2020, Game Lokal 'Gatot Kaca' Dirilis untuk Saingi PUBG dan ML

13 September 2019 16:26 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (kanan) usai menjenguk Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di RSUD dr Soetomo, Surabaya. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (kanan) usai menjenguk Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di RSUD dr Soetomo, Surabaya. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia merupakan salah satu pasar game terbesar di Asia Pasifik dengan perkiraan 43,7 juta gamer dan 55 persen di antaranya rela merogoh kocek demi kepentingan main game. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara berharap, Indonesia ke depannya tidak hanya berperan sebagai konsumen, tapi juga mengembangkan game sendiri.
ADVERTISEMENT
Saat ini, memang sudah ada banyak studio pengembang game di Indonesia yang telah mengembangkan permainan sendiri, bahkan beberapa telah masuk pasar internasional. Misalnya, ada game 'DreadOut' yang digarap oleh Digital Happiness dan 'Valthirian Arc: Hero School Story' oleh Agate Studio.
Dan setelah ini, bakal ada lagi game baru yang akan mengangkat karakter ciri khas Indonesia, yaitu Gatot Kaca. Kabar ini diungkap oleh Rudiantara saat berbicara dalam konferensi game Idbyte Esports 2019 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Jumat (13/9).
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Ia mengungkapkan, game itu akan diluncurkan pada akhir tahun ini atau pertengahan 2020. Rudiantara berharap game Gatot Kaca itu nantinya dapat menyaingi popularitas PUBG Mobile dan Mobile Legends di Indonesia. Namun, ia enggan menyebut nama pengembang game tersebut.
ADVERTISEMENT
“Akan ada game lokal yang karakter Indonesia, Gatot Kaca, jelang akhir tahun peluncuran, atau pertengahan tahun depan. Kalau enggak (dirilis game ini), kita mainnya cuma PUBG, Mobile Legends aja. Nah, yang di dalam juga harus tumbuh,” ungkap Rudiantara.
Ilustrasi bermain game di smartphone. Foto: Shutterstock
Rudiantara berharap anak-anak muda Indonesia bisa mengembangkan dan membangun pasar game sendiri. Dengan begitu, Indonesia tidak hanya menjadi konsumen di industri ini, tapi juga memanfaatkan ekosistem game untuk menghasilkan profesi baru dan lahan baru dalam menghasilkan uang.
“Esports memberi peluang bagi anak muda untuk menjadi profesi. Sekarang kan tim sponsor sudah banyak,” lanjutnya.