Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
5 Brand Smartphone Terlaris di Indonesia, Xiaomi Terus Tempel Samsung
14 Desember 2018 7:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
Persaingan industri smartphone di tahun 2018 sangat keras. Banyak vendor yang meluncurkan produk di tahun ini, dan pada masa ini pula, banyak data sub-brand baru yang diluncurkan oleh merek besar. Sebut saja Huawei yang merilis Honor. Xiaomi merilis Pocophone. Oppo dengan Realme.
ADVERTISEMENT
Kehadiran sub-brand baru ini nyatanya belum mampu mengguncang eksistensi Samsung sebagai raja smartphone di Indonesia. Perusahaan asal Korea Selatan itu tidak mau kalah agresif dengan brand lain, yang aktif meluncurkan produk di segala lini, terutama pada segmen low-end hingga mid-range.
Menurut data lembaga riset IDC, Samsung masih menguasai pangsa pasar smartphone Indonesia pada kuartal ketiga 2018 dengan raihan 28 persen. IDC mengumpulkan data ini berdasarkan pengapalan atau shipment.
Samsung ditempel ketat oleh Xiaomi yang fokus bermain di segmen pasar ultra low-end hingga mid-range di Indonesia. Xiaomi, menurut IDC, berada di peringkat kedua vendor smartphone terlaris Indonesia pada kuartal ketiga 2018 dengan raihan 24 persen.
Di posisi ketiga dan keempat ada Oppo dan Vivo, yang masing-masing menguasai 19 persen dan 13 persen.
ADVERTISEMENT
Agresivitas vendor smartphone dari China itu tak dapat dipungkiri telah memukul vendor smartphone lokal Advan yang harus puas dengan raihan pangsa pasar 5 persen.
Vendor China macam Xiaomi, mempertahankan strategi untuk meluncurkan produk di rentang harga Rp 1 jutaan, yang akhirnya turut memacu Oppo dan Samsung untuk berkompetisi di sana. Semua langkah ini telah menyakit smartphone lokal termasuk Advan dan Evercoss yang sebelumnya masuk ke segmen pasar tersebut.
Dengan kondisi pasar yang seperti ini, IDC mencatat segmen pasar smartphone ultra low-end di Indonesia meningkat selama dua kuartal berturut-turut.
Tekanan terhadap Advan dan Evercoss juga datang dari kondisi ekonomi Indonesia. Analis client device IDC Indonesia, Risky Febrian, menjelaskan bisnis vendor smartphone lokal saat ini sangat dipengaruhi oleh kondisi depresiasi mata uang rupiah, yang membuat perusahaan lokal mengurangi pasokan persediaan untuk meminimalisir risiko kehilangan profit setelah mengantisipasi perlambatan penjualan.
ADVERTISEMENT
"Merek lokal terus mengeksplorasi cara lain untuk tetap kompetitif," kata Risky, dalam siaran pers yang diterima kumparan, Kamis (13/12).
Advan mencoba masuk ke pasar milenial dengan strategi pemasaran yang memberi potongan harga bagi pelajar. Merek lokal lain seperti Evercoss, juga dipaksa putar otak, yang akhirnya memilih untuk bekerja sama dengan operator seluler XL Axiata dalam memperkenalkan smartphone seri Xtream ke pasar. Evercoss berupaya memberi nilai tambah ke penggunanya dengan iming-iming bisa mengakses YouTube tanpa batas.