Jenis Kolak di Berbagai Daerah untuk Menu Buka Puasa

2 Juni 2017 13:52 WIB
ADVERTISEMENT
Kolak dari berbagai daerah (Foto: Thinkstock)
Kolak menjadi takjil andalan masyarakat Indonesia saat Ramadhan. Selain karena rasanya yang manis, kolak juga memiliki berbagai varian dari berbagai daerah di Indonesia. Padahal selama ini, orang-orang hanya mengenal kolak yang terbuat dari biji salak dan santan. Mau tahu daerah mana saja yang menghidangkan kolak sebagai menu berbuka.? Yuk, simak ulasan berikut!
ADVERTISEMENT
1. Kolak Ayam
Kolak ayam adalah masakan khas yang dibuat oleh warga Desa Gumeno, Gresik setiap hari ke-22 Ramadhan untuk disajikan sebagai hidangan berbuka bersama. Pembuatan kolak ayam saat bulan puasa ini pun sudah menjadi tradisi setiap tahunnya.
Jenis kolak ini berbeda dengan kolak yang kamu ketahui pada umumnya. Bukan terbuat dari ubi, pisang atau nangka, kolak ini dimasak sekaligus dengan bahan-bahan yang sangat banyak. Yaitu 250 ekor ayam kampung, 35 kilogram jintan, 700 butir kelapa untuk diperas menjadi santan, 2 kuintal daun bawang merah, 5 kuintal gula jawa dan 400 kilogram beras ketan. Sesuai tradisi, semua juru masak kolak ayam haruslah laki-laki.
Saat tradisi ini berlangsung, masyarakat dari kabupaten sekitar seperti Lamongan, Tuban, Bojonegoro, sampai Surabaya juga akan hadir untuk merayakan tradisi kolak ayam di Gresik, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
2. Kolak Aceh
Masyarakat khusus Aceh menyebut kolak dengan sebutan 'bulukat kuah tuhe'. Bulukat kuah tuhe yang terbuat dari pisang khusus yang mirip dengan pisang raja nangka, daun pandan, gula putih, dan garam.
Yang menjadi perbedaan bulukat kuah tuhe dengan kolak pada umumnya adalah kuah yang cenderung cair dan rasa yang lebih gurih. Bulukat kuah tuhe juga tidak menggunakan gula merah atau gula aren, sehingga berwarna putih pucat.
Jika kamu tertarik, kamu tak perlu jauh-jauh ke Aceh untuk mencicipinya. Karena bulukat kuah tuhe juga bnayak dijual di Pasar Benhil di Jalan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
3. Kolak Dingin
Kolak dingin atau 'kolding' ini merupakan kolak khas kota Medan, Sumatera Utara. Yang membedakan kolding dengan kolak biasanya adalah dari isinya. Sebagai pengisi, kolding diberi ketan hitam dan roti tawar, dan pisang kepok.
ADVERTISEMENT
Pembuatan kolding ini dimulai dari penyusanan tape ketan hitam serta potongan pisang kepok yang telah dikukus. Setelah itu disiram dengan santan manis dan ditaburi dengan beberapa potongan roti tawar.
4. Kolak Minang
Kolak Minang atau yang dikenal dengan bubur kampiun ini merupakan campuran dari kolak pisang, bubur candil, bubur sumsum, dan ketan hitam. Di beberapa daerah, bubur kampiun memiliki beberapa variasi campuran. Seperti, lupis ketan putih sebagai pengganti nasi ketan atau bubur delima.
Diberi nama kampiun, yang artinya pemenang, karena si pencipta bubur ini pernah menang dalam sebuah kontes memasak pada tahun 60-an.
Jika tertarik ingin mencoba sebagai menu berbuka puasa, kamu tidak perlu jauh-jauh ke Tanah Minang. Karena bubur ini juga banyak dijual di pasar Pasar Benhil di Jalan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
5. Kolak Biji Salak
Kolak asal Betawi ini diberi nama biji salak, bukan karena terbuat dari biji salak sungguhan. Tetapi, karena diolah sangat mirip dengan sebuah biji salak. Kolak biji salak hampir sama dengan kolak pada umumnya.
Untuk membuat adonan biji salak, kamu memerlukan tepung terigu dan ubi jalar. Biasanya biji salak disajikan dengan santan dan gula aren. Agar lebih nikmat, kamu bisa tambahkan es saat menyantapnya.