Bincang Karier: Catherine Sutjahyo, Chief Commercial Expansion GO-JEK

7 November 2018 9:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chief Commercial Expansion Gojek Catherine Hindra Sutjahyo. (Foto: Fanny Kusumawardhany/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Chief Commercial Expansion Gojek Catherine Hindra Sutjahyo. (Foto: Fanny Kusumawardhany/kumparan)
ADVERTISEMENT
Catherine Hindra Sutjahyo (35) telah delapan tahun malang melintang berkarier di dunia digital.
ADVERTISEMENT
Perempuan lulusan dari Nanyang Technological University di Singapore ini mengawali kariernya di bidang konsultan. Namun seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa bekerja di bidang konsultan kurang tepat bagi dirinya. Oleh karena itu, di tahun 2012 Catherine memberanikan diri untuk menginjakkan kakinya di ranah digital dengan menjadi Managing Director dan Co-Founder dari perusahaan retail baju ternama di Indonesia, ZALORA.
Sejak itu, ia menyadari bahwa di era digital saat ini, bekerja di bidang teknologi merupakan pilihan yang tepat. Dengan adanya kemudahan akses terhadap fasilitas dan kecanggihan teknologi, generasi muda harus bisa memanfaatkannya untuk menghasilkan perubahan signifikan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup di Indonesia.
Setelah berkarier selama empat tahun di ZALORA, Catherine melihat kesempatan baru dalam dunia retail. Ia duduk sebagai CEO Alfacart, sebuah terobosan baru di dunia retail yang memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan sebuah cara berbelanja yang praktis dan mudah. Alfacart juga mempermudah akses masyarakat di seluruh pelosok Indonesia agar bisa mendapatkan semua barang dengan harga yang sama dimanapun mereka berada.
ADVERTISEMENT
Kemudian sejak Oktober 2017, ia bergabung dengan GO-JEK, sebagai Chief Commercial Expansion di GO-JEK yang mengepalai platform GO-FOOD.
Chief Commercial Expansion Gojek Hindra Sutjahyo. (Foto: Fanny Kusumawardhany/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Chief Commercial Expansion Gojek Hindra Sutjahyo. (Foto: Fanny Kusumawardhany/kumparan)
Melalui platform ini Catherine ingin membantu para pengusaha kuliner kecil untuk mengembangkan bisnis mereka melalui program GO-FOOD Festival yang kini telah tersebar di 22 lokasi.
kumparanSTYLE berkesempatan untuk berbincang dengan Catherine tentang perjalanan karier dan pendapatnya tentang peran perempuan di dunia digital. Dengan semangat yang menggebu-gebu dan ekspresi yang selalu ceria, Catherine bersedia meluangkan waktunya untuk membagi kisah suksesnya bersama kami.
Simak wawancara kumparanSTYLE dengan Catherine Hindra Sutjahyo berikut ini.
Anda mengawali karier dengan bekerja di perusahaan konsultan. Apa yang kemudian membuat Anda memutuskan untuk terjun ke dunia digital?
Perusahaan konsultan itu merupakan pekerjaan pertama saya dan saya masih percaya hingga saat ini bahwa pekerjaan itu yang membuat saya memahami apa yang sebenarnya terjadi di luar sana. Namun seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa saya lebih menyukai pekerjaan yang bergerak di bidang operasional, di mana saya bisa langsung terjun sendiri untuk mengerjakan semuanya. Itulah alasan mengapa saya pindah dari bisnis konsultan ke bidang lain.
ADVERTISEMENT
Bagaimana rasanya bekerja di dunia digital dan di perusahaan unicorn startup seperti GO-JEK?
Menurut saya bekerja di GO-JEK sangatlah bermanfaat. Karena yang saya lihat selama ini, jika orang ditanya ingin pekerjaan yang seperti apa, mereka akan menjawab ingin bekerja di bidang yang bisa menghasilkan sebuah perubahan. Dan Anda akan merasakan hal itu ketika bekerja di GO-JEK. Kami bekerja untuk menghasilkan sesuatu yang positif. Kita bisa melihat sendiri bahwa apa yang kami lakukan memberikan perubahan langsung kepada masyarakat.
