Demi Jadi Selebgram, Perempuan Ini Terlilit Utang Ratusan Juta

16 Oktober 2018 13:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lissette Calveiro adalah perempuan asal New York yang terlilit utang ratusan juta karena ingin menjadi selebgram. (Foto: IG: @lissettecalv)
zoom-in-whitePerbesar
Lissette Calveiro adalah perempuan asal New York yang terlilit utang ratusan juta karena ingin menjadi selebgram. (Foto: IG: @lissettecalv)
ADVERTISEMENT
Di era modern ini, banyak orang yang rela melakukan segala cara demi menjadi selebgram, sebutan bagi orang yang populer di Instagram.
ADVERTISEMENT
Seperti Lissette Calveiro misalnya, ia adalah perempuan asal New York dengan pengikut di Instagram sebanyak 34 ribu lebih yang memiliki ambisi untuk menjadi selebgram.
Namun seperti dilansir dari New York Post, untuk membiayai statusnya sebagai selebgram tersebut, Lissette kini memiliki utang hingga 10 ribu dolar AS atau sekitar Rp 151 juta.
Lissette mengatakan bahwa ia menghabiskan banyak uang untuk membeli barang-barang mewah seperti tas dan baju dari desainer ternama, serta melakukan luxurious travel, padahal ia tidak memiliki penghasilan yang besar. Semua itu ia lakukan demi kepentingannya untuk mengunggah foto di Instagram.
Perempuan 26 tahun itu menyadari bahwa gaya hidup yang ia jalani tidak sesuai dengan kemampuannya. “Saya hidup dalam kebohongan. Utang telah membayangi kepala saya,” tuturnya kepada The Post.
ADVERTISEMENT
Tidak dapat dipungkiri bahwa Instagram telah membentuk pola pikir masyarakat untuk menjadi lebih konsumtif dan terobsesi dengan postingan yang menunjukkan kepada dunia bahwa mereka memiliki kehidupan yang sempurna. Tampil modis dengan barang-barang mewah atau melakukan perjalanan ke sebuah tempat yang sedang populer hanya untuk mendapat pengakuan sosial.
Dan tentu saja itu semua tidak memakan biaya yang sedikit. Bahkan banyak dari generasi millennials yang mengungkapkan bahwa mereka bekerja agar bisa mendapatkan banyak uang dan bisa traveling ke tempat-tempat impian mereka. Keinginan tersebut pasti berujung pada hasrat untuk bisa menunjukkan kepada orang-orang di sekitarnya bahwa mereka memiliki kehidupan yang sempurna melalui sebuah postingan foto.
Bagi sebagian orang mungkin langkah tersebut bisa menghasilkan pundi-pundi baru. Seperti para influencer atau selebgram terkenal misalnya. Mereka sukses meraup banyak keuntungan ribuan dolar dalam satu kali posting dan bahkan penghasilan dan pengaruh mereka lebih besar dibanding selebriti ternama.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Business Insider, ada dua orang travel blogger yang sudah populer, Lauren BUllen (24) dan Jack Morris (26), yang mengatakan bahwa mereka memiliki pendapatan jutaan rupiah dari keliling dunia bersama. Dalam sebuah wawancara bersama Cosmopolitan, Jack mengatakan ia tidak akan mengunggah sebuah foto dengan harga di bawah 3 ribu dolar AS dari sponsor. Nilai tersebut setara dengan Rp 45 jutaan dalam sekali posting.
Namun bagi sebagian orang lainnya, gaya hidup seperti itu bisa menyulitkan diri sendiri. Terutama dari segi finansial.
Lissette mengatakan kepada The Post bahwa tidak ada orang yang membicarakan tentang keuangan mereka di Instagram. “Hal itu sangat mengkhawatirkan ketika saya melihat perempuan begitu peduli dengan sebuah foto. Harusnya saya bisa menabung atau menginvestasikan uang tersebut ke hal lain,” kata Lissette.
ADVERTISEMENT
Media Sosial Pemicu Gangguan Kesehatan Mental
Lissette Calveiro adalah perempuan asal New York yang terlilit utang ratusan juta karena ingin menjadi selebgram. (Foto: IG: @lissettecalv)
zoom-in-whitePerbesar
Lissette Calveiro adalah perempuan asal New York yang terlilit utang ratusan juta karena ingin menjadi selebgram. (Foto: IG: @lissettecalv)
Keinginan seseorang untuk mengunggah foto yang sempurna di Instagram tidak hanya membuat beberapa orang terlilit utang, tetapi fenomena tersebut juga memicu perluasan isu-isu budaya.
Royal Society for Public Health dari Inggris baru-baru ini menyebut Instagram adalah sebuah aplikasi media sosial yang buruk bagi kesehatan mental seseorang.
Penelitian yang telah mereka lakukan terhadap hampir 1.500 warga Inggris berusia 14-24 tahun menemukan bahwa sebagian besar generasi muda beranggapan Instagram memberikan dampak negatif pada kesehatan mental dan menimbulkan kecemasan.
“Media sosial telah dinyatakan lebih adiktif dibandingkan dengan rokok dan alkohol yang sekarang telah mengakar dalam kehidupan anak-anak muda. Hal ini sudah tidak dapat diabaikan lagi ketika kita sedang berbicara tentang isu kesehatan mental bagi para remaja, ungkap Shirley Cramer, CEO dari Royal Society for Public Health Inggris.
ADVERTISEMENT
Namun Instagram tidak bisa menjadi satu-satunya media sosial yang disalahkan. Karena obsesi terhadap sebuah foto sudah terjadi lama sebelum aplikasi tersebut muncul.
Kesehatan mental. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kesehatan mental. (Foto: Thinkstock)
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2012 oleh American Psychological Association yang telah mengamati 9 juta orang dewasa muda (Young adults) berusia di atas 40 tahun mengatakan bahwa generasi millennials lebih peduli terhadap uang dan citra diri dibanding dengan generasi-generasi sebelumnya.
Dalam sebuah siaran pers, penelitian tersebut menunjukkan bahwa proporsi siswa yang mengatakan menjadi orang kaya adalah hal penting bagi mereka telah meningkat dari 45 persen untuk baby boomers (disurvei antara tahun 1966 dan 1978). Kemudian menjadi 70 persen untuk Generasi Xers (disurvei antara tahun 1979 dan 1999) dan 75 persen untuk generasi millennial (disurvei antara tahun 2000 dan 2009).
ADVERTISEMENT
Tidak bisa dielakkan lagi bahwa di era digital saat ini, media sosial memang memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan seseorang terlebih dalam hal gaya hidup. Siapapun termasuk para selebgram juga harus bisa cermat dalam memanfaatkan media sosial agar dapat memberikan dampak positif dan menguntungkan bagi banyak orang.