Setelah Unicorn, Ada Juga Istilah Startup Decacorn dan Hectocorn

18 Februari 2019 10:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi startup Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi startup Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Tiba-tiba semua orang bicara unicorn. Gara-gara calon presiden Joko Widodo, bertanya ke calon presiden Prabowo Subianto soal langkah apa yang akan dilakukan untuk mengembangkan unicorn? Startup unicorn yang online-online itu, lho, bukan hewan fantasi berwujud kuda bertanduk emas.
ADVERTISEMENT
Istilah unicorn identik diberikan kepada perusahaan yang bergerak di bidang teknologi atau digital. Betul kata Pak Prabowo, layanan para unicorn ini kebanyakan memang online. Mereka bisa menciptakan model bisnis baru atau mengubah permainan pasar yang sebelumnya didominasi para pemain lama. Dan, kebanyakan dari mereka punya dampak sosial amat besar.
Jadi, enggak melulu para unicorn ini membawa uang lari ke luar negeri.
Unicorn
Tunjuk saja GOJEK, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. Mereka adalah empat startup unicorn yang berasal dari Indonesia, yang berarti valuasinya sudah lebih dari 1 miliar dolar AS. Jika dikonversi ke rupiah dengan nilai tukar sekarang, valuasinya mencapai Rp 14,1 triliun.
Logo GoJek Foto: Jofie Yordan/kumparan
Istilah unicorn diciptakan pada 2013 oleh Aileen Lee, pendiri perusahaan modal ventura Cowboy Ventures. Menurut riset yang dia lakukan enam tahun lalu, dia menemukan bahwa hanya 0,07 persen perusahaan teknologi yang menerima investasi dari pemodal ventura bisa bernilai 1 miliar dolar AS. Dia bertekad untuk membagikan temuan ini, tetapi dia harus menemukan satu kata yang tepat dulu, yang mudah digunakan untuk diucap berulang kali.
ADVERTISEMENT
“Saya bermain dengan kata-kata yang berbeda seperti 'home run,' 'megahit,' dan mereka semua terdengar agak aneh. Jadi saya memasukkan 'unicorn' karena mereka - ini adalah perusahaan yang sangat langka, dalam arti bahwa ada ribuan startup di bidang teknologi setiap tahun, dan hanya segelintir yang akan menjadi perusahaan unicorn. Mereka sangat langka," kata Lee kepada International Business Times.
Istilah ini, menurut Lee, membawa perasaan mistis dan semangat juang para pendiri perusahaan yang punya impian besar. Menurutnya, “Unicorn sedang dalam misi untuk membangun hal-hal yang belum pernah dilihat dunia sebelumnya.”
Aileen Lee. Foto: Twitter/@aileenlee
Istilah ini juga sarat dengan genre hiburan science fiction (sci-fi) yang dekat dengan dunia para pencinta teknologi atau engineer di Silicon Valley.
ADVERTISEMENT
"Di satu sisi, istilah ini meromantiskan perusahaan-perusahaan teknologi: membawa mereka dari antah-berantah dan tidak dapat dipahami, ke dalam hal magis tapi bisa dicintai, sementara itu mereka juga langka dan kuat," kata Robin Lakoff, profesor linguistik di University of California, Berkeley.
Beberapa unicorn tertua dan paling kuat dari era sebelum tahun 2000 adalah: Intel (1960), Apple, Oracle & Microsoft (1970), Cisco (1980), Google & Amazon (1990).
Pasti enggak mudah untuk sebuah startup menyandang gelar unicorn karena valuasi ini bisa ditentukan oleh banyak hal. Bisa jadi startup tersebut punya basis pengguna yang besar, bisa jadi pula produknya sangat hebat dan jadi solusi masa depan, atau model bisnis yang potensial. Bahkan, sosok sang pendiri yang begitu visioner, bisa pengaruhi valuasi sebuah perusahaan.
ADVERTISEMENT
GOJEK dan Tokopedia disebut memiliki valuasi sangat besar. Tech Crunch memproyeksi valuasi GOJEK sudah mencapai 9,5 miliar dolar AS, sementara Bloomberg menyebut Tokopedia kini bernilai 7 miliar dolar AS. Keduanya makin mendekati untuk menyandang gelar startup decacorn.
Perusahaan E-commerce anggota idEA, Tokopedia. Foto: Jofie Yordan/kumparan
Decacorn
Gelar ini diberi kepada perusahaan (teknologi) yang bernilai 10 miliar dolar atau lebih. Tokopedia sedang menuju ke sana. GOJEK, sebentar lagi menyandang status ini. Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, percaya GOJEK bakal jadi startup decacorn dari Indonesia.
Istilah decacorn dibuat oleh Bloomberg pada 2015. Mereka mengatakan, "Itu adalah kata-kata yang dibuat berdasarkan pada makhluk yang tidak ada."
Xiaomi, Uber, Airbnb, Dropbox, WeWork, sampai SpaceX, adalah sejumlah startup yang sudah bernilai lebih dari 10 miliar dolar AS, walaupun valuasi tersebut kadang bisa terpangkas oleh berbagai hal.
Perusahaan teknologi asal China, Xiaomi. Foto: Jason Lee/Reuters
ADVERTISEMENT
Hectocorn
Mereka super langka. Hanya diberi untuk perusahaan (teknologi) bernilai lebih dari 100 miliar dolar. Perusahaan-perusahaan ini mungkin sudah tak peduli dengan urusan istilah, yang penting bisnis terus berkembang, profit, serta berinvestasi besar dalam hal riset dan pengembangan.
Jika dilihat berdasarkan valuasi, maka Apple, Google, Microsoft, Facebook, Oracle, dan Cisco, pantas menyandang status hectocorn. Blog teknologi Tech Crunch juga memakai istilah "Super unicorn" untuk perusahaan teknologi yang punya valuasi lebih dari 100 miliar.
Ilustrasi Google. Foto: REUTERS/Aly Song/File Photo
Begitu kira-kira istilah per-unicorn-an yang online-online itu, yang enggak melulu bawa uang ke luar negeri. Dari mereka justru ada investasi yang masuk ke Indonesia, bisa dari investor dalam negeri, atau luar negeri, sehingga perusahaan bisa berkembang sampai membuka lapangan kerja sektor formal maupun informal. Inilah yang telah dibuktikan oleh GOJEK, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.
ADVERTISEMENT
Beberapa juga sudah mantap menajamkan cakar bisnis di negeri asing. Bertarung dengan pemain lokal dan internasional di negeri orang. Semoga makin banyak uang dari "luar negeri" yang dibawa masuk ke Indonesia.