40 cabang olahraga di Jakarta dan Palembang nanti.
"Mulai wartawan, Pemda, penonton jika tak ada akreditasi tak bisa masuk untuk meminimalisir risiko yang tidak kita inginkan. Dalam perjalanan atlet dan tamu undangan pun, setiap bus akan ada pihak kemananan dari Polri. Ada iringan dan proteksi dari pihak lain juga," tutur Erick.
ADVERTISEMENT
"Yang penting juga bagaimana masyarakat harus membantu keamanan ini secara bersama-sama. Karena yang terjadi di Surabaya hari ini, masyarakat harus berpartisipasi (melawan dan mengamankan). Kita juga sudah menyinergikan CCTV di kawasan Jakarta, Kepolisian, bandara, dan lainnya."
Sandi dan Ketua INASGOC Erick Thohir di Monas (Foto: Mirsan Simamora/ Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandi dan Ketua INASGOC Erick Thohir di Monas (Foto: Mirsan Simamora/ Kumparan)
"Khusus untuk Gelora Bung Karno nanti ada face recognition, di Palembang juga seperti itu. Ini untuk meminimalisir, risiko akan tetap ada. Makanya kita harus yakin dan bersatu, karena menurut saya ancaman ada dari dalam. Dengan rendah hati saya meminta semua pihak untuk menyukseskan Asian Games," ucapnya.
Erick pun memberi contoh bagaimana Brasil yang disebutnya bisa dibilang gagal secara ekonomi di Olimpiade 2016 lalu, tetap bisa menggelar hajatan olahraga dengan aman tanpa kendala keamanan yang berarti.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Wakil Gubernur Sandiaga Uno yang juga hadir dalam diskusi tersebut berujar pihaknya akan membantu memaksimalkan proteksi di Asian Games ke-18 ini. Nantinya, sekira 15.000 atlet dan ofisial akan berada di Jakarta dan Palembang untuk berjuang di 463 nomor event yang ada.
"Pemprov DKI lewat Dinas Kominfo akan menambah CCTV di luar venue, sementara di dalam venue kami bekerja sama dengan MPC (Main Operation Center) untuk face recognition. Juga bekerjasama dengan pihak kepolisian, BNPT, dan lainnya. Sekarang ada 6.000 CCTV, nanti kami tambah. INASGOC minta 300 unit lagi," pungkasnya.