Vendor Smartphone Advan Angkat Bicara soal Isu Bangkrut

8 Februari 2019 19:20 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Advan A8. Foto: Jofie Yordan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Advan A8. Foto: Jofie Yordan/kumparan
ADVERTISEMENT
2018 menjadi tahun yang sulit bagi perusahaan pengembang smartphone, salah satunya Advan. Perusahaan mengaku bahwa penjualan produknya di tahun lalu mengalami penurunan. General Manager Sales Advan Ellen Angerani Gunawan melihat penurunan penjualan ini tidak hanya dialami Advan namun juga hampir semua vendor smartphone di seluruh dunia. Oleh sebab itu, Ellen berkata Advan bakal memperbaiki performa penjualan ponsel di tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Salah satu strategi yang dilancarkan Advan ialah terus mengedepankan visi perusahaan untuk terus menyediakan produk teknologi gang terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Ellen mengungkap strategi tersebut ialah dengan fokus memproduksi smartphone di rentang harga Rp 800 ribu hingga Rp 1,5 juta. “Fokus harga Rp 800 ribuan sampai Rp 1,5 juta. Untuk harga di atas Rp 1,5 juta mungkin kami akan mengeluarkan satu saja. Kami akan mengusung satu unit selling point yang menjadi daya jual nilai jual untuk produk kami,” jelas Ellen dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (8/2).
General Manager Departemen Sales Advan, Ellen Angerani, dan Direktur Operasional Advan, Chandra Tansri. Foto: Astrid Rahadiani Putri/kumparan
Ellen mengungkapkan pihaknya akan menjual model smartphone low-end setidaknya dua unit setiap kuartal 2019. Sementara produk high-end mereka, atau yang dibanderol sekitar Rp 2 jutaan, juga bakal diproduksi maksimal dua produk dalam satu semester. Advan mengaku bahwa 2019 akan menjadi tahun yang berat bagi mereka untuk mempertahankan posisinya di lima besar dalam daftar smartphone terpopuler di Indonesia versi IDC.
ADVERTISEMENT
Pada 2017 lalu, Advan berhasil menjadi vendor smartphone lokal yang duduk di peringkat tiga besar ponsel terlaris di Indonesia. Sayang, setahun kemudian mereka harus puas turun ke posisi lima, dikalahkan oleh Xiaomi, Oppo, dan Vivo.
“Pasti ini merupakan PR terberatnya Advan karena dalam dunia 'persilatan' ini kalau kepleset naiknya itu susah,” ujar Ellen.
Ponsel Advan G2. Foto: Astrid Rahadiani/kumparan
Meski begitu, Advan akan berupaya keras untuk mempertahankan posisinya dan bersaing dengan brand smartphone global. Ellen berkata Advan akan terus berinvestasi di segala aspek, mulai dari baterai, sensor wajah, hingga sistem keamanan, untuk menjadi merek smartphone terlaris di Indonesia. “Kami bakal berinvestasi untuk pertahankan 5 besar dan enggak boleh meleng sedikit. Harus kami persiapkan dari segala macam sisi tapi kami tidak akan lari dari basic Advan, yaitu tidak akan membuat teknologi mahal untuk Indonesia,” pungkas Ellen.
ADVERTISEMENT