Cerita Widya Febriani yang Kesulitan Cari Bra dengan Ukuran 40 G

6 Agustus 2018 17:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Body Issue: Widya Febriani (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Body Issue: Widya Febriani (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Memiliki payudara berukuran super besar ternyata bukanlah hal yang menyenangkan. Setidaknya inilah yang dirasakan oleh seorang perempuan bernama Widya Febriani. Dengan ukuran payudara 40 G, membuatnya kesulitan mencari bra yang sesuai. Selain itu, ia juga sering menjadi objek ejekan.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan payudaranya yang semakin membesar ini dirasakan Widya saat ia duduk di bangku SMA. Awal-awal memiliki payudara besar, perempuan 31 tahun ini sempat merasa minder dan malu karena ukurannya yang tidak biasa. Sudah pasti, ejekan, hinaan, dan godaan dari para lelaki pernah diterimanya.
Beberapa waktu lalu, kumparanSTYLE sempat berbincang dengan perempuan yang akrab disapa Widy ini. Ia memberanikan diri untuk bercerita tentang body diversity. Berikut kisahnya:
Sebagai seseorang yang memiliki payudara berukuran besar, apa yang Anda pikirkan tentang tubuh Anda?
Kalau sekarang saya mikirnya saya itu seksi. Aku pikir ini memang anugerah dari Tuhan jadi tinggal dijalankan saja. Mau seperti apa dan mau bagaimanapun, ya seperti inilah bentuk tubuh saya.
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda mengalami kesulitan untuk menerima bentuk tubuh Anda sendiri?
Pernah, dan sampai sekarang pun sebenarnya masih sulit apalagi ketika saya tidak bisa menemukan apapun yang saya pakai. Ukuran bra saya 40 G dan sangat susah sekali mencari bra dengan ukuran tersebut. Di Indonesia kadang ada sampai ukuran F dan itupun masih tidak cukup. Saya sempat cari di beberapa situs luar negeri dan memang ada, tapi kan saya tidak mungkin harus beli dari luar negeri terus.
Lantas, bagaimana Anda akhirnya menemukan bra yang tepat sesuai ukuran payudara?
Jadi saya sudah coba beberapa merek bra, mulai dari Sorella, Sorex, dan Wacoal ada sampai cup E dan F tapi tetap tidak menutupi payudara saya. Sampai akhirnya waktu itu saya ke Makassar dan sedang lihat-lihat bra di Marks & Spencer, saya lihat di sana ada sampai ukuran G. Saya coba dan ternyata muat. Saya langsung ingin beli banyak tapi ternyata stoknya hanya satu.
ADVERTISEMENT
Begitu kembali ke Jakarta, saya sudah keliling-keliling ke seluruh toko Marks & Spencer tapi tidak ada bra yang sesuai dengan ukuran saya. Akhirnya saya selalu titip ke teman-teman saya kalau mereka lagi ke luar negeri, Malaysia atau Eropa.
Body Issue: Widya Febriani (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Body Issue: Widya Febriani (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
Dengan ukuran payudara yang besar, apakah Anda pernah mendapat bullying dari lingkungan sekitar?
Sering. Dulu saat masih SMA, saya pernah dipanggil oleh guru. Dia bilang begini, "kamu kalau jalan biasa aja, jangan digoyang-goyangin payudaranya,". Saya bingung, karena saya jalan biasa saja, payudara saya pasti juga ikut bergerak.
Terus dulu saat ada pelajaran olahraga di sekolah dan sedang pelajaran lari, saya selalu ditungguin di garis finish sama teman-teman cowok. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk lihat saya berlari.
ADVERTISEMENT
Satu lagi, ini kejadian belum lama. Saya dan teman-teman sedang jalan ke luar kantor, tiba-tiba ada mobil lewat menghampiri kami. Saya pikir mungkin orang mau nanya jalan. Ternyata dari dalam mobil, ada ibu-ibu, sekitr 40 tahunan umurnya. Dan dia bilang ke saya, "Mba, besok-besok kalau cari bra yang bener. Cari dong yang pas, yang bagusan dikit. Cari di mall."
Saya di situ masih berusahan untuk positive thinking, mungkin ibunya perhatian sama saya. Saya masih mencoba sabar. Tapi teman-teman saya yang panas lihat saya diperlakukan seperti itu.
Apakah pengalaman dibully tersebut memberikan pengaruh kepada Anda secara psikologis?
Iya. Awalnya hal tersebut membuat saya minder, karena orang-orang selalu menganggap saya gendut. Betul saya gendut, tapi sebenarnya kalau dilihat dari belakang, postur tubuh saya biasa saja. Nah kalau dari depan, jadi terlihat besar karena payudara saya. Walau juga mencoba diet, tapi saya lebih belajar untuk menerima tubuh saya apa adanya. Untungnya banyak keluarga dan teman-teman yang selalu mendukung saya.
Body Issue: Widya Febriani (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Body Issue: Widya Febriani (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
Apakah Anda merasa kesulitan dalam menemukan pasangan?
ADVERTISEMENT
Jujur saya merasa kesulitan. Saya pernah baca bahwa mayoritas pria lebih senang lihat payudara ketika memperhatikan penampilan perempuan dan satu kali saya pernah dikenalkan oleh teman ke satu pria. Namun hubungan tersebut tidak berlanjut karena ia pikir saya bisa diperlakukan seenaknya mentang-mentang payudara besar.
Saya mikir, apa yang salah dengan diri saya. Waktu itu saya sudah pakai hijab, tapi belum panjang seperti saat ini. Sekarang sampai hijab saya sudah menutup dada, ternyata masih banyak orang yang selalu menatap payudara saya. Belum lagi kalau saya naik ojek online, harus super hati-hati. Kadang drivernya terlalu mundur duduknya.
Bicara tentang body positivity, bagaimana cara Anda memaknainya?
Kita diciptakan dengan bentuk tubuh yang berbeda-beda. Ada yang tubuhnya besar, ada juga yang kurus sekali. Tapi di balik itu semua, yang penting sehat, sih. Mau badan Anda berbeda seperti apa, Anda tidak sendiri.
ADVERTISEMENT
Menurut Anda apakah orang-orang di sekitar Anda sudah paham mengenai body positivity?
Kalau sekarang, di lingkungan sekitar saya, sepertinya tetap yang dilihat menarik adalah yang langsing, putih dan cantik. Saya melihatnya belum bervariasi ya. Apalagi kalau yang bertubuh besar, sepertinya masih susah diterima. Kalau warna kulit yang berbeda, mungkin sudah bisa diterima karena pengaruh dari dunia barat, misalnya warna kulit gelap terlihat seksi. Tapi untuk tubuh plus size, sepertinya masih tidak bisa diterima.