Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Berkat Kecerdasan Buatan, Bukalapak Capai Nilai Transaksi Rp 50 Miliar
3 Maret 2018 10:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Salah satu startup e-commerce di Indonesia, Bukalapak , diketahui tengah mengembangkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Tidak bisa dipungkiri, saat ini kecerdasan buatan memang menjadi bagian penting bagi perusahaan-perusahaan berbasis teknologi untuk mengembangkan bisnisnya.
ADVERTISEMENT
Bukalapak menyadari hal itu dan menganggap AI memang sangat penting bagi mereka. Dalam acara perayaan ulang tahun ke-8 pada Januari lalu, Bukalapak menyatakan rencananya di tahun 2018 untuk membangun pusat riset yang digunakan untuk mengembangkan teknologi AI, mesin pembelajaran, hingga pengiriman barang lewat drone.
CEO yang juga pendiri Bukalapak, Achmad Zaky, mengatakan penerapan sistem yang dimiliki oleh AI bisa digunakan untuk mengenali pola dan memprediksi sebuah hal. Hal tersebut yang sekiranya juga diterapkan untuk sistem pencegahan penipuan.
"AI menjadi salah satu bagian penting dalam kinerja Bukalapak. Sudah ada beberapa teknologi AI yang berjalan di dapur Bukalapak yang membantu kegiatan operasional dan salah satunya adalah untuk pencegahan penipuan. Di Bukalapak, sistem AI mempelajari data transaksi yang diklaim jumlahnya mencapai ukuran petabyte," jelas Zaky.
Ia mengaku data yang ada di Bukalapak sangat besar dan tim engineer mereka mengembangkan sistem yang mengolah banyak data tersebut. Salah satu hasil olahannya bisa menentukan risiko penipuan dari sebuah transaksi.
ADVERTISEMENT
"Ia mengenali pola yang sudah dipelajari sebelumnya," kata Zaky, dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan (kumparan.com).
Zaky menambahkan sistem yang tengah dikembangkan Bukalapak dapat menimbang dan mengolah banyak data, serta konteks mengenai sebuah transaksi untuk menentukan risiko penipuan dari sebuah transaksi dengan cara mengenali pola yang sudah dipelajari sebelumnya.
Selain soal keamanan, Zaky juga menjelaskan penerapan teknologi AI pada sistem layanan konsumennya dan juga untuk memberikan rekomendasi belanja yang lebih baik bagi pengguna.
"Jadi, AI ini bisa menerima dan mempertimbangkan banyak sekali sinyal atau data dari berbagai aktivitas di situs Bukalapak, agar kemudian AI tersebut bisa membantu pengguna dengan memberikan rekomendasi produk yang paling cocok bagi kebutuhan mereka," paparnya.
Ia memberikan contoh, semakin sering seorang pengguna belanja atau browsing di Bukalapak, maka mereka akan semakin mengerti kebutuhan dan preferensi dari pengguna tersebut. Rekomendasi terbaik itu nantinya akan berasal dari perilaku pengguna tersebut.
ADVERTISEMENT
Soal layanan konsumen, AI membantu mengenali pelapak-pelapak baru yang membutuhkan bantuan untuk mengingatkan terkait pengiriman barang secara on time. Bahkan, email keluhan atau pertanyaan ke tim Bukalapak juga turut dibantu oleh kecerdasan buatan yang membuat Customer Service mereka bisa memberikan respons enam kali lebih cepat dibandingkan sebelumnya.
Zaky mengaku penerapan teknologi AI sudah menguntungkan perusahaannya. Efek positif yang dirasakan adalah pengguna bisa merasakan pengalaman belanja yang nyaman.
"Berkat AI ini, setiap bulannya Bukalapak memiliki transaksi-transaksi yang dibantu oleh AI sebesar lebih dari Rp 50 miliar," ungkapnya.
Meski banyak anggapan hadirnya teknologi AI akan menggusur pekerjaan yang dilakukan oleh manusia, Zaky malah melihat teknologi itu bisa membantu manusia, bukan menggantikan. Setidaknya, di Bukalapak ia melihat hal seperti itulah yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Bukalapak kini tengah berfokus dalam pembangunan pusat risetnya, yang awalnya akan dibangun di Bandung. Namun, tak hanya Bandung saja, Bukalapak juga berencana membuka pusat riset dan pengembangan di kota-kota besar lain, yang belum bisa diungkap lebih jauh detailnya.