Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Situasi di Papua dan Papua Barat sudah berangsur kondusif, sehingga pemerintah mengambil langkah membuka blokir akses internet secara bertahap sejak Rabu malam (5/9), di 19 Kabupaten di Provinsi Papua dan 10 Kabupaten di Provinsi Papua Barat. Ada beberapa daerah Kota/Kabupaten yang masih terblokir akses internetnya dan akan dipantau dalam satu atau dua hari ke depan.
ADVERTISEMENT
Pemblokiran akses internet ini dilakukan untuk menekan peredaran konten hoaks dan provokatif yang dapat membuat kerusuhan di Papua dan Papua Barat kembali terjadi. Penyebaran konten-konten ini tidak bisa hanya dilakukan dengan pelambatan akses menuju layanan media sosial, tetapi pemutusan konektivitas internet.
Saat ini, menurut Menteri Kominfo Rudiantara penyebaran konten hoaks dan provokatif terbanyak masih disebarkan melalui media sosial. Dirinya menyebutkan, ada 550 ribu URL yang berisi konten hoaks ditemukan di platform Twitter.
Pihaknya sudah mengajak dan bekerja sama dengan platform media sosial lainnya, seperti Facebook, Instagram, dan YouTube, untuk memantau peredaran hoaks terkait situasi Papua.
"Kita juga mengajak mereka (platform media sosial), meminta kerja samanya untuk ikut memantau konten-konten hoaks dan provokatif. Ada Facebook, Instagram, Twitter, Youtube. Tapi paling besar Twitter kita lihat," katanya di Jakarta, Kamis (5/9).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Rudiantara menjelaskan hoaks provokatif terkait isu Papua dan Papua Barat di Twitter berasal dari 20 negara. Namun, ia tidak mau menyebutkan negara mana saja yang menyebarkan konten hoaks soal Papua.
"Dari mention-nya kita lihat juga banyak yang di-mention dari negara lain, belum tentu warga negara yang bersangkutan, tapi dari negara tersebut. Ada dari negara Eropa, dari negara Asia ada negara tetangga. Pantauan kami ada 20 negara yang mention berkaitan dengan Papua yang bagian dari 550 ribu lebih tadi," jelasnya.
Di sisi lain, Kominfo juga telah menyiagakan mesin AIS untuk terus bekerja menyaring persebaran konten hoaks di internet.
Kominfo juga mengimbau agar warga tidak menyebarkan informasi hoaks, kabar bohong, ujaran kebencian, hasutan, dan provokasi melalui media apapun, termasuk media sosial, agar proses pemulihan kembali berlangsung cepat di seluruh wilayah Papua dan Papua Barat.
ADVERTISEMENT