Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Dituduh Rasis, Dolce & Gabbana Terpaksa Batalkan Show di Shanghai
21 November 2018 17:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Rumah mode asal Italia ini merilis tiga video Instagram yang memperlihatkan seorang model China yang kesulitan menyantap spaghetti, cannolo, dan margherita menggunakan sumpit. Media setempat ramai mengkritik kampanye ini.
Video ini dianggap menunjukkan sikap arogan dan angkuh D&G. Jing Daily, media online China, menuliskan bahwa video (Dolce & Gabbana) memperlihatkan sumpit tampak begitu kecil di hadapan makanan Italia yang lezat dan luar biasa, yang membuat banyak orang merasa brand ini sangat arogan tentang akar budayanya.
Hujatan terhadap kampanye #DGLovesChina ini begitu masif hingga membuat Dolce & Gabbana menghapus video tersebut dari akun Weibo-nya. Meski demikian, videonya terlanjur menyebar di dunia maya.
Meskipun media sosial selain Weibo dilarang di China, ada banyak netizen China yang diam-diam berhasil mengakses Instagram. Warga China pun meluapkan kekesalannya di akun Instagram @dolcegabbana.
ADVERTISEMENT
"Jadi, mengapa kau merasa punya hak untuk mengajari warga China cara menggunakan sumpit dengan cara kasar dan tidak pantas? Benar-benar sumpit? Kau sungguh ingin menggunakan kata-kata itu?" serang seorang netizen kepada Dolce & Gabbana.
Tagar #BoycottDolce pun menyebar di China. Sekurang-kurangnya, ada 18 ribu orang membicarakan hal ini di Weibo. Semuanya merasa direndahkan oleh rumah mode yang berdiri sejak 1985 tersebut.
Hal ini berujung pada pembatalan show akbar Dolce & Gabbana di Shanghai. Seluruh tamu telah diinformasikan terkait hal ini.
Padahal, fashion show ini rencananya akan dihadiri oleh fashionista dan publik figur China pada hari ini, Rabu (21/11). Dilansir Business of Fashion, kencang rumor berhembus bahwa show ini dibatalkan atas perintah otoritas setempat.
ADVERTISEMENT
Sikap kontroversial rumah mode besutan Stefano Gabbana ini sungguh disayangkan, karena pasar Asia Pasifik tercatat menyumbang 30 persen penjualan Dolce & Gabbana pada 2016 silam.
Bagaimana pendapat Anda terkait kontroversi ini?