Ramai #UninstallBukalapak di Twitter, Begini Penjelasan Bukalapak

14 Februari 2019 22:14 WIB
Achmad Zaky, CEO dan pendiri Bukalapak. Foto: Bukalapak
zoom-in-whitePerbesar
Achmad Zaky, CEO dan pendiri Bukalapak. Foto: Bukalapak
ADVERTISEMENT
Lini masa media sosial Twitter Indonesia pada Kamis (14/2) malam sedang diramaikan oleh tagar #UninstallBukalapak. Munculnya tagar ini ternyata dipicu oleh cuitan CEO sekaligus pendiri Bukalapak, Achmad Zaky, di Twitter.
ADVERTISEMENT
Dalam cuitan yang diunggah pada Rabu (13/2) tersebut, Zaky mengkritisi dana riset dan pengembangan (R&D) di Indonesia yang disebut tertinggal jauh dari negara lainnya. Ia melampirkan data pada tahun 2016, di mana dana riset dan pengembangan di Indonesia hanya sebesar 2 miliar dolar AS, sementara negara lain seperti Singapura mencapai 10 miliar dolar AS.
Di akhir cuitannya itu, ada pernyataan yang memicu gelombang komentar dari netizen, yakni "Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin," ujar Zaky.
Walau kicauan itu kini sudah dihapus, tapi banyak netizen yang telah mengambil screenshot dari kicauan tersebut. Para netizen yang notabene pendukung calon presiden Joko Widodo ini memprotes pernyataan Zaky tersebut, yang dianggap memihak calon presiden Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Atas gelombang protes dari pendukung Jokowi itu, Zaky pun mengklarifikasi pernyataannya dan meminta maaf apabila perkataannya disalahartikan.
"Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yang kurang sesuai kata-kata saya, jadi misperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan sudah saya anggap seperti Ayah sendiri (sama-sama orang Solo). Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya," kicau Zaky.
Dua pendiri Bukalapak, Fajrin Rasyid dan Achmad Zaky, bersama Presiden Jokowi. Foto: Bukalapak
Ia mengaku mengapresiasi perhatian warganet di Twitter soal isu riset dan pengembangan tersebut. Zaky menegaskan riset dan pengembangan adalah "single pembeda negara maju dan miskin."
"Kalau engga kuat di R&D, kita akan perang harga terus. Negara maju masuk di perang inovasi. Negara miskin masuk di perang harga," cuitnya.
ADVERTISEMENT
Walau sudah meminta maaf, tagar #UninstallBukalapak tetap melambung di Twitter dan masuk daftar trending topic untuk kawasan Indonesia.
Pihak Bukalapak sendiri menegaskan sikap yang ditunjukkan Zaky tersebut sebagai wujud perhatian Zaky terhadap kemajuan industri teknologi di Indonesia.
"Investasi dalam bidang riset dan SDM tingkat tinggi menjadi salah satu pendorong kemajuan Indonesia. Kebijakan serta dukungan pemerintah Indonesia yang diberikan selama ini kepada Bukalapak sebagai perusahaan teknologi terbesar di Indonesia sangat menyemangati kami," ujar Intan Wibisono, Head of Corporate Communication Bukalapak, dalam keterangan resminya.