Putri Keraton Solo Menikah dalam Balutan Kebaya Karya Didiet Maulana

13 Maret 2019 10:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putri Solo, Tunku Atiah. Foto: Dok. Owlsome Project
zoom-in-whitePerbesar
Putri Solo, Tunku Atiah. Foto: Dok. Owlsome Project
ADVERTISEMENT
Keraton Surakarta Hadiningrat Solo baru saja menggelar resepsi pernikahan Tunku Atiah dan Mohamad Zaini (Zizi) di Pendopo Ageng Puro Mangkunegaran, Solo, pada Sabtu (9/3).
ADVERTISEMENT
Tunku Atiah sendiri merupakan anak dari GRAy Retno Astrini yakni puteri KGPAA Mangkunegara VIII dan KPH Tunku Abu Bakar Duta Hadiningrat (dari Johor Bahru).
Di hari istimewanya tersebut, Tunku Atiah tampil anggun dalam balutan kebaya bernuansa hijau zaitun dari Svarna by IKAT Indonesia rancangan desainer Didiet Maulana. Tampilannya dilengkapi dengan riasan paes pada wajah dan kepala khas pengantin Jawa Solo.
Suasana pernikahan Putri Keraton Solo Tunku Atiah dengan Mohamad Zaini. Foto: Dok. Owlsome Project
"Konsep busana yang dipakai kedua mempelai adalah hasil berbagai riset yang telah dilakukan mengenai busana adat trah Mangkunegaran. Saya terinspirasi busana kebaya panjang yang biasa dikenakan oleh para putri keraton," jelas Didiet Maulana dalam pernyataan resminya.
Menurut Didiet dalam karyanya kali ini ia membuat kebaya dengan model kerah (neck line) kutubaru dengan panel di tengah yang menghubungkan sisi potongan badan kanan dan kiri yang melekat dengan cantiknya pada tubuh Tunku Atiah.
Pernikahan Putri Keraton Solo Tunku Atiah dengan Mohamad Zaini. Foto: Dok. Owlsome Project
Sedangkan panjang kebaya dibuat hingga di bawah lutut dengan bahan brokat Perancis. Didiet juga memberikan sentuhan taburan manik kristal yang terdiri dari 5 warna seperti emas, tembaga, dan olive green di sekujur kebaya yang ia rancang. Didiet menjelaskan bahwa manik kristal yang dipakai mencerminkan warna dari elemen-elemen yang ada di Pendopo Ageng, tempat acara ini berlangsung.
Putri Solo, Tunku Atiah. Foto: Dok. Owlsome Project
Kain yang digunakan dalam pembuatan kebaya ini pun memiliki nilai sentimental bagi Tun Atiah sendiri. "Kain yang dipakai adalah kain cinde sutera seperti yang digunakan oleh ibundanya ketika menikah dulu, dipakai dengan teknik pemakaian disampir di bawah," imbuh Didiet.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk mempelai laki-laki, Didiet mengadaptasi model beskap bernama langenarjan serupa seperti ketika ayah Atiah menikah. Dengan kain batik tulis sogan motif Candi Luhur latar cemeng (latar belakang hitam).
Suasana pernikahan Putri Keraton Solo Tunku Atiah dengan Mohamad Zaini. Foto: Dok. Owlsome Project
"Suatu kehormatan bagi Svarna by IKAT Indonesia turut terlibat dalam acara ini. Untuk rangkaian tampilan pengantin saya mendapat petunjuk langsung dari Kanjeng Raden Mas Haryo (KRMH) Djatmiko Hamidjojo Santoso (Mas Miko)," tutup Didiet Maulana.