Kesaksian Korban Kasus Pelecehan Seksual Calon Hakim Mahkamah Agung AS

30 September 2018 12:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Christine Blasey Ford bersumpah sebelum melakukan kesaksian. (Foto: Win McNamee/Pool via REUTERS TPX IMAGES OF THE DAY)
zoom-in-whitePerbesar
Christine Blasey Ford bersumpah sebelum melakukan kesaksian. (Foto: Win McNamee/Pool via REUTERS TPX IMAGES OF THE DAY)
ADVERTISEMENT
Profesor Christine Blasey Ford merupakan satu dari tiga perempuan yang mengajukan tuduhan pelecehan seksual terhadap calon hakim ke-9 Mahkamah Agung Amerika Serikat, Brett Kavanaugh. Proses seleksi terhadap calon hakim Mahkamah Agung AS ini akan dilakukan pada bulan November mendatang.
ADVERTISEMENT
Pada Kamis (27/9) Ford dan Kavanaugh memberikan kesaksian di hadapan panel Senat. Ford pada kesaksian tertulisnya mengatakan bahwa insiden pelecehan seksual yang ia alami telah mengubah hidupnya secara drastis.
“Pelecehan yang dilakukan Brett terhadap saya telah mengubah hidup saya secara drastis. Untuk waktu yang sangat lama, saya terlalu takut dan malu untuk memberitahu siapapun tentang detail peristiwa itu.”
Dilansir dari TIME Online, dalam proses testimoni, Ford mengatakan bahwa kejadian pelecehan tersebut terjadi di sebuah pesta rumahan pada tahun 1980-an silam di daerah pinggiran Amerika Serikat, ketika keduanya masih remaja. Ford saat itu berusia 15 tahun dan Kavanaugh 17 tahun. Perempuan berusia 51 tahun ini juga mengatakan bahwa ia 100 persen yakin bahwa salah satu pelakunya adalah Brett Kavanaugh, sementara Brett sendiri selalu mengelak atas tuduhan pelecehan seksual tersebut.
Brett Kavanaugh menentang tuduhan pelecehan seksual dengan geram saat melakukan kesaksian di Capitol Hill, Washington, DC, AS. (Foto: Erin Schaff/Pool via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Brett Kavanaugh menentang tuduhan pelecehan seksual dengan geram saat melakukan kesaksian di Capitol Hill, Washington, DC, AS. (Foto: Erin Schaff/Pool via REUTERS)
“Saya berada di sini karena saya percaya bahwa ini adalah tugas saya untuk mengatakan tentang apa yang terjadi kepada saya dan Brett Kavanaugh saat kami masih SMA,” ungkap Ford.
ADVERTISEMENT
Perempuan yang menjadi profesor psikologi Palo Alto University dan psikologi riset di Stanford University School of Medicine itu menceritakan secara detail kejadian yang ia alami sambil menahan tangis di hadapan panel Senat.
Ford mengatakan bahwa Kavanaugh dan temannya Mark Judge menguncinya di sebuah kamar dalam pesta di sebuah rumah di daerah Maryland, Washington DC pada tahun 1982.
“Saya didorong ke tempat tidur dan Brett berada di atas tubuh saya. Ia mulai meraba tubuh saya dan menggesekkan pinggulnya ke saya. Saya berteriak, berharap ada seseorang di lantai bawah yang mendengar. Saya mencoba untuk terbebas darinya, tetapi tubuhnya sangat berat. Brett meraba saya dan mencoba untuk melepas pakaian saya,” ungkap Ford pada saat testimoni di hadapan panel Senat. Sidang dengar tersebut merupakan momen pertama di mana publik untuk pertama kalinya mendengar pernyataan Ford secara langsung.
Christine Blasey Ford sesaat sebelum melakukan kesaksian di hadapan panel Senat di Capitol Hill, Washington, DC, AS. (Foto: Michael Reynolds/Pool via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Christine Blasey Ford sesaat sebelum melakukan kesaksian di hadapan panel Senat di Capitol Hill, Washington, DC, AS. (Foto: Michael Reynolds/Pool via REUTERS)
“Saya percaya bahwa ia akan memperkosa saya. Saya berusaha teriak untuk meminta pertolongan. Ketika saya melakukannya, Brett meletakkan tangannya di mulut saya untuk menghentikan teriakan saya,” tutur Ford.
