Kominfo Mau Panggil Google Soroti Konten Negatif di Mesin Pencari

6 November 2017 21:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kantor google (Foto: Reuters/Baz Ratner)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kantor google (Foto: Reuters/Baz Ratner)
ADVERTISEMENT
Konten pornografi kembali menjadi sorotan dunia maya di Indonesia. Setelah ramai beredar video porno pasangan remaja asal Indonesia, kini adanya konten GIF porno di aplikasi WhatsApp menjadi perhatian publik karena bisa diakses oleh anak-anak yang menggunakannya.
ADVERTISEMENT
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengambil sikap tegas dengan memblokir layanan pihak ketiga Tenor yang menyediakan fitur pengiriman GIF di WhatsApp sejak Senin (6/11) pagi ini. Selain itu, Kemkominfo juga mengancam bakal memblokir layanan WhatsApp dalam waktu 2 x 24 jam sejak Senin (6/11) apabila platform tersebut tidak memberikan tanggapan serius terkait masalah ini.
Tak hanya di aplikasi pesan, Kemkominfo juga menyoroti konten pornografi di layanan mesin pencari Google. Menurut Dirjen Aplikasi Informatika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan, masih sering terlihat konten pornografi di layanan pencarian gambar Google.
"Search engine itu kalau kita lihat di halaman depannya itu sebagian besar sudah terblokir semua (konten pornografi). Tapi, di pencarian gambar itu masih keluar, jadi ada gambarnya walau saat diklik tidak bisa dibuka," jelas Semuel, dalam jumpa pers di gedung Kemkominfo, Senin (6/11).
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Semuel menyatakan bakal memanggil Google terkait konten negatif di mesin pencarinya. Pemanggilan ini menurutnya akan dilakukan dalam waktu secepatnya.
"Google akan kita panggil juga terkait search engine. Ini karena seharusnya search engine juga bisa melakukan filter konten negatif," lanjutnya.
Salah satu penyedia media sosial populer, Twitter, turut menjadi sorotan karena masih banyaknya konten pornografi yang bertebaran di dalamnya. Semuel menegaskan, Kemkominfo bakal terus berkoordinasi dengan Twitter untuk menangani masalah ini dan melakukan pembersihkan konten-konten negatif di layananya.
Menurutnya, dengan adanya mesin sensor internet yang sedang disiapkan saat ini oleh Kemkominfo, maka nantinya pemerintah bisa lebih mudah mengidentifikasi konten-konten negatif yang tersebar di internet. Mesin sensor internet yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan itu rencananya baru akan beroperasi pada Januari 2018 mendatang.
ADVERTISEMENT