KPK Ajarkan Pendidikan Anti-Korupsi Lewat Board Game

19 November 2017 11:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gibran Rakabuming pamer board game KPK. (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gibran Rakabuming pamer board game KPK. (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jika kita bicara soal pendidikan anti-korupsi, pasti terlintas hal-hal berat dan membosankan dalam benak kita. Kebanyakan model pendidikan di Indonesia masih bersifat konservatif, seperti menggunakan modul, presentasi, dan segudang tugas-tugas berat harus diselesaikan, apalagi ditambah dengan kata korupsi, pendidikan menjadi sesuatu ketakutan.
ADVERTISEMENT
Hal itu ingin diubah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sejak tahun 2014, lembaga anti rasuah ini, sudah mengubah konsep pembelajaran tentang pendidikan anti korupsi, yakni melalui board game (permainan berbasis papan atau kartu). Dengan board game, pendidikan anti korupsi jadi jauh lebih menyenangkan dan penetrasi penyerapannya juga jauh lebih tinggi.
Spesialis Pendidikan Masyarakat di Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, Rommy Iman Sulaiman, menjelaskan bahwa pendidikan melalui board game ini telah mereka kembangkan sejak tahun 2014, dan sampai tahun 2017 ini, KPK sudah memiliki 12 judul board game.
"Sejak tahun 2014, KPK mulai mengenalkan pendidikan anti korupsi kepada masyarakat melalui board game. Dananya sendiri berasal dari sektor pendidikan KPK. Metode ini jauh lebih efektif, bahkan penetrasi penyerapannya bisa lebih tinggi dibanding dengan mendengarkan presentasi," tutur Rommy kepada kumparan (kumparan.com) di FX Sudirman, Jakarta, Sabtu (18/11).
ADVERTISEMENT
Sebanyak 12 judul board game yang dikembangkan KPK ini ditargetkan untuk berbagai kelompok sasaran, mulai dari PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, hingga pendidikan pejabat Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Pembuatan board game tersebut bekerjasama dengan para perancang dan penerbit board game di Indonesia, seperti Manikmaya Games dan Kumara.
"Jadi kita melakukan diskusi dengan perancang dan penerbit board game di Indonesia untuk memilih jenis permainan apa yang akan diaplikasikan. Selain itu kami juga menerima masukan-masukan dari masyarakat tentang persoalan korupsi," katanya.
Aneka board game di event Unboxing 1.0. (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aneka board game di event Unboxing 1.0. (Foto: Bianda Ludwianto/kumparan)
Salah satu contoh board game keluaran KPK adalah Terajana, yang ditujukan kepada anak TK dan Sekolah Dasar untuk belajar tentang intergritas dan kejujuran. Jika pemain berhasil menerapkan dua hal itu, dia akan menang dan mendapatkan harta karun.
ADVERTISEMENT
Kemudian, ada board game Keranjang Bolong yang juga mengajarkan kejujuran untuk anak PAUD. Di board game ini pemain diminta untuk tidak mengambil barang yang bukan haknya. Jika berhasil melakukannya maka dia yang akan menjadi pemenangnya.
Romi berharap board game sebagai media pembelajaran anti korupsi bisa terserap 100 persen dan menanamkan pesan moral bagi anak-anak untuk menjauhi pungli, suap, dan hal lain yang bersifat korupsi.
Board game sendiri bisa dimanfaatkan oleh keluarga yang hendak mengajarkan kebersamaan kepada anak-anak mereka, di tengah banjir game di perangkat mobile dan konsol. Dengan board game, anak bisa bermain bersana, bertatap muka, dan menjalin ikatan emosional.
Gibran di pameran boardgame (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gibran di pameran boardgame (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Dua putra Presiden Joko Widodo, yaitu Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep, adalah dua sosok yang memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis board game. Gibran menilai board game tak kalah seru dan dengan permainan game digital seperti DOTA, FIFA atau Mobile Legend.
ADVERTISEMENT
Gibran dan Kaesang, sejauh ini telah berinvestasi di perusahaan Hompimpa Games yang berbasis di Solo, Jawa Tengah. Perusahaan ini didirikan oleh Erwin Skripsiadi dan Edward Joesoef pada 2017, dan beberapa bulan kemudian, Gibran serta Kaesang bergabung di sana.
Gibran mengakui ada manfaat penting dari bermain board game, yaitu sebuah kebersamaan dan interaksi sosial.
"Coba apakah pernah enggak dalam satu keluarga, ayah, ibu, anak main FIFA atau DOTA bareng-bareng? Bisa enggak? Nah, kalau board game ini bisa. Semua keluarga ini bisa main bareng. Itu yang membedakan," tutur ayah Jan Ethes ini.
Cara bermain board game juga tak berbeda dengan permainan digital, yang semuanya berbasis pada instruksi, aturan, serta hendak mencapai sebuah tujuan.
ADVERTISEMENT
Hompimpa Games sendiri saat ini telah memiliki 5 judul board game asli Indonesia yang akan segera masuk pasaran yaitu Math Cat, Acaraki, The Art of Batik, Senggal Senggol Gang Damai, dan Orang Rimba The Forest Keeper.