Perempuan Jadi Kekar karena Angkat Beban, Mitos atau Fakta?

21 Juli 2018 9:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi olahraga (Foto: dok.Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi olahraga (Foto: dok.Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Selama ini, banyak perempuan menghindari kelas combat, boxing, dan angkat beban karena takut jadi berotot bak lelaki. Mereka berpikir olahraga sejenis bisa membuat tubuhnya tampak kekar dan macho.
ADVERTISEMENT
Karena itu, banyak perempuan yang lebih memilih ikut kelas cardio untuk membakar lemak. Semakin banyak kalori yang terbuang, makin kecil pula lingkar tubuhnya.
Lantas, benarkah angkat beban bisa membuat tubuh perempuan jadi berotot dan tampak besar?
"Itu hanya mitos," tegas Aurelia Linda, salah satu instruktur Fitness First Indonesia kepada kumparanSTYLE, saat dijumpai di Fitness First Platinum Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
com-Olahraga saat puasa (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Olahraga saat puasa (Foto: Thinkstock)
"Sebenarnya cuma pemikiran saja. Kita mau bikin otot besar enggak segampang itu, kita harus angkat beban berat banget, makannya benar, baru ototnya besar," ujarnya meluruskan.
Karena pada dasarnya perempuan hanya memiliki sedikit hormon testosteron, sehingga pertumbuhan ototnya jauh lebih lamban ketimbang pria. Otot perempuan juga mustahil 'mengembang' sebesar kaum adam, kecuali jika didorong oleh suplemen atau steroid.
ADVERTISEMENT
Jika ingin membentuk tubuh agar tampak ramping dan kencang, Anda justru wajib melakukan weight lifting atau angkat beban.
"Karena kalau cardio cuma menghabiskan lemak dan air sampai pada suatu titik. Tapi kalau mau kurus, justru kadar otot harus ditinggikan agar bakar lemak lebih cepat. That's why you have to do weight lifting," terangnya lagi.