Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Waspadai Asam Lambung Meningkat Selama Berpuasa
31 Mei 2017 16:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Salah satu masalah yang sering dihadapi orang berpuasa adalah asam lambung. Meskipun bukan penyakit mematikan, namun penyakit ini dapat menimbulkan banyak komplikasi. Bahkan, asam lambung juga membuat mereka yang berpuasa menjadi tidak nyaman karena masalah ini.
ADVERTISEMENT
Asam lambung atau GERD (gastroesophageal reflux disease) merupakan penyakit pencernaan yang paling umum terjadi di dunia dan diderita lebih dari 10-20% populasi orang dewasa. Jumlah penderita asam lambung sendiri terus meningkat setiap tahunnya, sejalan dengan meningkatnya obesitas dan westernisasi di Asia.
"Ada sebagian orang Muslim yang langsung tidur setelah sahur. Hal ini dapat menyebabkan asam lambung naik kembali ke kerongkonan yang pada akhirnya bisa menyebabkan masalah pada saluran cerna atas mereka. Selain itu, ada kebiasaan buruk lain yang juga sering dilakukan pada saat Ramadhan, yaitu makan terlalu berlebihan pada saat berbuka, diikuti dengan merokok," jelas Dr. dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, konsultas penyakit lambung dan pencernaan dari FKUI/RSCM, seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima kumparan (kumparan.com).
ADVERTISEMENT
Karena itu, dr. Ari menjelaskan sebaiknya ketika berbuka, makanlah dengan prosi sedang. "Misalnya dimulai dengan makanan ringan dalam porsi kecil, lalu menunggu hingga sholat Maghrib sebelum melanjutkan dengan makanan utama. Tetapi tetap dengan jumlah yang tidak berlebihan," ujarnya.
"Budaya 'balas dendam' dengan berpikir menggandakan makan siang dan makan malam saat berbuka harus dihindari. Membiasakan diri untuk berhenti makan dua jam sebelum tidur agar pencernaan bisa bekerja optimal," lanjut dr. Ari.
Gejala GERD sendiri timbul dari rasa panas di dada seperti terbakar dan ada sesuatu yang mengganjal, atau biasa disebut dengan heartbum. Heartbum yang berhubungan dengan GERD biasanya dialami setelah makan. Ada juga gejala lainnya seperti suara serak, radang tenggorokan, batuk kering kronis, terutama di malam hari.
ADVERTISEMENT
Tetapi, bagi kamu yang mengalami GERD tidak perlu khawatir. Menurut dr. Ari, penanganan penderita GERD pada prinsipnya adalah menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi. Hal ini dapat dilakukan melalui intervensi non-medis atau perubahan gaya hidup. Pasien GERD disarankan untuk tidak mengonsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat, dan lebih baik meningkatkan konsumsi buah serta sayuran.