Amankah Lakukan Botoks di Usia 20-an?

25 Januari 2019 9:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Botox. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Botox. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Tingginya persentase perempuan yang melakukan suntik botoks di usia muda kian mengkhawatirkan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang diperoleh Transform Cosmetic Surgery, jumlah pelaku botoks yang berusia di bawah 25 tahun meningkat 56 persen ketimbang tahun sebelumnya. Obsesi untuk menghilangkan kerutan wajah begitu mengakar di kalangan perempuan masa kini, terutama di kalangan perempuan Amerika dan Australia.
Australasian College of Cosmetic Surgery (ACCS) menjelaskan pada 2017 saja, perempuan Australia menghabiskan sekitar Rp 3,5 miliar demi botoks. Sedangkan ratusan ribu perempuan lainnya rela mengantri berbulan-bulan demi mendapat slot botoks di klinik dokter kepercayaan masing-masing.
Pada dasarnya, botoks atau botulinum toxin berguna menyamarkan kerutan pada wajah orang dewasa. Cairan botox terbuat dari bakteri bernama clostridium botulinum dan terdaftar sebagai obat keras yang hanya bisa diperoleh oleh resep dokter di Indonesia.
Ilustrasi Botox. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Botox. (Foto: Thinkstock)
Karena sifatnya yang keras dan mengubah tampilan wajah secara permanen, botoks tak boleh dilakukan sembarangan. Hanya dokter ahli yang sudah berpengalaman lah yang boleh menyuntikkan botoks ke wajah pasien.
ADVERTISEMENT
Jika salah dosis dan posisi, wajah bisa tampak aneh alias 'rusak'. Tak sedikit selebriti yang harus kehilangan wajah cantiknya akibat botoks.
Oleh karena sifatnya yang ampuh menghapus kerutan, botoks normalnya dilakukan oleh perempuan usia 30-an ke atas. Lantas, apa yang membuat usia pelaku botoks jadi semakin muda?
Menurut dr Anne Marie Gillet dari Transform Cosmetic Surgery, generasi milenial berusia 20an sangat mementingkan penampilan.
"Tampilan fisik merupakan segalanya untuk kelompok usia ini, dan mereka sudah semakin aware tentang perawatan kecantikan apa saja yang bisa mencegah munculnya tanda penuaan," jelas dr Gillet.
Dr Darren McKeown, pemilik klinik kecantikan di Glasgow dan London menyampaikan hal senada. "Sementara orang-orang berpikir botoks membuat wajah tampak aneh dan tidak natural, perempuan muda melihat ini sebagai hal yang fashionable dan menarik," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Meski terkesan kurang bijaksana, secara medis tak ada larangan untuk melakukan botoks di usia 20an.
Ilustrasi Botox. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Botox. (Foto: Thinkstock)
"Botoks sudah di-approve FDA (Food & Drug Administration atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) dan diperbolehkan untuk pasien usia 18 tahun ke atas. Kebanyakan pasien melakukan botoks di usia 30, bahkan kini di usia 20an. Gunanya untuk mencegah terbentuknya kerutan sesegera mungkin mulai usia 25an," jelas dr Jody Levine, MD, kepada Byrdie.
Meski aman dilakukan di usia 20an, para ahli mengingatkan pasien untuk tidak gegabah dan melakukannya secara berlebihan.
"Lebih banyak tak selalu berarti lebih baik. Terlalu banyak menyuntikkan botoks bisa berujung para atrophia (berhentinya pertumbuhan) otot, yang tampak sangat jelas pada area mata, di mana wajah terlihat menua lebih dulu," sambungnya lagi.
ADVERTISEMENT
Dan jika otot pada area mata menciut dan kehilangan volumenya karena efek botoks jangka panjang, wajah malah akan terlihat lebih tua ketimbang aslinya.
Keputusan untuk melakukan botoks sepenuhnya berada di tangan Anda sebagai pasien. Yang harus diketahui, hasil botoks biasanya akan bertahan selama empat hingga enam bulan lamanya. Setelah efeknya memudar, Anda wajib berkonsultasi pada ahli untuk mengecek kondisi dan kebutuhan kulit Anda.