Mengulas Evolusi Tampilan Sansa Stark di Game of Thrones

15 April 2019 12:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sansa Stark masih belum menerima Daenerys sepenuhnya Foto: Game of Thrones Season 8
zoom-in-whitePerbesar
Sansa Stark masih belum menerima Daenerys sepenuhnya Foto: Game of Thrones Season 8
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tak terasa, hadir sejak 2011 silam, kini para penggemar sudah harus bersiap-siap untuk berpisah dengan serial televisi populer Game of Thrones. Serial asal Amerika Serikat ini sudah memasuki musim terakhir--atau musim final yang ditayangkan mulai hari ini, Senin (15/4).
ADVERTISEMENT
Kecintaan banyak penggemar dari seluruh dunia, tentu saja karena didukung oleh karakter-karakter yang kuat dan ikonis. Salah satunya, Sansa Stark, yang diperankan oleh Sophie Turner.
Meski menjadi salah satu pemeran utama di Game of Thrones, Sansa mungkin bukanlah karakter favorit semua orang. Sifat dan pemikirannya yang terkadang sulit ditebak, sering membuat penonton bertanya-tanya apa sentimen dan motif Sansa Stark di serial Game of Thrones ini.
Namun, tak dapat dipungkiri, Sansa adalah satu satu karakter yang memiliki banyak perubahan signifikan di sepanjang musim Game of Thrones. Mulai dari gaya rambut, gaya berpakaian, hingga personalitasnya yang drastis dari remaja 'labil' ke perempuan dewasa. Uniknya lagi, perubahan karakternya ini juga diikuti oleh perubahan tampilannya.
ADVERTISEMENT
Berikut kumparan ulas evolusi tampilan Sansa Stark yang memiliki pengaruh besar pada keseluruhan personalitasnya.
Season 1
Sansa Stark di Game of Thrones di Season 1 Game of Thrones. Foto: HBO
Di awal perkenalan karakter Sansa Stark di Winterfell (kediaman keluarga Stark), ia digambarkan sebagai gadis feminin lugu dan sedikit jutek yang berasal dari keluarga terpandang Stark. Layaknya seorang remaja di masa-masa pubertas, Sansa memiliki mimpi untuk menikahi Pangeran (Joffrey) dengan harapan bisa menjadi seorang Ratu.
Ia seringkali terlihat dengan gaya rambut diurai panjang berwarna cokelat kemerahan, khas perempuan Stark. Mengingat Winterfell berlokasi di bagian Utara yang dingin, ia pun kerap mengenakan gaun dengan jubah-jubah panjang yang terbuat dari bulu.
Sansa Stark di Game of Thrones di Season 1 Game of Thrones. Foto: HBO
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, tampilannya pun kian berubah. Saat ia bermukim di King's Landing (tempat keberadaan Iron Throne dan tempat tinggal keluarga raja) di daerah Selatan, Sansa mulai mengadaptasi gaya berpakaian khas 'Selatan' ala perempuan-perempuan bangsawan.
ADVERTISEMENT
Palet warna busananya yang dulu didominasi berwarna netral gelap, kini menjadi busana nuansa pastel seperti ungu, pink, biru muda, dan lainnya. Ia pun semakin mengadaptasi penampilan khas King's Landing dengan gaya rambut yang dibentuk mewah.
Season 2
Sansa Stark di Season 2 Game of Thrones. Foto: HBO
Setelah kematian sang ayah dan menyadari bahwa ia terjerumus dalam pengaruh kejam Joffrey dan keluarga Lannister, Sansa mulai terlihat berubah menjadi perempuan dewasa yang berusaha untuk selalu kuat.
Di balik kesedihannya, ia menyadari bahwa untuk bisa terus bertahan hidup, Sansa harus selalu menyembunyikan perasaannya dan 'memaksakan' diri agar selalu terlihat tegar.
Masih mengenakan gaya busana yang sama dengan gaun-gaun mewah, namun kali ini ia mulai mengubah warna-warna pastel tersebut dengan warna gelap seperti sewaktu ia masih tinggal di Winterfell. Hal ini seolah menyiratkan bahwa ia masih seorang Stark, meski ia berpura-pura untuk menjadi keluarga Lannister.
ADVERTISEMENT
Season 3
Sansa Stark di Game of Thrones Season 3. Foto: HBO
Di musim ini, secara fisik, Sansa sudah menjadi perempuan dewasa yang ditandai dengan menstruasi. Warna ungu pun menjadi warna 'signature' dirinya. Mungkin, ini adalah caranya untuk mengkombinasikan warna Lannister yang didominasi merah, dengan warna biru dari Stark.
Ia pun mulai sering untuk membiarkan rambutnya kembali terutai panjang. Selain warna ungu, kalung berbentuk capung pun jadi item wajib yang selalu terpasang di leher Sansa.
