4 Perempuan Raih Penghargaan L'Oreal UNESCO for Women in Science 2018

9 November 2018 8:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penghargaan L’Oreal Woman in Science 2018
 (Foto: Ratmia Dewi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penghargaan L’Oreal Woman in Science 2018 (Foto: Ratmia Dewi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Untuk ke-15 kalinya penghargaan L’Oreal-UNESCO For Women in Science digelar secara nasional di Indonesia. Bekerjasama dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU Kemendikbud), L’Oréal Indonesia kembali menganugerahkan penghargaan kepada empat perempuan peneliti hebat.
ADVERTISEMENT
"Sejak 2004, kami berkomitmen untuk mendukung peran ilmuwan perempuan bagi kehidupan manusia melalui penemuan mereka. Kami percaya bahwa perempuan yang berkecimpung di bidang sains bisa mengubah dunia. Sebab dunia membutuhkan sains dan sains membutuhkan perempuan," jelas Umesh Phadke, Presiden Direktur L'Oreal Indonesia di Raffles Hotel, Jakarta Selatan, Kamis (8/11).
Memang tak dapat dipungkiri jumlah ilmuwan perempuan di Indonesia bahkan di tingkat dunia pun masih timpang jika dibandingkan dengan jumlah ilmuan laki-laki.
Kesetaraan gender serta kondisi dunia sains dan perempuan di Indonesia khususnya, patut mendapatkan perhatian lebih. Menurut data UNESCO, jumlah mahasiswa perempuan lulusan bidang sains cukup tinggi, yakni sebanyak 52 persen, namun angka mahasiwa perempuan tingkat dokter hanyalah 35 persen. Hal ini menunjukkan, perempuan yang melanjutkan karier di bidang sains masih rendah. Tercatat jumlah ilmuwan perempuan hanya 31 persen saja dari total seluruh ilmuwan yang ada di Indonesia. Angka tersebut jauh lebih rendah dengan kondisi negara tetangga, misalnya Filipina dan Thailand, di mana jumlah peneliti perempuannya mencapai lebih dari 50 persen.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu tentu menjadi hal yang penting untuk menghadapi perkembangan di era yang sangat dinamis ini, tuntutan memahami sains dan teknologi semakin tinggi. Dunia pun perlu mengubah pemikirannya bahwa sains, teknologi, teknik, dan matematika bukanlah lahan pria saja. Perempuan juga memiliki andil dalam berkecimpung di dunia STEM.
Tak heran setiap tahunnya L’ORÉAL-UNESCO For Women in Science National Fellowship Awards memberikan dukungan untuk rencana penelitian yang akan dilakukan oleh para perempuan peneliti di tanah air. Di 2018 ini empat perempuan peneliti terpilih membuktikan prestasinya melalui penelitian yang akan direalisasikan untuk perkembangan dunia medis, sains dan teknologi di tanah air.
Keempat perempuan peneliti tersebut terbagi dalam dua kategori pertama material science yang diraih oleh Athanasia Amanda Septevani, Ph.D dari Research Centre for Chemistry – LIPI, Jakarta dan Sylvia Ayu Pradanawati, Ph.D dari Surya University, Tangerang. Kemudian untuk kategori life sciences diraih oleh Dr. Yessie Widya Sari, M.Si dari Institut Pertanian Bogor dan Korri Elvanita El Khobar, Ph.D dari Eijkman Institute, Jakarta
Penghargaan L’Oreal Woman in Science 2018
 (Foto: Ratmia Dewi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penghargaan L’Oreal Woman in Science 2018 (Foto: Ratmia Dewi/kumparan)
Keempat perempuan peneliti ini akan mendapatkan dana sebesar Rp 80 juta dari penghargaan L’ORÉAL – UNESCO For Women in Science National Fellowship Awards 2018 untuk digunakan dalam melakukan penelitian mereka.
ADVERTISEMENT
Terkait penelitian yang dilakukan empat perempuan tersebut, kumparanSTYLE pun sempat berbincang dengan beberapa ilmuwan perempuan yang menyabet penghargaan L’ORÉAL – UNESCO For Women in Science 2018.
Salah satunya adalah Korri Elvanita El Khobar, Ph.D yang memiliki perhatian khusus pada persoalan hepatitis di Indonesia. Melalui penelitiannya, Korri berupaya untuk mendeteksi dini pengidap hepatitis.
"Terdapat 30 juta orang di Indonesia yang terjangkit hepatitis dan permasalahan utamanya mereka telat mengalami diagnosa, bahkan mereka tidak tahu jika terinfeksi hepatitis. Mereka baru akan pergi ke dokter saat sudah terjadi peradangan yang ditandai dengan rasa sakit, padahal hepatitis itu kalau sudah peradangan akan sangat sulit untuk ditangani," ujar peneliti di Lab hepatitis lembaga Eijkman tersebut.
Kemudian Dr. Yessie Widya Sari, M.Si dari Institut Pertanian Bogor. Doktor yang menyelesaikan studinya dibidang Bio-based Science di Wageningen University, Belanda ini memaparkan akan mengembangkan penelitian terhadap pemanfaatan mikroalga sebagai kemasan makanan berbasis bioplastik yang diharapkan dapat mengatasi penggunaan plastik sintetis.
Penghargaan L’Oreal Woman in Science 2018
 (Foto: Ratmia Dewi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penghargaan L’Oreal Woman in Science 2018 (Foto: Ratmia Dewi/kumparan)
Penelitian terkait energi terbarukan lainnya juga datang dari Sylvia Ayu Prdanawati, Ph.D. Dalam penelitiannya ia berupaya memanfaatkan sekam padi sebagai komposisi anoda baterai berbasis silikon. Hal ini dapat membantu memenuhi kebutuhan listrik yang aman dan awet di daerah-daerah terpencil.
ADVERTISEMENT
Terakhir dari Athanasia Amanda Septevani, Ph.D yang berupaya menjawab tantangan keterbatasan teknologi layar yang bahannya masih kaku, mudah retak dan berasal dari sumber alam yang tidak dapat diperbaharui menjadi kuat, fleksibel dan berkelanjutan dalam mendukung teknologi layar di masa depan.
Dalam kesempatan penganugerahan penghargaan ini, Presiden Direktur L’Oreal Indonesia Umesh Phadke berharap masyarakat memberikan dukungan kepada perempuan peneliti. Senada dengan Prof.Dr. Arief Rachman, yang menekankan pentingnya mendukung perempuan peneliti Indonesia.
"Dengan lebih banyaknya perempuan berperan di dunia sains, bukan saja kita menjawab masalah ketimpangan gender, tetapi juga bisa memastikan riset-riset yang diproduksi benar-benar yang terbaik dan sudah mempertimbangkan berbagai hak yang mungkin dulu dikesampingkan, seperti jenis kelamin, sehingga penelitian yang dilakukan bisa bersifat inklusif dan juga bermanfaat untuk semua orang," jelas Prof.Dr. Arief Rachman, Ketua Harian KNIU Kemdikbud.
ADVERTISEMENT