Perusahaan Aplikasi Tik Tok Jadi Startup Paling Bernilai di Dunia

29 Oktober 2018 18:54 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aplikasi Tik Tok. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi Tik Tok. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Aplikasi Tik Tok ternyata tidak hanya populer di Indonesia, tapi juga di berbagai negara lain termasuk Amerika Serikat. Hal ini membuat perusahaan pengembang Tik Tok, ByteDance, dilirik berbagai investor besar.
ADVERTISEMENT
Perusahaan asal China itu baru saja mendapatkan suntikan dana segar sebesar 3 miliar dolar AS atau setara Rp 45,5 triliun. Berkat suntikan dana tersebut, valuasi ByteDance akan bertambah menjadi 78 miliar dolar AS.
Angka ini melampaui valuasi perusahaan transportasi online Uber yang kini berada di 72 miliar dolar AS. Dengan begitu, ByteDance bakal menjadi startup paling bernilai di dunia.
Walau begitu, Uber sendiri kabarnya bakal melakukan penawaran saham publik perdana alias IPO pada tahun depan dan diperkirakan valuasinya akan mencapai 120 miliar dolar AS.
Dilaporkan TechCrunch, sebelumnya ByteDance tengah berdiskusi dengan sejumlah perusahaan untuk pendanaan baru mereka, seperti KKR dan General Atlantic, juga SoftBank. Putaran pendanaan ini juga kabarnya masih dibuka untuk tambahan investor lain.
ADVERTISEMENT
Selain aplikasi Tik Tok, ByteDance juga memiliki platform lain, misalnya aggregator berita berbasis AI (artificial intelligence) bernama Toutiao, yang sangat populer di China.
Ilustrasi aplikasi Tik Tok. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi aplikasi Tik Tok. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Tik Tok sendiri sedang menjadi sensasi di kalangan remaja, tidak hanya dari China tapi juga di beberapa negara. Nama Tik Tok semakin besar ketika ByteDance resmi mengakuisisi platform sejenis yaitu Musical.ly dengan nilai 1 miliar dolar AS.
Setelah Tik Tok dan Musical.ly menjadi satu, terbukti popularitas TikTok berkembang yang tadinya hanya marak digunakan oleh remaja di Asia. Berkat penyatuan dengan Musical.ly, kini nama Tik Tok telah populer di negara bagian barat.
Di Indonesia sendiri, Tik Tok sempat diblokir karena konten negatif di dalamnya. Setelah Tik Tok berkomitmen menjaga platform-nya bersih dari konten negatif, pemerintah pun telah membuka pemblokiran aplikasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada Agustus lalu, Tik Tok mengklaim aplikasinya memiliki 600 juta pengguna aktif bulanan. Bisa dibilang Indonesia menjadi salah satu negara dengan penyumbang pengguna terbanyak yang jumlahnya mencapai 10 juta pengguna aktif bulanan pada Juli lalu.