Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
ADVERTISEMENT
Dampak yang ditimbulkan dari layanan on-demand GOJEK di Indonesia semakin terasa pada bidang sosial ekonomi. Nilai pertumbuhannya di bidang ekonomi sangat signifikan. Studi yang dilakukan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), mencatat bahwa GOJEK bersama para mitranya memberi kontribusi ke ekonomi Indonesia mencapai Rp 44,2 triliun di tahun 2018.
ADVERTISEMENT
Riset kontribusi ekonomi dari GOJEK itu berasal dari empat layanan GOJEK, yaitu layanan ojek Go-Ride, layanan mobil panggilan Go-Car, layanan pesan antar makanan Go-Food, serta layanan untuk kebutuhan harian Go-Life.
LD FEB UI kemudian merinci nilai kontribusi dari keempat layanan dan mitra GOJEK tersebut untuk ekonomi Indonesia di 2018:
- Mitra pengemudi Go-Ride menyumbang Rp 16,5 triliun
- Mitra pengemudi Go-Car berkontribusi Rp 8,5 triliun
- Mitra UMKM Go-Food kontribusinya Rp 18 triliun
- Mitra Go-Life (Go-Clean dan Go-Massage) kontribusinya Rp 1,2 triliun
Rata-rata penghasilan pengemudi dan mitra Go-Life dalam penelitian ini diklaim di atas rata-rata upah minimum kota (UMK) di wilayah penelitian.
LD FEB UI melakukan riset di beberapa wilayah Indonesia dengan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka. Total ada 6.732 responden. Mitra Go-Ride yang dilibatkan sebanyak 3.886 responden, lalu Go-Car 1.010 responden, dan Go-Food sebanyak 1.000 responden. Riset terhadap tiga layanan ini dilakukan di kota Balikpapan, Bandung, Jabodetabek, Denpasar, Makassar, Medan, Palembang, Surabaya, dan Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk Go-Life yang hanya meliputi layanan Go-Massage dan Go-Clean, melibatkan 836 responden di Bandung, Denpasar, Jabodetabek, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan. Riset menemukan sebanyak 70 persen mitra Go-Massage dan Go-Clean adalah perempuan dan hampir 50 persen di antaranya adalah tulang punggung keluarga.
Studi serupa dari LD FEB UI pernah dilakukan pada tahun 2017 yang menunjukkan kontribusi layanan ojek online GOJEK dan UMKM mencapai Rp 15,1 triliun.
Go-Food Tumbuh Pesat
Wakil Kepala LD FEB UI, Dr. Paksi C.K. Walandouw, menekankan kontribusi yang semakin besar di tahun 2018 menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi yang tepat guna mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi digital. Inovasi yang dilakukan oleh GOJEK sebagai pemimpin pasar layanan on-demand dinilai telah memperluas peluang penghasilan para mitra.
ADVERTISEMENT
Paksi menggarisbawahi pertumbuhan pesat terjadi pada layanan pesan antar makanan Go-Food. GOJEK telah membawa mitra UMKM untuk go-online alias masuk ke ekonomi digital. Teknologi dan fitur yang disediakan juga terus dikembangkan sehingga dapat mendorong mitra usahanya mengalami pertumbuhan pendapatan yang pesat.
“Kontribusi mitra UMKM Go-Food tahun 2018 naik hampir tiga kali lipat dibanding tahun 2017. Pertumbuhan kontribusi mitra UMKM Go-Food ini antara lain disebabkan oleh optimalisasi fitur teknologi GOJEK yang digunakan oleh mitra UMKM,” kata Paksi, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (21/3).
Mayoritas responden Go-Food dalam studi ini adalah UMKM dengan omzet Rp 300 juta per tahun (sebanyak 72 persen responden), dan organisasi dengan omzet Rp 300 juta sampai Rp 2,5 miliar per tahun (sebanyak 26 persen).
ADVERTISEMENT
Mayoritas UMKM tidak mempunyai aset digital sebelum menjadi mitra Go-Food. Sebanyak 73 persen mitra hanya memiliki bangunan fisik dan 20 persen memiliki warung semi permanen. Setelah menjadi mitra Go-Food, 93 persen responden UMKM langsung dapat membuka usaha secara digital (go-online).
Go-Food memperkenalkan UMKM dengan teknologi pembayaran elektronik yang sangat efisien, dalam hal ini Go-Pay. Mayoritas UMKM, tepatnya 75 persen, baru menerapkan pembayaran non-tunai setelah menjadi mitra Go-Food.