Janet Jackson Berbagi Kisah Soal Standar Ganda yang Dialaminya

2 Oktober 2018 10:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Janet Jackson (Foto: AFP/LISA O'CONNOR)
zoom-in-whitePerbesar
Janet Jackson (Foto: AFP/LISA O'CONNOR)
ADVERTISEMENT
Isu standar ganda bukan hal yang baru bagi penyanyi Janet Jackson. Dalam perjalanan kariernya, ia berjuang dan mengutuk standar ganda yang sempat menimpa dirinya.
ADVERTISEMENT
Bahkan baru-baru ini Janet mengungkap bahwa ia sempat berjuang melawan depresi akibat rasa rendah diri, jadi korban rasisme, dan seksisme sejak kecil. Pengakuan tersebut diungkapkan Jackson dalam sebuah tulisan yang diterbitkan majalah Essence, media yang akrab di kalangan perempuan Afrika-Amerika.
Belum luput dari ingatan mengenai insiden yang terjadi di Super Bowl 2004. Saat itu, Justin Timberlake bersama Janet Jackson berada dalam satu panggung.
Kala itu, terdapat insiden ketika Justin tidak sengaja merobek baju Janet dan bertepatan dengan lirik, "Have you naked by the end of this song". Alhasil, payudara kanan Janet Jackson terlihat jelas di siaran langsung televisi.
Seperti yang dilansir Vox, Federal Communications Commission kemudian justru memberi denda kepada Janet Jackson dan CBS - yang menayangkan acara itu- sebesar 550 ribu dolar AS. Karier Janet pun langsung meredup. Padahal, nama Justin Timberlake semakin cemerlang.
Janet Jackson (Foto: Instagram @janetjackson)
zoom-in-whitePerbesar
Janet Jackson (Foto: Instagram @janetjackson)
Selepas insiden tersebut, Janet Jackson pun absen dari Super Bowl dan beberapa perhelatan musik dunia lainnya.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam Global Citizen Festival yang digelar Senin (1/10) waktu New York kemarin, seolah menjadi momentum bagi Janet untuk berbagi soal pengalamannya dan menyerukan untuk pentingnya saling menghargai sesama.
“Saya pernah menjadi korban bullying. Begitu pun dengan pelecehan verbal dan kekerasan fisik. Saya tahu tentang penyalahgunaan wewenang. Saya merasa sakit, jijik dan marah dengan standar ganda yang terus memperlakukan perempuan sebagai warga negara kelas dua,” paparnya.
Janet Jackson pun tidak sendirian, sepanjang gelaran festival musik tersebut terhimpun satu nada dukungan untuk perempuan, terutama bagi perempuan yang mengalami berbagai macam bentuk kekerasan.
Dakota Johnson dan Janelle Monae pun turut berada dalam satu barisan bersama Janet Jackson untuk mendorong perempuan berani berbicara tentang ketidakadilan yang mereka hadapi.
Dakota Johson di Global Citizen Festival 2018 (Foto: dok.REUTERS/Caitlin Ochs)
zoom-in-whitePerbesar
Dakota Johson di Global Citizen Festival 2018 (Foto: dok.REUTERS/Caitlin Ochs)
"Ini nomor telepon saya: (212) 653-8806. Saya ingin Anda menelepon saya dan saya ingin Anda menceritakan kisah Anda dalam pesan suara. Anda juga dapat mengirim pesan di [email protected] dan saya ingin Anda memberi tahu saya apa yang telah terjadi. Anda tidak sendiri," seru Dakota Johnson.
ADVERTISEMENT
Festival Global Citizen Festival sendiri telah digelar sejak tahun 2012, digelar saat para pemimpin dunia berkumpul di New York untuk sidang umum PBB. Festival yang dimeriahkan oleh berbagai artis internasional ini, berupaya menggalang dukungan terhadap bantuan internasional yang bertujuan memberantas kemiskinan ekstrem dan isu-isu sosial yang ada.
Global Citizen Festival  2018 (Foto: dok.REUTERS/Caitlin Ochs)
zoom-in-whitePerbesar
Global Citizen Festival 2018 (Foto: dok.REUTERS/Caitlin Ochs)
Global Citizen memiliki cara unik dalam menggelar kampanyenya. Mereka medistribusikan tiket secara gratis kepada para pendukung yang berjanji untuk bertindak seperti mengirim surat kepada pemerintah mereka untuk mendukung bantuan pengembangan program.
Festival musik seperti Global Citizen Festival ini seolah menjadi media bagi para perempuan untuk menyerukan aspirasinya. Begitulah kira-kira yang dilakukan Janet Jackson.
"Cukup ketidakadilan, kefanatikan, penganiayaan, dan prasangka buruk. Kesetaraan adalah tuntutan kami. Aksi adalah jawaban kami," tutupnya.
ADVERTISEMENT