Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
New York Fashion Week 2019 Tampilkan Desainer Transgender Pertama
11 Februari 2019 9:29 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Isu keberagaman dalam industri fashion tampak semakin menguat . Tak hanya menyoal peningkatan dalam keberagamam ras model-model saja yang terlihat di panggung runway fashion week. Namun juga diikuti dengan debut desainer transgender pertama di ajang New York Fashion Week 2019.
ADVERTISEMENT
Melalui label No Sesso yang berasal dari bahasa Italia dan bermakna "tanpa gender", desainer Pierre Davis menjadi desainer transgender pertama yang menorehkan sejarah tampil di ajang New York Fashion Week 2019.
Label yang didirikannya sejak tahun 2015 ini dibangun dengan ide inklusivitas yang merangkul semua indentitas gender, ukuran dan ras.
Selain itu No Sesso juga telah memiliki banyak penggemar di Los Angeles, tempat Pierre Davis tinggal. Label yang mengusung busana Unisex ini pun telah merilis beberapa koleksi yang juga disukai oleh selebriti dunia, seperti Erykah Badu dan Kelela.
Untuk tampil di NYFW sendiri, Davis meluncurkan koleksi yang terinspirasi dari konsep pebisnis perempuan yang bangga akan masa depan. Davis memamerkan busana mulai dari suit yang tegas, tas kerja, hingga pakaian olahraga.
Dilaporkan The Independent, pertunjukkan melibatkan model-model dari berbagai latar belakang termasuk gitaris Steve Lacy, penyanyi Boychild dan penulis Marz Lovejoy.
ADVERTISEMENT
Bulan lalu, Dewan Perancang Mode Amerika (CFDA), mengumumkan pekan mode bergengsi ini akan diikuti oleh 500 desainer sebagai wujud keberagaman.
"Semua orang dengan berbagai macam identitas wajib diberi kesempatan untuk berjuang, terlepas dari apapun latar belakang mereka," ujar Davis kepada CFDA.
Menurutnya, dunia saat ini seolah menutup mata akan keberagaman, apalagi di dunia mode. Melalui No Sesso ia berharap dapat menginspirasi orang-orang untuk terbuka akan komunitas lain dan semua itu bukan sekedar soal estetika atau barang dagangan, tapi juga soal kemanusiaan.
Davis mengaku, momen ini adalah langkah positif untuk merepresentasikan transgender di industri fashion. Ia berharap orang-orang akan mengenali karyanya karena kualitas.
Meskipun ini adalah langkah positif untuk merepresentasikan komunitasnya dalam industri fashion secara keseluruhan, Davis tidak akan membuat koleksi yang hanya melibatkan isu stereotipe transgender semata. "Saya hanya ingin menunjukkan karya saya. Dan saya sangat tersanjung dan senang bisa tampil di fashion week ," ujar Davis mengutip dari Elle.
ADVERTISEMENT