Para Perempuan Tangguh di Industri Digital Indonesia

26 April 2018 23:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perempuan Tangguh di Industri Teknologi. (Foto: Blibli, Tinkerlust, Garasi.id)
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan Tangguh di Industri Teknologi. (Foto: Blibli, Tinkerlust, Garasi.id)
ADVERTISEMENT
Di zaman yang serba modern saat ini, perempuan Indonesia dipermudah untuk mencapai impiannya dalam berkarier, termasuk impian untuk meraih kesuksesan di industri digital serta teknologi.
ADVERTISEMENT
Sudah banyak perempuan yang menggapai puncak kariernya di sebuah bidang yang sebelumnya dianggap hanya didominasi oleh laki-laki. Perempuan kini juga turut menciptakan solusi dan menjawab tantangan hiruk-pikuk perkembangan dunia digital dan teknologi yang pesat.
Di bulan April yang identik dengan semangat Hari Kartini ini, mari kita menoleh sejenak ke sejumlah perempuan yang telah sukses menoreh prestasi berkat kreativitas dan prestasinya di industri digital. Berikut profil mereka yang telah dirangkum oleh kumparan (kumparan.com):
1. Lisa Widodo - Senior Vice President of Operations and Senior Vice President of Product Management Blibli.com
Lisa Widodo, Blibli.com. (Foto: Blibli.com)
zoom-in-whitePerbesar
Lisa Widodo, Blibli.com. (Foto: Blibli.com)
Lisa Widodo menjadi salah satu pionir yang membesarkan situs e-commerce Blibli.com sejak didirikan di tahun 2011. Ibu dari 2 orang putri ini mengungkapkan bahwa dirinya sama sekali tidak pernah berpikir untuk terjun ke industri digital dan teknologi.
ADVERTISEMENT
Lisa, yang merupakan lulusan Honours dari The University of Texas di Austin, dan M.Sc dalam Materials Science and Mechanical Engineering dari Universitas yang sama, memutuskan kembali ke Indonesia di tahun 2005 karena ingin mulai berkontribusi lebih banyak kepada Indonesia dalam kapasitas yang ia miliki.
2. Lucy Novita – Creative & Strategy Director, Kaskus Networks
Lucy Novita, Kaskus Networks. (Foto: Kaskus Networks)
zoom-in-whitePerbesar
Lucy Novita, Kaskus Networks. (Foto: Kaskus Networks)
Dalam keseharian, Lucy banyak menghabiskan waktu di kantor sebagai Creative Director di Kaskus Networks dan memimpin 2 departemen: Creative dan Digital Strategy.
Sebelum menempati posisinya sekarang, wanita yang mengidolakan Susi Pudjiastuti itu pernah terbentur dalam proses berkarier saat diminta mundur dari pekerjaan setelah menikah dan hamil, dengan alasan perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban orang hamil.
ADVERTISEMENT
Tidak mau menyerah begitu saja, Lucy terus mencari jalan untuk tetap mempertahankan karier dan impiannya dengan mencari pekerjaan lain dan akhirnya ia berlabuh di Kaskus.
Lucy mengaku sebagai salah satu yang beruntung karena perempuan yang berkarier di industri digital terbilang masih sedikit. Menurutnya seorang perempuan harus percaya diri terjung ke sebuah industri yang ia yakini mampu, dan menjalani kariernya dengan segala keahlian yang dimiliki.
3. Ayu Purwarianti – Chief Scientist & Co-Founder, Prosa.ai
Ayu Purwarianti, Prosa.ai. (Foto: Prosa.ai)
zoom-in-whitePerbesar
Ayu Purwarianti, Prosa.ai. (Foto: Prosa.ai)
Perempuan yang diakrab Ayu ini menekuni bidang informatika sejak masih menggunakan command prompt. Ia juga memilih jurusan Informatika ITB karena Ayahnya berpesan, di masa mendatang, bidang teknologi informasi akan sangat bermanfaat.
Ia telah berkecimpung di bidang informatika hampir 22 tahun dan menganggap industri digital dan teknologi merupakan salah satu bidang yang ramah untuk wanita. Berkat perkembangan industri digital dan teknologi saat ini, sudah memudahkan perempuan untuk bekerja tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu.
ADVERTISEMENT
4. Aliya Amitra – COO/Co-Founder, Tinkerlust
Aliya Amitra, TinkerLust. (Foto: TinkerLust)
zoom-in-whitePerbesar
Aliya Amitra, TinkerLust. (Foto: TinkerLust)
Aliya sempat membangun karier di bidang keuangan selama 10 tahun, namun ketertarikan dengan dunia pemasaran membawanya mempelajari digital marketing secara otodidak. Kini ia merasa beruntung menjadi bagian dari dunia digital dan teknologi Indonesia.
Dia menilai saat ini masih sedikit female founders yang berani mengambil risiko bisnis. Dengan membangun Tinkerlust, dia berharap e-commerce fashion ini bisa jadi solusi terbaik bagi permasalahan perempuan yang ingin tampil trendi tanpa memandang usia.
Sebagai perempuan yang bekerja, seorang Ibu dan istri, Aliya memiliki pendapat mengenai hidup seimbang dan mengatur waktu. Meski memiliki berbagai kesibukan, Aliya tetap memprioritaskan keluarga di posisi nomor satu. Tantangan hidup menurutnya adalah menjadi orang yang terus berinovasi, kreatif, dan mengikuti perkembangan tren, juga memahami keinginan konsumen.
ADVERTISEMENT
5. Hernisa Clara Amelia – Principal UI/UX, Garasi.id
Hernisa Clara Amelia, Garasi.id. (Foto: Garasi.id)
zoom-in-whitePerbesar
Hernisa Clara Amelia, Garasi.id. (Foto: Garasi.id)
Wanita yang jago Graphic Design ini bergabung dengan startup baru, Garasi.id, yang bergerak di bidang otomotif menjadi Senior UI/UX Designer. Ia berperan agar bagaimana memberi kenyamanan bagi pengguna saat berkunjung ke produk Garasi.id.
Menurut Hernisa, perempuan cocok berkarier di bidang digital karena mereka memiliki karakter empati yang lebih, sabar, pandai memahami dan memperhatikan teman satu tim, serta multitasking.
Baginya perkembangan dunia digital saat ini dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Dunia teknologi yang akan terus berkembang karena manusia tidak pernah merasa puas akan apa yang sudah ada sekarang.
6. Arie Endrayani – Program Manager to Lead Product, Program and Project, GVM Networks
Arie Endrayani, GVM Networks. (Foto: GVM Networks)
zoom-in-whitePerbesar
Arie Endrayani, GVM Networks. (Foto: GVM Networks)
Arie banyak bergelut di dunia software dan enterprise system development, menghabiskan waktunya untuk pekerjaan sebagai Program Manager to Lead Product, Program and Project, GVM Networks. Arie mengaku bahwa ia tidak pernah memilih untuk berada di dunia digital dan teknologi.
ADVERTISEMENT
Sejak lama ia tertarik dengan dunia tersebut dan hanya di bidang inilah, kebutuhan skill yang dimilikinya bisa terpenuhi. Arie belum pernah berkarier di bidang pekerjaan lain, karena menurutnya tantangan terkait gender di industri digital dan teknologi justru lebih kecil dibandingkan pada bidang industri lain.
Arie, yang sebelumnya berkarier di Yahoo! dan Lazada Indonesia, berpesan kepada seluruh perempuan yang hendak bekerja di industri digital, agar harus berusaha mengikuti perkembangan serta tetap tegar menghadapi segala perubahan.