Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Membuka usaha di platform e-commerce kini menjadi hal yang semakin populer. Banyak orang mencoba mengadu nasib dengan mempunyai usaha melalui wadah perdagangan digital ini.
ADVERTISEMENT
E-commerce terus berkembang dan semakin memanjakan penggunanya. Dengan cara yang mudah, penjual bisa berjualan sampai ke penjuru negeri.
Namun bagi sebagian orang, terutama perempuan, berjualan di platform e-commerce juga memiliki tantangan tersendiri. Tingginya persaingan di ranah e-commerce membuat sebagian perempuan takut untuk memulai bisnis ini. Hal ini diungkapkan oleh Head of Communication Hi-Tech and Media Industry MarkPlus, Inc, Rhesa Dwi Prabowo, ia mengatakan bahwa masih ada perempuan yang tidak berani membuka usaha di e-commerce.
“Walaupun banyak perempuan yang menjual dan membeli di e-commerce, tapi masih ada ketakutan perempuan untuk membuka usaha di e-commerce,” ucap Rhesa, dalam acara Smart Women Talks: Empowering Women Through E-Commerce #UntukPerempuan yang diadakan oleh Shopee pada Kamis (4/4) lalu.
Kebanyakan dari mereka beralasan takut bangkrut dan kalah dengan pesaing lainnya. Menurut Tika Latifani Mulya, Vice President Elzatta Hijab, perempuan yang ingin membuka e-commerce memang harus mempunyai mental dagang yang tidak takut gagal. Menentukan produk yang akan dijual menjadi hal yang utama.
ADVERTISEMENT
“Harus tahu apa yang mau dijual, karena masing-masing e-commerce punya market sendiri,” ujar Tika di acara yang sama.
Setelah menentukan produk dan e-commerce pilihan, foto menjadi hal penting. Sebab foto menjadi kekuatan dalam penjualan. Semakin detail foto dan semakin bagus deskripisi produk, akan memudahkan pembeli. Sehingga pembeli tidak kecewa karena kurangnya kelengkapan deskripsi dan foto produk.
Selain mental dagang, passion juga tak kalah penting untuk berjualan. Farhana E. Devi, Executive Director of Strategic Planning Hakuhudo, menyarankan perempuan tidak hanya mencari uang saja di e-commerce. Tetapi juga harus mempunyai ketertarikan dengan apa yang dijual.
Semisalnya perempuan menyukai fashion, lalu menjual fashion di e-commerce, bagi Devi, itu tidak akan hanya menghasilkan pemasukan, tapi juga kaya akan ekspresi.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita ngomongin empowerment kan enggak cuma duit atau finansial tapi secara emosional pun kita merasa empowered,” ucap Devi.
Menurut Devi, jika perempuan memiliki keterbatasan seperti tidak bisa bekerja di kantor tapi ingin punya penghasilan, e-commerce menjadi alternatif yang tepat. Devi menyarankan untuk menggali apa yang menjadi hobi atau ketertarikan selama ini saat akan masuk ke dunia bisnis.
“Sebagai perempuan, sebelum kita terjun ke e-commerce, kita harus tahu dulu sebenarnya passion sama invest kita di mana. Nah, salurkan passion Anda itu ke e-commerce,” tutupnya.
Jadi, apakah Anda sudah siap berbisnis di e-commerce?