Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal 5 Atlet Berhijab Indonesia di Asian Games 2018
20 Agustus 2018 16:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Memakai hijab merupakan sebuah kewajiban bagi perempuan Muslim, tidak terkecuali bagi para atlet perempuan yang akan tampil di ajang Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
Ada sejumlah atlet perempuan yang berhasil membuktikan bahwa keputusan mereka untuk memakai hijab tidak akan menghalangi langkahnya untuk meraih prestasi dan mengharumkan nama bangsa. Ingin tahu apa saja prestasi yang berhasil diraih oleh kelima atlet berhijab kebanggaan Indonesia ini? Berikut kumparanSTYLE rangkum profil singkat mereka:
1. Pipiet Kamelia - Pencak Silat
Dara kelahiran Jakarta, 6 Januari 1995 silam ini merupakan salah satu atlet Pencak Silat perempuan yang turut membanggakan Indonesia baik di dalam maupun luar negeri. Pipiet Kamelia telah menekuni dunia Pencak Silat sejak tahun 2007 saat ia masih berusia 12 tahun.
Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas, Pipiet memang telah memasuki sekolah atlet di Ragunan, Jakarta Selatan. Kemudian dilanjutkan dengan mengambil jurusan olahraga saat kuliah di Universitas Negeri Jakarta.
ADVERTISEMENT
Berkat kegigihannya, perempuan berusia 23 tahun ini telah membawa nama baik Indonesia di ajang kejuaraan dunia seperti Asia Championship Korea tahun 2017 dan berhasil menduduki peringkat pertama dan menempati peringkat kedua dalam SEA Games Malaysia 2017.
Sebelumnya perempuan berdarah Betawi ini juga telah mencetak prestasi dalam pertandingan Test Event SEA Games Myanmar 2013 dan Asian University Games 2014. Baru-baru ini Pipiet telah berhasil mengantongi medali emas dalam ajang Test Event Asian Games 2018 pada bulan Februari lalu.
Pipiet baru memutuskan untuk berhijab sejak dua tahun belakangan ini. Meski begitu, mengenakan hijab tidak lantas menjadi penghalang baginya. Ia diharapkan dapat kembali meraih prestasi dengan mendapatkan medali emas dalam ajang Asian Games 2018 ini.
ADVERTISEMENT
2. Diananda Choirunisa - Panahan
Diananda Choirunisa mulai berlatih memanah sejak tahun 2004 di Surabaya, saat itu ia masih berusia 7 tahun. Ia menekuni olahraga panahan karena mendapat dukungan besar dari ibunya yang juga merupakan atlet panahan asal Jawa Timur.
Perempuan yang akrab disapa Nisa ini telah mengantongi berbagai prestasi di ajang internasional. Ia meraih dua medali emas dalam SEA Games di Malaysia tahun 2017 lalu. Sebelumnya di tahun 2013, perempuan berusia 21 tahun ini juga berhasil menyabet emas di nomor beregu dalam SEA Games Myanmar 2013.
Kini Nisa menjadi Srikandi dari Indonesia yang diandalkan bangsa untuk kategori olahraga panahan perempuan dalam pertandingan Asian Games 2018 yang kali ini dilaksanakan di Jakarta dan Palembang.
ADVERTISEMENT
Atlet panahan kelahiran Surabaya ini telah mantap berhijab sejak tahun 2015 lalu. Nisa sempat dilarang oleh sang ibu memakai hijab karena khawatir karier anaknya akan redup setelah memakai hijab seperti atlet terdahulu. Namun Diananda Choirunisa berhasil membuktikan bahwa hijab sama sekali tidak menurunkan performanya sebagai juara dunia.
3. Defia Rosmaniar - Taekwondo
Defia Rosmaniar telah meraih medali emas pertama untuk Indonesia dalam kategori Taekwondo putri di ajang Asian Games 2018. Ia mendapat medali setelah menjuarai nomor poomsae individu putri di Plenary Hall Jakarta Convention Center pada Minggu (19/8), mengalahkan Marjan Salahshouri asal Iran.
Perempuan berusia 23 tahun ini menekuni olahraga Taekwondo sejak tahun 2007. Defia menguasai kemampuan poomsae dengan sangat baik. Hal itu terbukti dari berbagai pertandingan yang ia ikuti, Defia kerap mendapatkan poin yang besar.
