Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Riset: Media Sosial Sebabkan Perilaku Hiperaktif pada Remaja
22 Juli 2018 18:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Remaja dan media sosial seolah menjadi dua hal yang tak bisa dipisahkan. Media sosial biasanya dilakukan untuk mengekspresikan diri dan mendapatkan informasi terkini. Sayangnya, hobi menggunakan media sosial yang berlebihan bisa menimbulkan dampak yang cukup buruk.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil sebuah riset yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association (JAMA) pada 17 Juli 2018, penggunaan media sosial yang cenderung berlebihan bisa menyebabkan attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD). ADHD sendiri merupakan gangguan mental yang mempengaruhi anak untuk berperilaku impulsif dan hiperaktif yang membuat sulit untuk duduk diam dan berkonsentrasi.
Dilansir Science Alert , dalam riset ini para peneliti dari California menggunakan data dari survei 2015 untuk mengevaluasi kebiasaan dan perilaku digital lebih dari 2.500 remaja berusia 15 hingga 16 dalam kurun waktu dua tahun. Awalnya memang tidak ada satupun siswa yang mengidap ADHD. Namun gangguan tersebut ternyata bisa menyerang kapan saja.
Terbukti, menurut laporan terakhir, hasil penelitian untuk beberapa siswa berubah dalam kurun waktu beberapa bulan. Beberapa dari mereka mengidap ADHD karena mengalami kurang perhatian. Mereka mengalami kesulitan untuk mengendalikan fokus dan mudah terganggu oleh pikiran-pikiran kecil lainnya yang tidak penting.
ADVERTISEMENT
Sulit untuk mencatat berapa total anak yang terserang ADHD, namun diperkirakan ada 7 persen anak yang mengalami kondisi tersebut dari total 2.500 siswa.
Selain remaja, jumlah anak-anak dan dewasa yang mengidap ADHD juga diketahui semakin meningkat. Dan tampaknya ada sejumlah faktor yang mengakibatkan meningkatnya jumlah orang yang masuk ke dalam kondisi tersebut.
Beberapa hasil penelitian menunjuk faktor kesalahan manusia itu sendiri dalam mencerna penggunaan media. Sebagian besar lainnya mengatakan bahwa dampak televisi dan video game berperan besar dalam meningkatnya jumlah orang dengan ADHD.
Namun mayoritas, sekitar setengah dari remaja yang masuk ke dalam target penelitian ini mengatakan bahwa mereka memiliki kebiasaan untuk mengecek media sosialnya beberapa kali dalam sehari. Hal itu bahkan sudah dinilai menjadi aktivitas yang wajar dilakukan.
ADVERTISEMENT
Hasil riset ini sebenarnya bukan berarti para remaja tidak diizinkan untuk menggunakan media sosial atau semua remaja yang menggunakan media sosial memiliki ADHD. Namun begitu, dari hasil riset ini, penting bagi remaja maupun orang tua mereka untuk mengetahui bahwa penggunaan media sosial dapat mendorong seseorang berada dalam kondisi gangguan mental tersebut.
"Prioritaskanlah aktivitas yang mendorong para remaja untuk lebih produktif dan sejahtera, termasuk tidur, aktivitas fisik, mengerjakan PR tanpa gangguan lain, dan berinteraksi secara positif dengan orang tua dan teman-teman,” saran Adam Leventhal, salah satu peneliti dalam riset ini yang merupakan psikolog di University of Southern California.