Facebook dan Microsoft Bikin Sayembara Deteksi Video Deepfake

8 September 2019 20:47 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kejahatan siber. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kejahatan siber. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Raksasa teknologi Facebook dan Microsoft menggelar kompetisi deteksi deepfake alias pemalsuan imej seseorang yang memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Hal ini dilakukan menyusul maraknya konten-konten palsu yang menggunakan citra orang lain dalam gambar atau video.
ADVERTISEMENT
Kompetisi bertajuk “Deepfake Detection Challenge”, mengajak para peneliti untuk mendeteksi dan membuat alat pengujian deepfake. Pemenangnya akan membawa pulang hadiah sebesar 10 juta dolar AS atau sekitar Rp 141 jutaan.
Sebagai bagian dari proyek, perusahaan membayar aktor untuk menjadi objek di video deepfake. Namun, baik Facebook maupun Microsoft menjamin tidak ada data pengguna yang sembarangan digunakan.
Logo Facebook di konfereni tahunan F8 2019. Foto: Stephen Lam/Reuters
Adanya ‘sayembara’ ini juga menyusul pemilihan Presiden Amerika Serikat yang akan dilaksanakan pada November 2020. Perusahaan merasa bertanggung jawab untuk mengatasi ancaman video deepfake yang berpotensi memicu persebaran disinformasi.
Terlebih lagi sekarang sudah ada machine learning yang memudahkan orang untuk membuat video deepfake. Bahkan, ada orang yang membuat video tutorial cara memalsukan wajah orang dengan seorang tokoh untuk video deepfake.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat di Amerika Serikat, Adam Schiff. pada bulan Juli lalu juga menuntut agar Facebook, Twitter, dan Google, untuk mengambil tindakan mengatasi deepfake.
Logo Microsoft. Foto: Mike Segar/Reuters
Beberapa peneliti juga sedang mengerjakan sistem untuk mengotentikasi video atau gambar pada titik pengambilan melalui digital watermarking. Tetapi evolusi yang cepat dari teknologi deepfake telah membuat media sosial dan peneliti berpikir keras melawan konten video palsu tersebut.
“Ini adalah permainan kucing dan tikus. Jika saya mau merancang pendeteksi deepfake, saya harus memberi si pembuat deepfake hal serupa yang berbeda untuk mereka uji,” kata Siddharth Garg, Asisten Profesor di Tandon School of Engineering, New York University.
Ini bukanlah pertama kalinya Facebook mengadakan Deepfake Detection Challenge. Sebelumnya ada juga lomba dan pendanaan yang dilakukan Facebook untuk mendeteksi peredaran deepfake agar masyarakat tidak gampang tertipu.
Ilustrasi pengguna Facebook. Foto: Reuters
Facebook bahkan menghabiskan hingga 7,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 105,9 miliar untuk tim di University of California, Berkeley, lalu University of Maryland, dan Cornell University, untuk membantu perusahaan menumpas kejahatan yang tidak hanya membodohi namun juga mencemarkan nama baik orang lain.
ADVERTISEMENT
Contoh deepfake yang sempat bikin heboh antara lain ialah saat wajah aktris cantik Gal Gadot berada dalam sebuah video dewasa tanpa busana. Ada juga yang mengganti wajah sosok Iron Man dengan wajah Tom Cruise yang bikin fans Robert Downey Jr. kecewa bukan main.