Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Salah satu layanan musik streaming terpopuler saat ini, Spotify , dikabarkan tengah menguji kenaikan harga berlangganan. Uji coba ini diketahui sedang dilakukan di negara-negara Skandinavia.
ADVERTISEMENT
Menurut Bloomberg, Spotify berencana untuk memasang harga langganan lebih mahal dari biasanya di Skandinavia. Hal ini dilakukan karena menjadi bagian dari tes pasar dan melihat apakah menaikkan harga langganan bisa diterapkan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Spotify akan menaikkan harga paket keluarga atau Family Plan sebesar 13 persen, menurut seorang sumber Bloomberg yang tidak ingin disebut namanya. Walau begitu, dengan adanya pengujian ini bukan berarti Spotify akan menaikkan harga di tempat lain atau menerapkannya secara permanen di Skandinavia.
Spotify yang merugi
Meski telah menjadi layanan musik streaming populer dengan jumlah pengguna terbanyak dibandingkan kompetitor, Spotify dikabarkan terus mengalami kerugian. Menaikkan harga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan, khususnya di pasar yang memiliki pengguna yang loyal, dan Spotify sudah memiliki kehadiran yang kuat di pasar.
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang berbasis di Stockholm, Swedia, ini telah menjadi pemain kuat di kawasan Eropa Utara. Paket keluarga saat ini menelan biaya sekitar 15 dolar AS (Rp 213 ribu) per bulan dan memungkinkan hingga lima orang menggunakan layanan ini. Spotify juga telah menguji rencana yang disebut Premium Duo yang menawarkan dua langganan untuk 13,91 dolar AS sebulan.
Harga yang lebih tinggi mungkin bakal membantu perusahaan, yang mengeluhkan turunnya pendapatan dari pengguna. Harga rata-rata yang dibayarkan oleh pelanggan Spotify telah menurun selama beberapa tahun karena diskon untuk menarik pelanggan baru dan meningkatnya penggunaan paket keluarga.
Dengan 108 juta pelanggan yang berlangganan, Spotify sejatinya adalah layanan musik berbayar terbesar di dunia saat ini. Spotify mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibanding pesaing terdekatnya, Apple Music, yang juga mengenakan biaya 15 dolar AS per bulan untuk paket keluarga dan memiliki sekitar 60 juta pelanggan pada pertengahan tahun ini.
ADVERTISEMENT
Tapi, Spotify masih kehilangan uang. Perusahaan enggan menaikkan harga karena masih dalam tahap pertumbuhan, mengandalkan diskon untuk mempertahankan pelanggan dan menarik yang baru.
Untuk pasar Asia, Spotify melakukan strategi yang lebih ekstrem dengan menghadirkan biaya langganan yang lebih murah untuk bersaing dengan pemain lokal dan alternatif gratis seperti YouTube. Misalnya saja di Indonesia, biaya langganan Spotify per bulan mencapai Rp 49.990 ribu, paket Family Plan Rp 79 ribu, dan Student Plan Rp 24.990.
Kerasnya kompetisi
Spotify juga berada di bawah tekanan dari kompetisi. Platform tersebut menawarkan produk yang kurang lebih sama dengan Apple, YouTube dan Amazon, yang memiliki jutaan lagu tersedia sesuai permintaan, serta playlist yang beragam dan podcast yang tidak kalah banyak.
ADVERTISEMENT
Tetapi Apple, YouTube dan Amazon tidak mengandalkan musik untuk mengumpulkan uang. Mereka dapat menggunakan layanan musik mereka untuk menjual produk lain yang menguntungkan, baik itu iPhone, iklan, atau bisnis lainnya. Spotify tidak memiliki kemewahan itu.
Sementara, di pasar negara berkembang, Spotify menghadapi kompetisi ketat dengan YouTube yang menawarkan layanannya secara gratis dan melalui platform video yang banyak digemari milenial.