Benarkah Kandungan Talc pada Bedak Johnson's Sebabkan Kanker Ovarium?

14 Juli 2018 12:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bedak bayi (Foto: Dok. Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bedak bayi (Foto: Dok. Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Bedak tabur bayi Johnson & Johnson dituding dapat memicu kanker ovarium. Kamis (14/7), pengadilan Missouri Amerika Serikat menuntut Johnson & Johnson untuk membayar ganti rugi sebesar Rp 68 triliun kepada konsumen.
ADVERTISEMENT
22 perempuan melayangkan tuntutan terhadap raksasa farmasi ini akibat kandungan asbestos yang ada dalam bedak tabur Johnson's.
Dilansir The Guardian, Johnson's menggunakan talc yang mendandung asbestos sebagai bahan utama bedak taburnya. Abestos merupakan mineral halus yang biasa digunakan dalam proses pembuatan kapal dan kereta api. Bersifat tahan api dan panas, zat karsinogenik ini disebut berpotensi menyebabkan kanker paru-paru jika terhirup dalam waktu yang lama.
Meski diperuntukkan bagi bayi, pada praktiknya banyak perempuan dewasa yang menaburkan bedak Johnson's pada organ intimnya untuk memberi rasa nyaman dan menghilangkan gatal. Hal ini membuahkan kekhawatiran. Benarkah Johnson's Baby Powder berpotensi menyebabkan kanker ovarium?
Hingga kini, kontroversi masih bergulir.
Ovarium (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ovarium (Foto: Pixabay)
Consumer Safety menyebutkan bahwa pada 1971, ditemukan partikel talc pada tumor konsumen Johnson's. Pada 75 persen kasus tumor yang diteliti, seluruhnya terkontaminasi mineral talc.
ADVERTISEMENT
Partikel ini diduga kuat berasal dari bedak tabur Johnson's yang dipakai selama bertahun-tahun. Sejak saat itu, banyak peneliti menarik kesimpulan bahwa bedak tabur Johnson's memang meningkatkan risiko perempuan terkena kanker ovarium.
Journal of Epidemiology & Community Health 2008 menyatakan bedak talc yang diaplikasikan pada area genital berpotensi menyebabkan kanker.
Begitu pula dengan studi Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention 2010 yang dilakukan terhadap 66 ribu perempuan dan Cancer Prevention Research 2014 yang melibatkan 18,3 ribu perempuan.
Johnson's Baby Powder (Foto: Dok. Johnson & Johnson)
zoom-in-whitePerbesar
Johnson's Baby Powder (Foto: Dok. Johnson & Johnson)
Organisasi kesehatan The European Union (EU) pun melarang penggunaan talc dalam produk perawatan tubuh. The U.S. Food and Drug Administration (FDA), The Centers for Disease Control (CDC), dan Occupational Safety and Health Administration (OSHA) kompak menyatakan talc berbahaya bagi kesehatan.
ADVERTISEMENT
Meski ada banyak studi yang membuktikan eratnya kaitan bedak tabur produksi Johnson's dengan kanker ovarium, pihak Johnson & Johnson sendiri membantah keras tudingan tersebut.
Klaim aman Johnson's diperkuat oleh Cancer Research UK yang menyatakan talc tak ada kaitannya dengan sel kanker. "Johnson & Johnson tetap yakin bahwa produknya tidak mengandung asbestos dan tak menyebabkan kanker ovarium," tegas Mark Lanier, pengacara Johnson & Johnson, seperti dikutip The Washington Post.