Sopir Mobil Tesla Dihukum karena Duduk di Kursi Penumpang

2 Mei 2018 18:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tesla Model S. (Foto: Unsplash (CC0 Public Domain))
zoom-in-whitePerbesar
Tesla Model S. (Foto: Unsplash (CC0 Public Domain))
ADVERTISEMENT
Seorang pengemudi Tesla Model S di Inggris harus berurusan dengan hukum gara-gara gaya berkendaranya yang membahayakan diri serta orang lain. Pengemudi ini melakukan aksi pindah tempat duduk dari kursi sopir ke kursi penumpang setelah mengatur mobilnya ke menu Autopilot dengan kecepatan sekitar 64 km per jam di jalan tol.
ADVERTISEMENT
Fitur Autopilot di mobil Tesla membuat mobil berada dalam modus otonom, yang berarti mobil tersebut berjalan tanpa dikendalikan manusia, dan pedal gas serta setir berjalan sendiri berdasarkan navigasi sistem komputer mobil.
Pengemudi tersebut diketahui bernama Bhavesh Patel yang berusia 39 tahun. Dia telah mengakui kesalahannya yang membahayakan orang lain di St. Albans Crown Court pada 21 Mei 2017. Saat itu situasi jalanan dilaporkan dalam keadaan padat.
Dilansir The Verge, akibat perbuatannya kini Patel harus menghadapi hukuman, yaitu larangan untuk mengemudi selama 18 bulan dan denda sebesar 1.800 poundsterling Inggris atau setara dengan Rp 34,4 juta, melakukan rehabilitasi selama 10 hari, dan 100 jam mengabdi untuk layanan masyarakat.
Polisi Hertfordshire mengatakan dalam persidangan bahwa apa yang dilakukan Patel adalah hal yang sangat membahayakan meskipun fitur pada Tesla yang ia gunakan pada saat itu adalah fitur yang menakjubkan.
ADVERTISEMENT
Patel memiliki mobil listrik canggih buatan pengusaha Elon Musk tersebut sejak lima bulan sebelum kejadian ini berlangsung.
Pihak kepolisian juga mengatakan bahwa perbuatan Patel sangat tidak bertanggungjawab dan dapat menyebabkan kematian pengemudi lain.
Juru bicara Tesla yang hadir pada pengadilan tersebut mengatakan kalau fitur otomasi tersebut tidak dirancang untuk menggantikan pengemudi. Meskipun CEO Tesla Elon Musk pernah mengatakan kalau kendaraan buatannya tersebut telah memiliki semua teknologi yang dibutuhkan untuk membuat mobil otonom, tetapi teknologi Autopilot harus dikembangkan lagi lebih jauh sebelum fitur tersebut siap digunakan.
Fitur otonom memang dibuat untuk membantu pengemudi, oleh karena itu teknologi ini cukup rumit untuk bisa mencapai kesempurnaan.
Baterai Tesla di Australia. (Foto: Tesla/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Baterai Tesla di Australia. (Foto: Tesla/Reuters)
Mobil Tesla telah mengalami sejumlah kasus kecelakaan ketika penggunanya memakai fitur Autopilot. Tidak hanya Tesla, mobil tanpa sopir Uber juga pernah mengalami insiden serupa karena teknologi otonom yang belum sempurna.
ADVERTISEMENT
Kecelakaan tersebut menyebabkan tewasnya seorang nenek. Dan hingga kini, kehadiran mobil otonom masih menimbulkan pro dan kontra terkait penggunaan fitur Autopilot tanpa pengawasan manusia.