Upaya Manusia Hidup Abadi dengan Teknologi

3 Agustus 2018 7:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Robot Biksu di Kuil Longquan, China. (Foto: Kim Kyung-Hoon/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Robot Biksu di Kuil Longquan, China. (Foto: Kim Kyung-Hoon/Reuters)
ADVERTISEMENT
Kehadiran robot telah menjelma tak hanya sebagai alat untuk membantu pekerjaan manusia, tapi ada juga yang menjadikannya sebagai sahabat, pasangan hidup, dan siapa pun seolah bisa menghadirkan orang yang diinginkan dalam hidupnya meski hanya dalam bentuk robot.
ADVERTISEMENT
Semakin canggihnya teknologi terutama dalam pengembangan robot, diyakini nanti manusia bisa hidup abadi. Bagaimana bisa? Coba disimak terlebih dahulu penjelasan ini.
Dengan kecanggihan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), tak hanya robot yang bisa menjelma menjadi mirip manusia, tapi juga manusia yang menduplikasi dirinya dengan robot. Bukan hanya secara visual tapi juga perilaku.
Kecerdasan buatan mengizinkan manusia untuk menyimpan cara kerja otak serta perilaku manusia di dalam komputer. Cara kerjanya sendiri memerlukan machine learning untuk mempelajari sekumpulan data yang dalam hal ini adalah perilaku manusia hingga akhirnya tercipta suatu model.
Setidaknya, begitulah pendapat futurolog Ian Pearson yang mengatakan bahwa otak manusia akan tersimpan dalam sistem komputer selamanya. Teknologi penyimpanan cara kerja otak tersebut ia prediksi akan hadir di 2050.
iPal Robot Humanoid yang dirancang untuk merawat anak-anak di China (Foto: REUTERS/Aly Song)
zoom-in-whitePerbesar
iPal Robot Humanoid yang dirancang untuk merawat anak-anak di China (Foto: REUTERS/Aly Song)
Menurutnya, manusia akan bisa terus melanjutkan eksistensinya di dunia meski raga mereka telah mati berkat sistem teknologi komputer yang merekam semua jejak aktivitas digital.
ADVERTISEMENT
"Suatu hari, tubuh kalian akan mati dan otak kalian akan berhenti, tapi itu bukanlah masalah, karena 99 persen akal kalian masih baik-baik saja dan bekerja dengan baik dengan teknologi Cloud (komputasi awan)," kata Pearson, dilansir The Sun.
Dengan teknologi tersebut, Pearson memprediksi bahwa manusia nantinya bisa menyimpan cara kerja otaknya dan mengoperasikannya di tubuh lain atau robot untuk menghadiri upacara pemakamannya sendiri. Menurutnya, manusia bisa hidup seperti biasa setelah itu dengan tubuh lain.
Robot seks. (Foto: DS Doll Robotics)
zoom-in-whitePerbesar
Robot seks. (Foto: DS Doll Robotics)
Upaya mengejar keabadian
Sebelumnya, Pearson memang pernah membahas tentang kehidupan manusia yang abadi dengan cara mengubah bagian tubuh dengan mesin, memindahkan organ tubuhnya ke dalam tubuh robot, atau memindahkan otak ke dalam sistem komputer sehingga manusia bisa hidup selamanya di dalam dunia virtual.
ADVERTISEMENT
Memang sulit untuk memvisualisasikan fantasi prediksi Pearson tersebut, tapi sebagai referensi, mungkin kalian bisa menonton serial televisi 'Black Mirror' musim ke-3 episode 4 yang berjudul "San Junipero" (khusus 18 tahun ke atas), yang menceritakan tentang dunia virtual tempat di mana semua orang yang sudah mati bisa hidup selamanya.
Namun sepertinya, cukup lama untuk manusia bisa hidup selamanya dengan fungsi otak yang disimpan di dalam sistem komputer. Pearson memperkirakan teknologi tersebut baru muncul pada tahun 2060.
Pembuatan robot seks di WMDOLL (Foto: Aly Song/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pembuatan robot seks di WMDOLL (Foto: Aly Song/Reuters)
Meski masih terdengar mustahil saat ini, namun para peneliti sedang berupaya untuk membuat manusia hidup abadi.
Bahkan Yayasan Sains Nasional Amerika Serikat pernah memberikan dana sebesar 500 ribu dolar AS atau setara dengan Rp 7,2 miliar untuk dua universitas yang memiliki percobaan untuk membuat manusia hidup abadi.
ADVERTISEMENT
Ada juga organisasi bernama 2045 Initiative yang didirikan oleh wirausahawan Rusia Dmity Itskov pada 2011 yang memiliki proyek serupa.
Robot Bina48. (Foto: Hanson Robotics)
zoom-in-whitePerbesar
Robot Bina48. (Foto: Hanson Robotics)
Tujuan organisasi tersebut ialah untuk menciptakan teknologi yang bisa memindahkan kepribadian seorang individu ke wadah non-biologis yang lebih canggih dan memperpanjang umur, termasuk menciptakan kehidupan abadi.
Organisasi itu menyebut bahwa mereka akan membuat interface otak manusia yang tersimpan di dalam komputer dalam bentuk avatar virtual pada 2020 dan mengembangkan sistem pendukung kehidupan otonom yang menghubungkan manusia dengan robot di tahun 2025.
Kemudian pada tahun 2035, mereka akan memuat sistem operasi yang mampu membangun model otak untuk kemudian memindahkannya ke tubuh robot. Selanjutnya pada 2045, mereka akan mengembangkan teknologi hologram untuk memvisualisasikan pikiran yang tersimpan.
Sophia, robot warga negara Arab Saudi. (Foto: Future Investment Initiative)
zoom-in-whitePerbesar
Sophia, robot warga negara Arab Saudi. (Foto: Future Investment Initiative)
Dampak Buruk Penyimpanan Otak pada Sistem Komputer
ADVERTISEMENT
Mungkin kamu akan membayangkan kehidupan yang abadi. Namun, Pearson juga telah memprediksi kemungkinan terburuk jika manusia menyimpan otak mereka ke dalam sistem komputer.
Pearson memperkirakan bahwa tak menutup kemungkinan perusahaan seperti Amazon, Google, Facebook, Apple, dan perusahaan teknologi lainnya akan menjadi pusat server penyimpanan otak.
Pria di China menikahi sebuah robot (Foto: english.sina.com)
zoom-in-whitePerbesar
Pria di China menikahi sebuah robot (Foto: english.sina.com)
Sekilas hal tersebut terdengar normal dan wajar melihat jajaran perusahaan tersebut teremasuk ke dalam perusahaan teknologi tercanggih di dunia saat ini.
Namun bisa jadi kemampuan otak yang tersimpan di dalam komputer akan digunakan oleh perusahaan-perusahaan. Dengan kata lain, manusia akan menjadi budak perusahaan selamanya.
Jadi, jika teknologi kehidupan abadi berhasil diciptakan, apakah kamu akan menggunakannya?