Cara Facebook Cegah Berita Hoaks Tersebar di Instagram

9 Mei 2019 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Facebook dan Instagram. Foto: REUTERS/Yves Herman
zoom-in-whitePerbesar
Facebook dan Instagram. Foto: REUTERS/Yves Herman
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu media sosial terpopuler saat ini, Instagram, tidak lepas jadi saluran penyebaran berita hoaks yang kian hari semakin marak. Untuk mencegah hal tersebut, perusahaan induknya, Facebook, tengah menyiapkan fitur terbaru untuk mencegah kabar palsu menyebar di Instagram.
ADVERTISEMENT
Mulai Minggu ini, Facebook akan memulai uji coba untuk fitur fact check untuk memeriksa fakta semua postingan di Instagram. Metode fact check ini sama seperti yang telah dilakukan Facebook dengan menggandeng beberapa mitra pihak ketiga.
Menurut laporan Poynter, postingan foto dan meme palsu yang berpotensi dibagikan di Instagram akan dikirim ke dashboard yang sama dengan mitra pengecek fakta Facebook, seperti Factcheck.org serta kantor berita Associated Press.
Jika postingan Instagram tersebut ditandai sebagai hoaks, maka distribusi kontennya akan dikurangi untuk membatasi penyebaran. Instagram bakal membatasi jangkauan konten daripada menyensor atau menghilangkannya.
Seseorang memotret logo Instagram. Foto: Charles Platiau/Reuters
Konten yang ditandai akan berhenti muncul di tab Explore atau halaman pencarian hashtag. Tetapi, konten tersebut masih bisa muncul jika pengguna mengikuti akun Instagram yang menyebarkannya secara langsung.
ADVERTISEMENT
Uji coba fact check di Instagram ini juga berbarengan dengan hadirnya fitur tambahan seperti kotak peringatan yang muncul ketika pengguna mencari topik-topik terlarang, macam anti vaksinasi, yang dikenal digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah.
Layanan fact check di Instagram juga tidak mendapat sambutan hangat. Seorang direktur Politifact yang dikutip oleh Poynter mencatat bahwa posting Instagram bekerja sangat berbeda dengan Facebook. Oleh sebab itu, layanan ini dianggapnya tidak akan maksimal.
Ilustrasi Facebook. Foto: Dado Ruvic/Reuters
Ia melihat di Instagram lebih sedikit konten berita dan lebih sedikit hyperlink ke situs eksternal. Facebook belum memberikan penjelasan apakah pendekatan yang sama akan diaplikasikan untuk platform yang berbeda.
Kemitraan Facebook dengan organisasi pemeriksa fakta dimulai pada Desember 2016 sebagai upaya untuk memerangi informasi hoaks pada platform-nya. Sejak diluncurkan, inisiatif ini telah berkembang hingga melibatkan 52 organisasi mitra di 33 negara, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT