Berjalan 4.000 Langkah Setiap Hari Mampu Menjaga Kesehatan Otak

31 Desember 2017 8:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Berjalan Kaki Menjaga Kesehatan Otak (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Berjalan Kaki Menjaga Kesehatan Otak (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejatinya, berjalan kaki merupakan sebuah olahraga yang paling sering dilakukan oleh semua orang. Selain mudah dilakukan, berbagai manfaat juga bisa didapatkan dari kegiatan fisik ini, seperti menyehatkan paru-paru hingga membakar lemak. Namun, selain menyehatkan tubuh, berjalan kaki juga dapat memberikan manfaat baik bagi otak. Benarkah?
ADVERTISEMENT
Dilansir Medical News Today, baru-baru ini terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of California, Los Angeles, yang menunjukkan bahwa jalan kaki dapat menjaga kesehatan otak, serta mendukung ketahan fungsi kognitif otak secara keseluruhan.
Seiring bertambahnya usia, masalah ingatan biasanya mulai terjadi. Hal tersebut merupakan bagian alami dari proses penuaan, namun dalam beberapa kasus, masalah tersebut dapat mengindikasikan kerusakan kognitif ringan, bahkan bisa berkembang menjadi demensia.
Terlepas dari seberapa ringan atau parah masalah ingatan ini, semuanya dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Penelitian baru dari Semel Institute for Neuroscience and Human Behavior di University of California, Los Angeles, menunjukkan bahwa ada cara yang relatif mudah untuk menjaga otak Anda agar tetap prima di masa tua, yaitu dengan berjalan kaki setiap hari.
ADVERTISEMENT
“Berjalan kaki dapat meningkatkan perhatian, kepekaan dalam menampung suatu informasi, serta berguna untuk meningkatkan kemampuan kognitif lainnya,” jelas Prabha Siddarth, peneliti dari University of California.
Berjalan kaki setiap hari selama 15 menit (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Berjalan kaki setiap hari selama 15 menit (Foto: Thinkstock)
Untuk membuktikan hasil penelitiannya, Siddarth bersama timnya merekrut 29 orang dewasa yang berusia 60 ke atas, di mana 26 orang menyelesaikan studi selama periode 2 tahun.
Para peserta dibagi menjadi dua kelompok yang berbeda. Kelompok pertama adalah kelompok dengan aktivitas fisik rendah, terdiri dari orang-orang yang berjalan kaki sebanyak 4.000 langkah per hari. Dan kelompok kedua adalah kelompok dengan aktivitas fisik tinggi, terdiri dari orang-orang yang berjalan lebih dari 4.000 langkah per hari.
Untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kemampuan kognitif, peneliti menggunakan MRI untuk mengukur volume dan ketebalan hippocampus, yaitu wilayah pada otak yang terkait dengan pembentukan dan penyimpanan ingatan, serta orientasi spasial.
ADVERTISEMENT
Tak hanya pemindaian MRI, para peserta juga menjalani serangkaian tes neuropsikologis, untuk mengkonsolidasikan penilaian kapasitas kognitif mereka.
Pada akhir penelitian, ditemukan fakta bahwa mereka yang berada dalam kelompok aktivitas fisik tinggi memiliki hippocampus yang lebih tebal, dibandingkan dengan kelompok aktivitas fisik rendah.
Kelompok aktivitas tinggi juga memiliki perhatian lebih baik, kemampuan memproses informasi lebih cepat, serta memori kerja otak yang lebih efisien. Memori kerja merupakan daya yang kita gunakan setiap hari untuk membuat keputusan spontan.
Namun, Siddarth dan timnya tidak melaporkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok aktivitas tinggi dan kelompok aktivitas rendah perihal daya ingat. Penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk mencari dan menguji hubungan antara aktivitas fisik dengan kemampuan daya ingat.
ADVERTISEMENT