Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
JFW 2019 Ditutup dengan Perayaan Karya Seni Mode Dewi Fashion Knights
27 Oktober 2018 12:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Nafas kemeriahan Jakarta Fashion Week 2019 (JFW 2019 ) terus berlanjut hingga penutupan hari terakhirnya. Pergelaran tahunan pekan mode ini berakhir tadi malam Jumat (26/10) di Fashion Tent, Senayan City, Jakarta Pusat, dengan show penutup Dewi Fashion Knights (DFK) yang dipersembahkan oleh Majalah Dewi.
ADVERTISEMENT
Seperti tahun-tahun sebelumnya, DFK menjadi show yang ditunggu-tunggu penikmat fashion di Ibu Kota. Editor mode, fashion designer dan pelaku industri mode hingga selebriti tanah air memenuhi jajaran seat yang tersedia.
Dewi Fashion Knights telah hadir di JFW sejak 2008. Artinya, tahun ini, DFK telah memasuki tahun ke-11 perayaannya.
Selama perjalanannya, DFK telah menampillan banyak desainer terbaik negeri. Mulai dari Tex Savario, Toton, Sapto Djojokartiko, Sebastian Gunawan, Barli Asmara, hingga Peggy Hartanto.
Di JFW 2019 ini, DFK mengangkat tema 'Heroes' dengan menggandeng desainer-desainer yang tak kalah memukau dari tahun sebelumnya. Terpilihlah Sejauh Mata Memandang, Byo, Sean Sheila, dan Rinaldy A. Yunardi, untuk menutup gelaran yang ditunggu-tunggu ini.
“Heroes ini dipilih sebagai cerminan kondisi dunia saat ini yang cukup bergejolak. Sehingga, dibutuhkan sosok ‘pahlawan’ yang bisa memberikan harapan dalam hal kemanusiaan,” papar Margaretha Untoro, Editor in Chief Dewi Magazine dalam Press Conference DFK di Senayan City, Jakarta Pusat, Jumat (26/10).
Margaretha menambahkan, setiap desainer yang terpilih diberi kebebasan untuk menginterpretasikan makna 'Heroes' bagi mereka lewat desain-desain yang ditampilkan.
ADVERTISEMENT
“Bagi saya, heroes itu ibu-ibu pengrajin kain. Mereka seorang perempuan, tapi di beberapa belahan dunia, perempuan itu kadang masih dinomor duakan. Kita sebagai perempuan harus bisa jadi hero untuk diri sendiri,” papar Chitra Subyakto, Creative Director Sejauh Mata Memandang.
Salah satu penampilan yang paling diantisipasi di show ini adalah dari desainer aksesori Rinaldy A. Yunardi. Kiprah dan eksistensinya di dunia mode ini sudah sampai memikat kancah mancanegara. Berbagai karyanya bahkan sudah dipakai sederet selebriti dunia ternama, seperti, Beyonce, Madonna, Gal Gadot, dan lainnya.
Selain itu, nama Sean Sheilla pun turut menjadi highlight di panggung DFK ini. Label yang terbilang baru yang digagas oleh Sheila Agatha dan Sean Loh ini memiliki sudut pandang kritis terhadap lingkungan. Sehingga karya yang dihadirkan pun memang ‘tak biasa’. Mulai dari penggunaan material bubbe wrap, jas hujan sebagai detail, hingga busana yang seluruhnya terbuat dari plastik.
Gelaran pertama dibuka oleh Sejauh Mata Memandang dengan mempersembahkan keindahan wastra Indonesia dari batik.
Heroes bagi Chitra Subyakto, Creative Director Sejauh Mata Memandang adalah ibu-ibu pengrajin kain batik, juga dongeng-dongeng klasik Indonesia yang semakin terlupakan.
Sehingga persembahannya di DFK ini sebagai wujud cinta dan kasih Chitra pada makna 'Heroes' dirinya dalam balutan kain.
Ia persembahkan lewat berbagai palet warna. Mulai dari warna terang seperti kuning, merah, dan hijau. Hingga warna monokrom dengan hanya sentuhan hitam dan putih saja.
ADVERTISEMENT
Gelaran selanjutnya disambut dengan karya-karya dari Tommy Ambiyo Tedji dengan brand Byo.
Byo menggabungkan kreativitasnya dengan inovasi teknologi dan seni. Apa yang disuguhkannya mampu membuat penonton bertanya-tanya terhadap teknik pakaian yang ia gunakan.
Karyanya di DFK ini terinspirasi dari Palembang dan Riau di Sumatera, yang merupakan bagian dari darah kelahirannya. 'Heroes' mengingatkan ia akan arti sebuah dukungan yaitu, orangtua.
Sehingga, pada karyanya, Byo tak tampilkan 'makna' sebenarnya dari inspirasi Riau dan Palembang yang ia paparkan. Byo merepresentasikan beberapa corak khas Sumatera, yang diolah menjadi karya seni yang modern.
Pergelaran dari Sean Sheila oleh Sheila Agatha dan Sean Loh tak kalah menarik perhatian pengunjung yang memadati DFK.
Sean Sheila memiliki idealisme tinggi terhadap kepedulian pada lingkungan.
Sehingga, karya yang ditampilkan pun berpusat pada lingkungan dengan menggambarkan proses dekomposisi dan ekspresi ironi limbah anorganik yang ditinggalkan manusia.
Material dan obyek yang ditampilkan pun 'tak biasa' pada koleksinya di DFK ini.
Mulai dari keseluruhan baju berbahan plastik, bubble wrap, jas hujan, dan lainnya. Memang, keseluruhan tampilan ini terinspirasi oleh isu lingkungan, konsumerisme, dan polusi.
Akhirnya, keseluruhan pergelaran ditutup dengan penampilan koleksi desainer aksesori yang namanya sudah melanglang buana ke kancah internasional, Rinaldy A. Yunardi.
Dalam perspektif Rinaldy, makna 'Heroes' ia tujukan bagi perempuan. Sehingga, karyanya kali ini ditujukan untuk semua perempuan.
Dari tema besar 'Heroes', Rinaldy mengerucutkan kembali dengan tema miliknya, The Faces.
Seperti namanya, tema ini menggambarkan berbagai jenis wajah manusia dengan masing-masing karakter.
Gelarannya dipersembahkan dengan penampilan penyanyi secara live, menyuguhkan atmosfir yang mencekam nan misterius.
ADVERTISEMENT