Google Maps Siap Rilis Tampilan Peta Digital Berbasis AR

Ilustrasi ikon aplikasi Google Maps di smartphone. Foto: REUTERS Dado Ruvic

Google Maps akan meluncurkan tampilan peta digital berbasis Augmented Reality (AR). Itu artinya, fitur ini mengizinkan pengguna melihat peta di ponsel dengan gambar yang sama seperti di dunia nyata.

Fitur ini memanfaatkan data dari google Street View dan mengkombinasikan dengan teknologi pelacakan GPS. Dengan begitu, Google Maps bisa mengidentifikasi apa yang dilihat pengguna di sekitarnya dan memberi arah ke tujuan.

Hadir dengan nama Live View, fitur ini bisa dinikmati oleh pengguna Google Pixel, iPhone dengan minimum iOS 11, dan Android minimum versi 7.0. Lalu, bagaimana cara menggunakan peta digital AR di Google Maps?

Memakai Google Maps di ponsel Foto: Foto: Ingo Joseph via Pexels (CC0 Public Domain)

Pertama, masukkan nama tempat tujuanmu di aplikasi Google Maps dan ketik ikon orang yang sedang berjalan. Setelah itu akan muncul opsi ‘Start AR’ yang jika kamu tekan akan memunculkan instruksi di layar smartphone.

Seperti bermain game Pokemon Go yang berbasis AR, fitur ini membutuhkan peran kamera belakang untuk menyorot lingkungan sekitar. Jika kamera sudah terbuka, Google Maps akan menampilkan tanda dan arah panah di sekitarmu untuk memberikan arah jalan yang tepat ke tujuan.

Karena membutuhkan peran kamera, jadi fitur ini tidak bisa digunakan di tempat yang minim cahaya. Google juga mengatakan bahwa fitur ini hanya bisa digunakan di luar ruangan dan area yang terdapat Street View dan tentu dengan koneksi internet yang lancar.

Ilustrasi buka aplikasi Google Maps di smartphone. Foto: Dado Ruvic/Reuters

"Kami telah melakukan uji coba ke komunitas Local Guides dan Pixel selama beberapa bulan terakhir. Saat ini akan kami perluas pada versi beta ke perangkat Android dan iOS, dengan dukungan ARCore dan ARKit yang akan dimulai pada minggu ini," tulis Google.

Google sedang gencar-gencarnya menjejali platform peta digital-nya dengan berbagai pembaruan. Terakhir, Google Maps baru meluncurkan fitur untuk memprediksi kepadatan transportasi umum di Inggris. Fitur ini bisa membantu pengguna menghindari jasa bus dan kereta saat jam-jam sibuk.