Sansa Stark di Game of Thrones Season 3. Foto: HBO
Namun, hal menyedihkan kembali terjadi pada dirinya di musim ini. Meski terbebas dari kejamnya Joffrey, Sansa dipaksa untuk menikahi Tyrion Lannister, seorang kerdil yang juga paman dari Joffrey. Di pernikahannya dengan Tyrion, Sansa mengenakan busana yang amat megah dengan tatanan rambut yang mewah.
ADVERTISEMENT
Season 4
Sansa Stark di Game of Thrones Season 4. Foto: HBO
Mengawali season 4, Sansa harus pergi dari King's Landing karena dicurigai membunuh Joffrey. Ia pun mendatangi daerah Eyrie, tempat sang bibi (Aunt Lysa) bermukim.
Sansa mulai kembali mengenakan jubah-jubah panjang dengan variasi gaun yang menawan. Ia pun semakin terlihat berbeda, memberikan aura yang lebih misterius. Seolah menjadikan Eyrie tempat untuk belajar melepaskan kekuatan dan manipulasi yang ia pelajari di King's Landing.
Sansa Stark di Game of Thrones Season 4. Foto: HBO
Di akhir season 4, Sansa semakin misterius dengan motif yang sulit untuk ditebak. Ia pun membantu Littlefinger (Petyr Baelish, antagonis yang memiliki banyak motif terselubung) untuk menutupi pembunuhan bibinya.
Ia melakukan perubahan besar pada seluruh tampilannya menjadi bold. Mulai dari rambut yang dicat hitam, gaun serba hitam, dan aksesori kalung yang besar.
ADVERTISEMENT
Season 5
Sansa Stark di Game of Thrones Season 5. Foto: HBO
Sansa kembali ke Winterfell dengan rambut hitam. Rambut yang dicat hitam tersebut seolah menyiratkan bahwa ia sudah memiliki kehendak penuh atas dirinya. Di season ini, seluruh tampilannya didominasi dengan warna hitam. Namun, harapan Sansa sirna ketika ia 'dijebak' oleh Littlefinger untuk menikahi Ramsya Bolton. Di hari itu, Sansa mengenakan gaun serba putih.
Sansa Stark di Game of Thrones Season 5. Foto: HBO
Rasa merdeka yang Sansa miliki pun hilang. Rambutnya yang ia cat berwarna hitam, harus dibasuh atas perintah Ramsay.
Sansa Stark di Game of Thrones Season 5. Foto: HBO
Season 6
Sansa Stark di Game of Thrones Season 6. Foto: HBO
Hidupnya amatlah berat. Di titik ini, Sansa merangkul 'sisi gelap' dalam dirinya, tak lagi menjadi gadis lugu yang penggemar kenal di awal musim Game of Thrones. Sifatnya menjadi semakin misterius.
Hal ini amat terlihat dari pilihan busana-busananya yang serba hitam, sleek, dengan jubah-jubah panjang. Sansa pun mendominasi tampilan rambutnya dengan kepang yang dibentuk di sebelah kiri. Sebuah gaya rambut sederhana dan simpel, menandakan bahwa ia tak lagi mementingkan penampilan. Ia adalah perempuan dalam misi untuk mengembalikan harga diri dan derajat keluarganya.
ADVERTISEMENT
Season 7
Sansa Stark di Game of Thrones Season 7. Foto: HBO
Di season 7, Sansa semakin kehilangan keceriaannya, dan benar-benar berubah menjadi perempuan yang penuh perhitungan dan selalu waspada. Hal ini masuk akal, mengingat segala hal menyakitkan telah ia lalui di masa hidupnya. Meski begitu, sebagai Lady of Winterfell, Sansa memiliki rasa pemberdayaan yang lebih dari sebelumnya.
Gaya rambutnya pun menyerupai gaya Cersei Lannister, sebagian dibiarkan terurai lepas, dan sebagian lagi dikepang. Gaya rambutnya ini seolah menyiratkan bahwa Sansa mencatat, mengamati, dan belajar arti menjadi seorang perempuan di dunia yang didominasi oleh laki-laki.
Sansa Stark di Game of Thrones Season 7. Foto: HBO
Gaya berbusananya semakin karismatik ala perempuan 'badass'. Ia masih mengenakan busana serba hitam, dengan aksesori jubah bulu. Membuatnya tampak disegani namun tetap angun di waktu yang sama.
ADVERTISEMENT
Di sepanjang penampilannya dari Season 1 ke Season 7, terdapat banyak perubahan dalam diri Sansa. Segala hal menyakitkan yang terjadi pada hidupnya, tersirat jelas dengan cara ia menampilkan dirinya lewat pakaian. Bagaimana dengan penampilan Sansa di Game of Thrones Season 8 ini? Kita nantikan saja, ya!