3 Faktor Utama Penyebab Bayi Lahir Prematur

15 November 2017 10:34 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi lahir prematur. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi lahir prematur. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Kelahiran bayi yang prematur masih menjadi salah satu hal yang dikhawatirkan oleh para oraang tua. Disebut bayi prematur adalah saat usia kehamilan belum memasuki cukup bulan, yaitu 40 minggu. Artinya, seorang ibu terpaksa melahirkan saat usia kandungannya masih berusia kurang dari 37 minggu.
ADVERTISEMENT
Bayi yang 'dipaksa' dikeluarkan lebih awal menyebabkan organ tubuhnya belum terbentuk dengan sempurna. Karena, minggu-minggu terakhir kehamilan merupakan waktu yang paling tepat bagi janin untuk menyempurnakan pertumbuhannya, terutama di bagian otak dan paru-paru.
Kondisi bayi yang seperti inilah yang mengharuskan bayi memerlukan perawatan khusus agar nyawa bayi bisa terselamatkan, karena bayi yang lahir prematur umumnya akan mengalami masalah kesehatan. Pertumbuhan bayi yang belum sempurna juga menyebabkan ukuran bayi menjadi lebih kecil, bahkan beratnya terkadang tak sampai 1.000 gram.
Kelahiran prematur ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut DR. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K) menjelaskan jika terdapat tiga faktor utama penyebab ibu berpotensi melahirkan bayi prematur. Apa saja?
1. Dari Ibunya Sendiri
Ibu hamil yang mengalami stres. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu hamil yang mengalami stres. (Foto: Thinkstock)
Berdasarkan penuturan dr. Rina, faktor pertama bisa berasal dari ibunya sendiri. Saat ibu memiliki gangguan kesehatan yang bisa berakibat buruk pada kelahirannya nanti, maka bayi harus dilahirkan lebih awal.
ADVERTISEMENT
"Misalnya ibunya mempunyai tekanan darah tinggi mencapai 200, maka ibu mengalami kejang-kejang dan pembuluh darah bisa pecah. Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, lebih baik bayi dikeluarkan lebih awal meskipun kondisi janin baik-baik saja," ungkap dr. Rina saat ditemui kumparan (kumparan.com) di Hotel Fairmont Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (14/11).
Kurangnya nutrisi yang cukup saat hamil juga bisa menjadi penyebabnya. Ibu hamil membutuhkan asupan nutrisi yang banyak agar kondisi ibu dan janin bisa sehat.
Tapi menurut dr. Rina, saat ini banyak wanita yang justru mengalami kekurangan vitamin D yang bisa memicu pre-eklampsia. Gizi yang buruk bisa memicu bayi lahir prematur.
2. Dari Bayinya Sendiri
Ilustrasi bayi lahir prematur. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi lahir prematur. (Foto: Thinkstock)
Kondisi janin yang tidak memungkinkan juga bisa menyebabkan bayi lahir prematur. Meskipun kondisi sang ibu baik, tapi saat bayi yang dikandungnya mengalami gangguan kesehatan, maka hal ini akan memaksa bayi harus dikeluarkan lebih cepat.
ADVERTISEMENT
"Terkadang ibunya tidak masalah tapi bayinya yang justru menimbulkan masalah. Misalnya saja, pertumbuhan bayi yang tidak stabil saat berada di dalam kandungan. Air ketuban sudah semakin sedikit, tapi berat badan janin tidak naik atau bahkan semakin turun, misalnya hanya berada di angka 1.200 gram. Jika hal ini terjadi, maka bayi harus dilahirkan prematur karena bisa berbahaya jika terus dibiarkan di dalam kandungan," tambahnya.
3. Dari Plasenta
Plasenta (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Plasenta (Foto: Pixabay)
Plasenta merupaka penghubung antara ibu dan bayi. Dengan adanya penghubung ini, maka ikatan antara ibu dan bayi saat masih berada di dalam kandungan bisa terjalin dengan sangat kuat.
Namun, saat plasenta tak lagi berfungsi dengan baik maka bisa menimbulkan masalah yang serius pada ibu ataupun janin sehingga pilihan bayi dilahirkan prematur juga harus dilakukan.
ADVERTISEMENT
"Plasenta itu kan harusnya segar dan bagus, tapi sang ibu justru malah mengalami pengapuran plasenta sehingga makanan yang masuk hanya masuk ke ibunya semua sedangkan bayinya tidak mendapatkan makanan yang cukup sehingga hal ini pun menjadi berbahaya," pungkasnya mengakhiri perbincangan.