Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Benarkah Makanan Bisa Memengaruhi Mood Seseorang?
13 Mei 2017 9:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Seringkali kita mengalami mood swing atau perubahan mood secara tiba-tiba. Mungkin kamu mengira jika perubahan mood disebabkan oleh faktor lingkungan atau sedang mengalami PMS bagi wanita.
ADVERTISEMENT
Namun, ternyata tak melulu disebabkan oleh faktor lingkungan ternyata makanan juga tak hanya berdampak pada pada kesehatan tubuh semata tapi bisa mempengaruhi mood loh!
Bagaimana bisa?
Dilansir Times of India, apa yang kita makan akan berdampak pada pemikiran dan perasaan seseorang. Ada istilah untuk menyebutkan hubungan antara makanan dengan mood, yaitu Nutritional Psychiatry atau piskiatri gizi.
Sebuah studi baru-baru ini menegaskan jika kelebihan konsumsi tepung, gula dan garam pasti akan dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Hubungan antara makanan dan suasana hati juga pernah ditulis dan dibuktikan dalam teks Ayurveda kuno (ilmu kesehatan yang berasal dari negara India). Teks ini menunjukkan bagaimana sebuah makanan dapat mempengaruhi perasaan seseorang.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga ditunjukkan oleh bagian kesehatan Universitas Harvard di mana jurnal kesehatan yang dimiliki Harvard menunjukkan bagaimana sebuah makanan bisa menentukan cara kerja otak.
Jika seseorang mengonsumsi makanan yang berkualitas maka otak juga akan berfungsi dengan optimal. Hal ini bisa diibaratkan seperti sebuah mobil yang diisi dengan jenis bensin terbaik maka mesin mobil pun akan berfungsi dengan baik karena tubuh kita layak untuk mendapatkan makanan terbaik.
Mengonsumsi makanan berkualitas tinggi yang dikemas dengan vitamin, mineral dan antioksidan akan membantu dan melindungi otak dari stres oksidatif, yang mana bisa membahayakan sel tubuh.
Belum banyak orang yang tahu tentang hubungan antara makanan dan suasana hati. Padahal dengan memahami hal ini, maka kita pun akan lebih peduli dengan makanan yang kita santap. Makanan sehat tidak hanya membuat bentuk tubuh menjadi ideal atau proporsional, namun makanan juga terkait dengan aktivitas mental yang lebih sehat.
ADVERTISEMENT
Di dalam tubuh, terdapat neurotransmitter yaitu pembawa sinyal ke sel-sel otak atau neutron. Dan salah satu neutrotransmitter yang telah diidentifikasi selama bertahun-tahun adalah 'hormon kebahagiaan' atau sering disebut dengan serotonin.
Sebagai hormon yang dipercaya sebagai pemberi perasaan nyaman dan senang, serotonin akan disentesis oleh sel-sel enterochmaffin di saluran pencernaan yang akan mempengaruhi nafsu makan seseorang.
Menurut jurnal kesehatan Harvard, 95% serotonin diproduksi di saluran gastrointestinal. Kemudian, saluran yang dilapisi oleh jutaan neutron ini akan membuat hubungan antara makanan dan suasana hati lebih jelas karena sekali kita makan maka sistem pencernaan tidak hanya akan menghancurkan dna mencerna makanan saja namun secara bersamaan juga memandu emosi kita.
Jika makanan sudah dicerna, serotonin pun juga akan bekerja untuk menentukan rasa kenyang yang didapat sehingga suasana hati setelah makan juga bisa ditentukan oleh adanya hormon ini. Oleh karena itu, pilihlah makanan yang sekiranya bisa membuat kamu lebih senang dan tentunya lebih sehat.
ADVERTISEMENT