Sebelum bekerja di GO-JEK, Anda menjadi Co-Founder dari Zalora dan sempat bekerja untuk Alfacart. Tiga perusahaan tersebut bergerak di bidang yang sangat berbeda. Bagaimana Anda menghadapi transisinya?
Bagi saya, tiga pekerjaan ini memiliki satu kesamaan, yaitu bagaimana cara kita memanfaatkan teknologi dan perangkat yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan hidup di Indonesia. Yang berbeda hanya bentuk produk yang dihasilkan saja. Dulu, perusahaan e-commerce menjawab kebutuhan masyarakat di berbagai daerah untuk bisa mendapatkan barang yang sama dengan masyarakat kota dan itu saya rasakan di ZALORA dan Alfacart. Kemudian sekarang di GO-JEK, kami memberikan platform bagi masyarakat untuk bisa mendapatkan akses terhadap alat transportasi, makanan, hingga gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari melalui teknologi.
ADVERTISEMENT
Saat ini di GO-JEK Anda menjabat sebagai Chief Commercial Expansion. Jelaskan mengenai peran Anda.
Sebagai Chief Commercial Expansion, yang saya lakukan setiap hari adalah memimpin semua bagian di GO-FOOD untuk GO-JEK. Tidak hanya GO-FOOD delivery, tetapi GO-FOOD dalam skala yang lebih besar. Saya dan tim berusaha untuk terus memberikan inovasi di dalam ekosistem makanan, salah satu caranya adalah lewat GO-FOOD Festival. Saat ini kita sudah tersebar di 22 lokasi, kami berharap jumlahnya akan semakin bertambah hingga akhir tahun nanti. Program ini juga bertujuan untuk membantu merchant/ tenan kecil untuk bisa mengembangkan bisnis mereka. Kami menyadari bahwa banyak sekali pebisnis kuliner kecil yang tidak memiliki banyak modal untuk membuka cabang baru padahal usahanya banyak diminati. Oleh karena itu, kami berusaha membantu mereka dengan memberikan platform berupa GO-FOOD Festival ini.
ADVERTISEMENT
Lalu apa saja yang Anda lakukan untuk membantu UMKM di sektor kuliner?
Selain GO-FOOD Festival, kami membuat GO-FRESH. Saya yakin tidak banyak orang yang mengetahui tentang platform ini karena GO-FRESH memang ditujukan untuk para tenan. Selama ini kami menjalin hubungan yang baik dengan mitra-mitra yang tergabung dalam GO-FOOD, dan ternyata yang menjadi kesulitan mereka selama ini adalah mahalnya harga bahan-bahan dasar.
Untuk bisnis kuliner seperti depot atau warung, pilihan mereka satu-satunya adalah pergi ke pasar untuk belanja dengan harga toko. Nah, melalui GO-FRESH kami memberikan solusinya. Jika para tenan berbelanja di GO-FRESH, harganya akan jauh lebih murah karena kami bernegosiasi langsung dengan pemasok bahan-bahan makanan. Jadi kami memang terus mengembangkan inovasi-inovasi baru yang dipelajari dari pembeli dan penjual.
ADVERTISEMENT
Apa yang menjadi tantangan terbesar Anda selama berkarier di dunia digital?
Tantangan yang selama ini saya hadapi bukanlah tantangan yang buruk, melainkan tantangan yang sangat membangun. Salah satunya adalah dengan bertanya pada diri sendiri, apa saja yang bisa kita lakukan untuk bisa menghadirkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya dan bisa lebih bermanfaat untuk banyak orang.
Chief Commercial Expansion Gojek Catherine Hindra Sutjahyo. (Foto: Fanny Kusumawardhany/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Chief Commercial Expansion Gojek Catherine Hindra Sutjahyo. (Foto: Fanny Kusumawardhany/kumparan)
Selalu berada di posisi atas, pernahkah Anda merasa ragu dalam mengambil keputusan? Jika ya, bagaimana cara Anda menghadapinya?