ADVERTISEMENT
Atas tuduhannya terhadap Brett Kavanaugh, Ford diduga melakukan hal ini karena ada keterlibatan politik dengan salah satu partisan yang mencalonkan diri sebagai nominasi calon hakim Mahkamah Agung.
Ia banyak dicela melalui media sosial dan banyak orang menganggap Ford mendramatisir kasus pelecehan tersebut. Bahkan Presiden Trump mengungkapkan dukungannya terhadap Kavanaugh meski sebelumnya ia sempat mengatakan bisa berubah pikiran setelah mendengar pernyataan Ford.
“Hakim Kavanaugh menunjukkan kepada Amerika mengapa saya menominasikannya. Kesaksiannya sangat kuat, jujur, dan memukau,” tulis Donald Trump di akun Twitter miliknya.
Kavanaugh melakukan sidang testimoni tepat setelah Ford. Dalam testimoninya, laki-laki yang dinominasikan sebagai calon Hakim ke-9 Mahkamah Agung AS ini mengatakan bahwa kasus pelecehan seksual ini telah merusak reputasi serta nama baik dirinya dan keluarga.
ADVERTISEMENT
Untuk membuktikan bahwa Ford tidak menjadi senjata bagi para nominasi hakim Mahkamah Agung lainnya, ia mengatakan, “Saya adalah orang yang mandiri dan saya bukan pion. Motivasi saya untuk mengungkapkan ini adalah untuk membantu dan memberikan fakta tentang bagaimana tindakan Kavanaugh telah merusak hidup saya, sehingga Anda dapat mempertimbangkan dengan serius saat Anda membuat keputusan pemilihan,” jelas Ford.
Meski tidak mendapat dukungan dari tokoh penting, namun keberanian Profesor Christine Blasey Ford telah membangkitkan dukungan dari perempuan di seluruh dunia, terutama perempuan Amerika.
Para pendukung Ford membuat sebuah gerakan di media sosial menggunakan tagar #BelieveChristine, #IbelieveChritineBlaseyFord dan #Ibelieveher, serta melakukan protes di depan dua gedung kantor Senat di kawasan Capitol Hill di Washington D.C.
ADVERTISEMENT
Ratusan demonstran yang kebanyakan adalah perempuan mengangkat kepalan tangan dan berteriak "Lock Him Up" (Penjarakan Dia) di depan Mahkamah Agung. Mereka membentangkan spanduk di dalam gedung kantor Senat.
Dilansir dari USA Today, pada Jumat (28/9) dua orang perempuan, Maria Gallagher and Ana Maria Archila yang mengaku korban pelecehan seksual berhasil mengkonfrontasi Senator Jeff Flake, seorang anggota Partai Republik yang memberikan dukungan terhadap Brett Kavanaugh. Aksi tersebut terekam dalam siaran langsung televisi CNN.
“Anda mengatakan kepada semua perempuan bahwa mereka tidak berarti. Bahwa mereka harus tetap diam, karena jika mereka memberitahu Anda tentang apa yang terjadi kepada mereka, Anda akan menghiraukannya.. Anda memiliki kekuatan, tetapi banyak perempuan tidak memiliki kekuatan apapun,” ungkap Gallagher dan Archila secara bergantian di dalam lift tersebut.
ADVERTISEMENT
Para demonstran lain juga meluapkan kemarahan dan dukungan mereka terhadap Profesor Ford dengan berbaris dan berteriak di sepanjang area gedung Capitol Hill. Aksi tersebut membuat anggota Peradilan Senat memajukan acara nominasi pemungutan suara bagi semua senat menjadi pekan depan.
Siang harinya, lebih dari seratus pengunjuk rasa yang sebagian besar perempuan berkumpul menggelar Women’s March di depan Mahkamah Agung untuk mendengarkan pidato dari rekan-rekan aktivis, mulai dari para anggota parlemen Demokrat yang bersimpati hingga para musisi folk ikut menyuarakan dukungannya terhadap Ford dan memprotes agar Brett Kavanaugh, yang diduga telah melakukan pelecehan seksual tidak dinominasikan sebagai hakim Mahkamah Agung.