Popularitas Prabowo Ungguli Jokowi di Google Trends, Benarkah?

12 Februari 2019 13:31 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi & Prabowo di KPU. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi & Prabowo di KPU. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Belakangan ini viral sebuah kicauan Twitter yang mengatakan popularitas calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, mengungguli calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, di Google Trends. Kicauan yang dibuat oleh akun @gemacanNew itu melampirkan sebuah tautan artikel yang membeberkan data Google Trends tersebut.
ADVERTISEMENT
Diketahui, pantauan di Google Trends itu dilakukan dengan membandingkan penelusuran untuk kata 'Prabowo Sandi' dan 'Jokowi Amin' di kawasan Indonesia selama 7 hari terakhir.
Ketika dicek di Google Trends, data tersebut telah benar dan menunjukkan 'Prabowo Sandi' dengan warna biru unggul dibandingkan 'Jokowi Amin' dengan warna merah.
Viralitas Prabowo Sandi VS Jokowi Amin di Google Trends Foto: Astrid Rahadiani Putri/kumparan
Selain itu, dalam artikel itu juga ditampilkan bagaimana perbandingan popularitas di Google Trends apabila menggunakan istilah penelusuran dengan nama kedua capres, yakni Prabowo Subianto dan Joko Widodo.
Hasilnya, persaingan lebih ketat. Prabowo dan Jokowi saling mengungguli di beberapa titik. Penelusuran ini juga dilakukan di kawasan Indonesia dan selama tujuh hari terakhir.
Perbandingan Prabowo Subianto - Joko Widodo di Google Trends tujuh hari terakhir. Foto: Google Trends
Melihat popularitas Prabowo yang mengungguli Jokowi di Google Trends, mungkin membuatmu bertanya-tanya, sebenarnya bagaimana cara kerja dari Google Trends? Bagaimana nama Prabowo bisa lebih populer ketimbang Jokowi di Google.
ADVERTISEMENT
Jadi, pada intinya data Google Trends ini menganalisis data-data penelusuran yang terjadi di mesin pencari Google. Apa yang pengguna cari lewat Google dikumpulkan dan kemudian dianalisis.
Menurut penjelasan Google News Lab, data yang ada di Google Trends merupakan data kumpulan pencarian Google yang tidak bias. Data itu bersifat anonim, dikategorikan, dan dikelompokkan. Ini membuat Google dapat mengukur minat pengguna di topik tertentu, di suatu kawasan, mulai dari tingkat kota hingga negara.
Semua pengguna internet bisa menggunakan Google Trends dan meliht tren pencarian apa yang sedang populer di Google lewat alat tersebut.
Google Foto: Reuters/Pawel Kopczynski
Data Google Trends terbagi menjadi dua, yakni real time dan non-real time. Data real time adalah sampel acak dari pencarian pengguna yang tercatat selama tujuh hari terakhir, sementara untuk data non-real time adalah sampel acak yang bisa diatur jangka waktunya mulai 2004 hingga 36 jam lalu.
ADVERTISEMENT
Grafik data Google Trends dapat menunjukkan salah satu data tersebut, tapi bisa keduanya sekaligus.
"Dengan membuat sampel dari data kami, kami bisa melihat kumpulan data yang menunjukkan semua pencarian Google, di mana penemuan sebuah insight bisa diproses dalam hitungan menit dari suatu event yang sedang populer di dunia," tulis Google News Lab, dalam tulisan di Medium.
Dengan data-data ini, pengguna bisa melihat seberapa populernya sebuah istilah di dalam mesin pencari Google. Apakah banyak orang yang mencari istilah tersebut di Google? Selain itu, pengguna juga bisa membandingkan berbagai istilah yang datanya akan ditampilkan dalam suatu grafik.
Mesin pencari Google. Foto: FirmBee/Pixabay
Google Trends juga menampilkan peta suatu wilayah dan menunjukkan istilah tersebut populer di daerah mana saja.
ADVERTISEMENT
Dan jika kamu lihat, dalam data tersebut ada angka-angka yang menjadi ukuran popularitas data-data tersebut. Apa maksudnya ya? Nah, Google menjelaskan jika mereka menyusun angka pengukur ini hingga 100.
Itu artinya, 100 adalah angka maksimal yang menunjukkan suatu istilah banyak dicari di Google untuk waktu dan lokasi yang telah ditetapkan. Apabila angkanya semakin kecil, maka popularitasnya kecil juga.
"Data Trends bisa menyajikan pandangan yang kuat tentang apa yang menarik perhatian pengguna Google dan bagaimana orang-orang di seluruh dunia bereaksi terhadap suatu event penting," tulis Google.