Saya sangat beruntung, karena di GO-JEK kami memiliki budaya yang disebut fast and fearless, cepat dan tidak takut. Dua kata itu memiliki makna yang sangat penting dalam pekerjaan yang kami jalani sehari-hari. Fast and fearless bisa membuat semua orang yang bekerja di perusahaan ini lebih berani untuk mencoba, mengambil kesempatan yang ada, dan tidak takut untuk melakukan kesalahan.
ADVERTISEMENT
Hal itu yang membuat kita terbiasa untuk membuat keputusan dalam waktu yang cepat dengan kalkulasi yang tepat. Jadi ketika saya merasa tidak yakin dengan keputusan yang saya buat, saya akan menjabarkan poin-poin pentingnya. Dengan begitu, apabila terjadi kesalahan saya sudah tahu apa penyebabnya. Dalam hal ini, kesadaran diri kita menjadi kunci utama agar tidak takut dalam mengambil keputusan.
Bagaimana gaya Anda dalam memimpin?
Sebagai pemimpin, sudah menjadi tugas saya untuk mencari orang-orang terbaik yang lebih baik dari saya di segala bidang. Jika mereka bekerja di bidang marketing, maka mereka harus memiliki kemampuan yang lebih baik di bidang itu sehingga kita bisa saling belajar. Menurut saya, tugas utama seorang pemimpin adalah mendorong mereka untuk berkembang, memberikan kesempatan, dan menjadi penyemangat.
ADVERTISEMENT
Di usia yang masih muda Anda sudah dapat menduduki posisi strategis di perusahaan yang mayoritas karyawannya adalah generasi milenial. Bagaimana Anda menghadapi karakter generasi milenial yang dikenal dinamis?
Prinsip saya adalah memberikan ruang bagi tim saya untuk berkembang. Saya percaya bahwa memberikan semua orang kesempatan itu sama dengan mengembangkan apa yang kita kerjakan. Berikan ruang sebanyak mungkin agar mereka berkembang sesuai dengan keinginan mereka, namun pastikan juga Anda memberikan batasan untuk melindungi misi utama dari tempat mereka bekerja.
Selama kurang lebih 8 tahun berkarier di dunia digital, menurut Anda bagaimana peran perempuan di dunia digital saat ini?
Saya sangat beruntung karena dalam perjalanan saya menuju posisi saat ini, isu-isu mengenai pemberdayaan perempuan sedang mendapat perhatian penuh. Menurut saya, pemberdayaan perempuan itu berujung pada satu hal, yaitu keberagaman.
ADVERTISEMENT
Keberagaman tidak hanya tentang perempuan saja, tetapi bisa juga mengacu pada usia, latar belakang sosial, atau hal lain. Dengan adanya keberagaman, kita jadi semakin kaya dalam memberikan solusi, karena itu saya percaya bahwa dunia teknologi memang membutuhkan perempuan di dalamnya untuk memperkaya solusi-solusi saat menghadapi segala macam masalah.
Misalnya di GO-FOOD, platform ini sangat dekat sekali dengan kebutuhan perempuan. Para ibu yang berkarier, dapat memastikan anaknya mendapat makanan yang sesuai karena mereka memesan sendiri makanan anaknya lewat aplikasi GO-FOOD. Jika tidak ada peran perempuan, saya yakin masyarakat tidak akan merasakan relasi yang kuat dengan platform ini.
Jadi saya mewakili semua perempuan lajang yang bekerja di industri teknologi, sekarang kita tahu apa yang dibutuhkan oleh perempuan dan banyak orang, jadi ketika sedang membuat sebuah produk, kita tahu produk seperti apa yang tepat. Itu yang saya percaya tentang keberagaman.
ADVERTISEMENT
Berkarier di perusahaan fast pace seperti GO-JEK, masih ada waktu untuk me time?
I do have me time! Saya bukan orang yang pandai memasak atau membuat kue, tetapi saya menikmati prosesnya. Jadi ketika sedang memiliki waktu luang, di akhir pekan misalnya, saya akan memasak dan membuat kue. Saya menikmati segala proses pembuatan dan vibes-nya. Itu memberikan efek therapeutic yang menenangkan bagi saya.
Simak cerita perempuan inspiratif lainnya di topik sheinspiresme.