Tugas Berat Ganda Campuran Indonesia di All England 2019

2 Maret 2019 22:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hafiz/Gloria di perempat final All England 2018 Foto: Bergas Agung/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hafiz/Gloria di perempat final All England 2018 Foto: Bergas Agung/kumparan
ADVERTISEMENT
Di babak pertama All England 2018, Anthony Sinisuka Ginting langsung dihadang Tommy Sugiarto, dan Angga Pratama/Rian Agung Saputro langsung dijegal kompatriot Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
ADVERTISEMENT
Di babak pertama All England 2019, dua wakil Indonesia kembali harus bertemu dini pada babak 32 besar turnamen bulu tangkis tertua itu. Kali ini tidak tanggung-tanggung, dua ketidakberuntungan itu semuanya milik sektor ganda campuran.
Ya, ada Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang akan menantang Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja. Laga kedua akan mempertemukan Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami dengan duet anyar Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow.
Padahal, ganda campuran tengah disoroti setelah pensiunnya Liliyana Natsir. Tak ada Owi/Butet--sapaan Tontowi/Liliyana, sektor tersebut dipastikan kehilangan pemain terbaik. Lihat saja, hingga pekan kesembilan musim 2019 per 26 Februari, Indonesia tak punya wakil di Top 10 ganda campuran dunia.
Tugas sebagai penerus Owi/Butet diberikan kepada Hafiz/Gloria, yang saat ini berada di peringkat 11 dunia. Melihat peringkat, mereka pun dipastikan jadi ujung tombak skuat ganda campuran di All England 2019.
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi, drawing begitu merugikan ganda campuran Tanah Air. Hafiz/Gloria bukan sekadar lawan kompatriot di babak pertama, tapi juga lawan pasangan andalan setelah mereka: Praveen/Melati.
Yang lolos pun berkesempatan bertemu rekan senegara lainnya, Rinov/Pitha, atau pasangan Jerman, Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich. Jika Rinov/Pitha yang lolos, maka satu tempat dipastikan jadi milik Indonesia di perempat final atau delapan besar.
Well, itulah sisi positif yang coba dikejar pelatih kepala ganda campuran PBSI, Richard Mainaky.
"Hafiz/Gloria bertemu Praveen/Melati, saya tidak masalah siapa pun (yang menang). Tugas saya adalah Rinov/Pitha bisa mengalahkan Jerman itu. Jadi, satu sudah aman di delapan besar, itu strategi kita. Yang penting cut si Jerman," kata Richard saat ditemui kumparanSPORT di Pelatnas Cipayung beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Pasangan ganda campuran Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti terhenti di babak kedua Indonesia Masters 2019. Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan
Selain nama-nama yang sudah disebut, ganda campuran masih memiliki satu pasangan lagi, yakni Ronald Alexander/Annisa Saufika. Di babak pertama, keduanya akan melawan Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie yang merupakan wakil Malaysia.
Sementara pemenang antara Tontowi/Winny dan Alfian/Marsheilla di babak kedua berpeluang melawan pasangan Jepang, Takuro Hoki/Wakana Nagahara, atau peraih perak Olimpiade 2016, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia).
Peta persaingan ganda campuran dunia saat ini dikuasai pemain China, Wang Yilyu/Huang Dongping dan Zheng Siwei/Huang Yaqiong. Pasangan terakhir adalah ganda campuran nomor satu dunia.
Meski begitu, di All England 2018, Zheng/Huang kalah dari Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang). Indonesia sendiri baru lima kali merengkuh gelar di sektor ganda campuran All England sejak turnamen ini berlangsung pada 1899.
ADVERTISEMENT
Dimulai dari gelar Christian Hadinata/Imelda Wiguna pada 1979 hingga terakhir gelar milik Praveen Jordan/Debby Susanto pada 2016. Nah, di tengah-tengah periode itu, ada hattrick gelar All England Owi/Butet pada 2012, 2013, dan 2014 yang mengantarkan ganda campuran Indonesia naik podium puncak lima kali.