Magellani, Koleksi Terbaru Hian Tjen yang Terinspirasi dari Milky Way

7 September 2017 13:00 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Magellani, Hian Tjen Couture 2017-2018 Collection (Foto: Dok. Tim Muara Bagja)
zoom-in-whitePerbesar
Magellani, Hian Tjen Couture 2017-2018 Collection (Foto: Dok. Tim Muara Bagja)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi seorang Hian Tjen, inspirasi bisa datang dari mana saja, tak terkecuali saat tengah liburan. Kekagumannya terhadap hamparan bintang di Maroko, membuat dirinya mempersembahkan koleksi dalam sebuah fashion show bertajuk "Magellani".
ADVERTISEMENT
Magellani sendiri diambil dari nama galaksi kecil yang mengitari Bima Sakti. Ya, suatu malam, ketika tengah menikmati liburan di Maroko, perancang busana Hian Tjen terpana menatap langit yang menghamparkan bintang gemintang di Galaksi Bima Sakti. Lewat mata teleskop, Hian mendapati susunan bintang telah menyerupai jalur yang menuju ke arah Selatan. Para ilmuwan mengamati jalur bintang itu merupakan penuntun kawanan burung saat bermigrasi di musim dingin dari Utara untuk mencari tempat yang lebih hangat di Selatan.
Magellani, Hian Tjen Couture 2017-2018 Collection (Foto:  Tim Muara Bagja)
zoom-in-whitePerbesar
Magellani, Hian Tjen Couture 2017-2018 Collection (Foto: Tim Muara Bagja)
Kekaguman Hian bertambah saat mengetahui terselinap cerita romantis dari rakyat Estonia tentang bintang-bintang itu. Bahwasanya seorang mahadewi bernama Lindu jatuh cinta pada ketampanan Cahaya Utara dan menangis patah hati karena kekasihnya tak berkepastian. Ia pun menjelma menjadi sesosok dewi yang memimpin kawanan burung yang terbang dari Utara ke Selatan. Jejak air mata sang Dewi menjadi jalur migrasi burung-burung untuk berpindah dari tempat dingin ke area yang hangat.
ADVERTISEMENT
"Saat traveling ke Maroko kebetulan jam 5 subuh terbangun dan keluar dari tenda. Di sana pertama kalinya aku melihat milky way. Aku mikir suatu saat mau bikin koleksi yang terinspirasi dari milky way," cerita Hian tentang inspirasi koleksinya, dalam konferensi pers yang digelar di Raffles Hotel, Jakarta, Rabu (6/9).
Inspirasi tersebut lalu diterapkan oleh desainer kelahiran 19 Februari 1985 itu ke dalam 59 set busana Hian Tjen Couture 2017-2018 Collection. Berbeda dengan penampilan busana pada peragaan Tunggal Perdana Hian Tjen: Chateau Fleur 2 tahun lalu yang penuh drama, koleksi adi busana Magellani bergaris desain lebih ringkas, lebih ringan, sekaligus lebih bergaya kekinian.
Magellani, Hian Tjen Couture 2017-2018 Collection (Foto:  Tim Muara Bagja)
zoom-in-whitePerbesar
Magellani, Hian Tjen Couture 2017-2018 Collection (Foto: Tim Muara Bagja)
Panggung megah di dalam Ballroom Raffles Hotel,Jakarta, diubah menjadi layaknya hamparan bintang-bintang di langit. Kubah besar tampak berdiri gagah ditengah panggung, memperlihatkan romatisnya lampu yang berkelip.
ADVERTISEMENT
Para model dengan anggunya berlenggak lenggok mengelilingi empat sisi panggung yang seolah mewakili busana milik Hian. Sebentar-sebentar berhenti agar para tamu yang hadir bisa lebih melihat sisi busana secara lebih detail.
Magellani, Hian Tjen Couture 2017-2018 Collection (Foto:  Tim Muara Bagja)
zoom-in-whitePerbesar
Magellani, Hian Tjen Couture 2017-2018 Collection (Foto: Tim Muara Bagja)
Bagi Hian, menggarap koleksi busana dengan garis ringkas menghadapkannya pada tingkat kesulitan yang jauh di atas saat mencipta busana yang sarat unsur dekoratif, karena desainer dituntut menangkap esensi siluet yang ingin ditampilkan. Detail ditambahkan hanya untuk menguatkan desain, bukan penghias.
"Koleksi kali ini aku ikutin tren masa sekarang yang makin simpel. Koleksi ini terlihat lebih simpel tapi ada sesuatu yang eye catching," ujar Hian.
"Tapi meskipun terlihat simpel tapi justru tingkat kesulitannya tinggi sekali. Teknik pembuatannya pun sangat sulit dan harus teliti. Oleh karena itu, 1 busana memakan waktu pembuatan 3 minggu hingga sebulan," lanjutnya.
Magellani, Hian Tjen Couture 2017-2018 Collection (Foto:  Tim Muara Bagja)
zoom-in-whitePerbesar
Magellani, Hian Tjen Couture 2017-2018 Collection (Foto: Tim Muara Bagja)
Hal ini terlihat pada jaket berlengan lonceng yang dipadu rok lebar klok dari bahan flanel, atau terusan span berbahan tipis, dalam nafas mode era 1940-an. Detail bintang-bintang yang dijahitkan satu per satu di atas gaun bukan hanya mempercantik rancangan, tapi lebih untuk mempertegas ide.
ADVERTISEMENT
Pada busana lain, desainer lulusan Esmod itu juga menandaskan torso transparan pada busana bersiluet lurus, serta gaun-gaun malam panjang dengan rok tumpuk di atas bahan tulle untuk memberi kesan tokoh dewi.
Magellani, Hian Tjen Couture 2017-2018 Collection (Foto:  Tim Muara Bagja)
zoom-in-whitePerbesar
Magellani, Hian Tjen Couture 2017-2018 Collection (Foto: Tim Muara Bagja)
Ada pula jaket lebar berlukisan citra tokoh gadis Lindu di antara lambang astrologi hasil sulam tangan yang menjadikannya sebagai aksen penyita perhatian. Kekayaan sulam tangan dan bordir ini tampak pula menguatkan rancangan blus, rok, dan gaun-gaun yang saling berpadu padan dalam garis simpel.
Seluruh koleksi ini dihadirkan dalam balutan material seperti silk gazar, scuba, dan tulle. Hian menentukan warna dusty pink, slate blue, dan midnite blue, serta menyisipkan warna keemasan dan keperakan di antaranya, yang mendominasi elegansi koleksi Magellani untuk menceritakan fenomena alam ketika senja menjelang dan malam menutup hari.
Magellani, Hian Tjen Couture 2017-2018 Collection (Foto:  Tim Muara Bagja)
zoom-in-whitePerbesar
Magellani, Hian Tjen Couture 2017-2018 Collection (Foto: Tim Muara Bagja)
ADVERTISEMENT