Raih Investasi dari Shinhan Korea, Bukalapak Bernilai Rp 35 Triliun?

4 Oktober 2019 14:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor riset dan pengembangan Bukalapak di Surabaya. Foto: Bukalapak
zoom-in-whitePerbesar
Kantor riset dan pengembangan Bukalapak di Surabaya. Foto: Bukalapak
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Startup e-commerce Bukalapak mengatakan telah mendapat kucuran dana Seri F yang salah satunya berasal dari perusahaan keuangan Korea Selatan, Shinhan Financial Group. Pendanaan baru ini diumumkan pada Jumat (4/10).
ADVERTISEMENT
Dengan kucuran dana tersebut, valuasi Bukalapak mencapai angka 2,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 35 triliunan. Meskipun begitu, Bukalapak tidak mebeberkan berapa jumlah dana tersebut atau berapa jumlah saham yang akan diterima pihak Shinhan.
Pendanaan Seri F Bukalapak juga datang dari konglomerat media di Indonesia, Emtek Group, yang merupakan pendukung lama untuk menggembungkan nilai Bukalapak.
Ini kali kedua Bukalapak disuntik investor asal Korea Selatan. Sebelumnya, pada Januari 2019, startup unicorn Indonesia ini mendapatkan suntikan dana sebesar 50 juta dolar AS atau setara Rp 707 miliar dari Mirae Asset Daewoo Co Ltd dan Naver Corp.
Achmad Zaky, CEO dan Pendiri Bukalapak. Foto: Astrid Rahadiani/kumparan
Di putaran pendanaan yang sama, bergabung pula perusahaan dana investasi Singapura, Government of Singapore Investment Corporation (GIC), dan perusahaan layanan keuangan China, Ant Financial.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Bukalapak menargetkan menjadi startup tanah air pertama di Indonesia yang mencatat profit. Manajemen mengklaim laba kotor Bukalapak di pertengahan 2019 naik 3 kali lipat dibandingkan pertengahan 2018 dan berhasil mengurangi setengah kerugian dari EBITDA selama 8 bulan terakhir ini.
“Gross Profit kami di pertengahan 2019 naik 3 kali dibandingkan pertengahan 2018 dan kami mengurangi setengah kerugian dari pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) selama 8 bulan terakhir ini,” ungkap Teddy Oetomo, Chief Strategy Officer Bukalapak, dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.
Sejak pertengah tahun 2019, Bukalapak diketahui melakukan pemutusan hubungan kerja secara bertahap ke sejumlah karyawan. Tidak diketahui pasti jumlah karyawan yang terdampak. PHK ini dilakukan sebagai upaya perubahan strategi untuk mencatat profit di masa depan.
ADVERTISEMENT