ADVERTISEMENT
Di ajang SEA Games 2013, ia menduduki peringkat ketiga dalam kategori Team Poomsae dan Pair Poomsae X. Sedangkan dalam ajang Asian Indoor and Martial Arts Games tahun 2017, Defia menduduki peringkat kedua untuk Team Poomsae dan peringkat ketiga dalam pertandingan Individual Poomsae. Pada bulan Mei lalu, ia juga mendapatkan hasil yang memuaskan dalam Kejuaraan Asia Taekwondo di Vietnam.
Defia terkenal sebagai salah satu atlet perempuan yang berhijab.Penampilan kesehariannya yang menarik dan selalu tampil sporty kerap mendapat pujian dari warganet di akun Instagram miliknya.
Perempuan kelahiran Bogor ini turut membuktikan bahwa menggunakan hijab sama sekali tidak menutup kesempatan bagi perempuan untuk meraih mimpi. Defia terlihat bangga dan menangis haru dengan berlari mengelilingi lapangan dan mengibarkan bendera merah putih ketika meraih medali emas pertama bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
4. Susanti Rahayu Aries - Panjat Tebing
Susianti Rahayu Aries atau yang akrab disapa Ayu ini mendapat julukan Spiderwoman dari awak media karena kecepatan dan kepiawaiannya dalam olahraga Panjat Tebing. Dalam sebuah video, Ayu tampil begitu lihai mengalahkan pemanjat asal Rusia, Elena Timofeeva pada ajang IFSC World Cup 2018 di Chongqing, Cina dengan catatan waktu 7.51 detik.
Ia dikenalkan kepada dunia panjat tebing sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) oleh gurunya dan kerap menonton pertandingan panjat tebing dari televisi. Sejak saat itu, kehidupan Ayu tidak pernah lepas dari olahraga yang memacu adrenalin tersebut.
Ayu telah banyak mencatat prestasi dalam olahraga panjat tebing, terutama di kategori adu kecepatan. Spiderwoman ini mulai aktif mengikuti pertandingan di dunia internasional sejak tahun 2017. Pada bulan Mei lalu, ia juga berhasil mengantongi medali emas dalam kejuaraan internasional panjat tebing nomor speed di Chonqing, Cina. Dan kini Ayu menduduki peringkat kelima di dunia sebagai atlet perempuan panjat tebing kategori speed.
ADVERTISEMENT
5. Nandita Ayu Salsabila - Bola Voli
Lahir dari keluarga atlet, perempuan muda ini memiliki motivasi tinggi sebagai pemain bola voli perempuan. Ia mengikuti jejak ibunya, Tri Wahyuni yang dulu juga tergabung dalam Tim Nasional bola voli Indonesia.
Ayu telah mengikuti kejuaraan nasional sejak ia masih kelas 2 SMP untuk membela DKI Jakarta. Penampilannya yang memukau di kejurnas membuatnya terpilih untuk mengikuti ASEAN School Games pada tahun 2012 di Thailand. Kala itu ia menjadi pemain Timnas termuda.
Perempuan berusia 21 tahun ini menduduki posisi open spike di Timnas Indonesia dan di tahun 2013 ia terpilih untuk mengikuti SEA Games Myanmar. Namun sayangnya Indonesia hanya meraih medali perunggu.
Di tahun 2015 ia bertanding bersama tim bola voli Indonesia di SEA Games meraih peringkat ketiga. Ayu kemudian dinobatkan sebagai Miss Bola Voli dalam ajang Piala VTV tahun 2016 dan berhasil membuat Indonesia meraih peringkat ketiga. Di tahun 2017, ia bersama tim Indonesia mendapat medali perak pada SEA Games 2017 setelah melawan tim dari Thailand.
ADVERTISEMENT
Ayu baru memutuskan menggunakan hijab saat mengikuti pertandingan proliga putaran kedua dalam ajang proliga 2018. Ia berhasil menunjukkan bahwa hijab tidak menghalangi langkahnya untuk meraih prestasi. Pemain andalan Jakarta Pertamina Energi ini berhasil membuat timnya mengalahkan Bandung Bank BJB dengan skor 3-0.
Nandita Ayu Salsabila bahkan berhasil meraih gelar pemain terbaik atau Most Valuable Player (MVP) dalam kejuaraan Proliga 2018.
Saksikan perjuangan para atlet perempuan ini dalam laga Asian Games 2018.