WhatsApp Kembali Ditinggal Salah Satu Petinggi Perusahaan

27 November 2018 12:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chief Business Officer WhatsApp, Neeraj Arora (tengah). (Foto: Neeraj Arora/Twitter)
zoom-in-whitePerbesar
Chief Business Officer WhatsApp, Neeraj Arora (tengah). (Foto: Neeraj Arora/Twitter)
ADVERTISEMENT
Perusahaan aplikasi pesan instan WhatsApp kembali kehilangan sosok petinggi di jajaran eksekutifnya. Setelah ditinggal duo pendiri Jan Koum dan Brian Acton, kini giliran Neeraj Arora yang mundur dari posisinya sebagai Chief Business Officer WhatsApp.
ADVERTISEMENT
Arora bergabung bersama WhatsApp sejak tahun 2011. Ia adalah eks karyawan Google yang sempat dirumorkan akan menggantikan posisi Jan Koum sebagai CEO. Namun, Arora justru mengumumkan secara resmi bahwa dirinya hengkang dari perusahaan.
Arora menyatakan dalam pengumuman pengunduran dirinya bahwa ia membutuhkan waktu untuk beristirahat dan berkumpul bersama keluarganya. Kepergian ini membuat Arora sendiri merasa berutang budi pada Koum dan Acton “yang telah percaya pada saya untuk menjadi teman bisnis selama bertahun-tahun,” kata Arora.
WhatsApp secara bertubi-tubi kehilangan orang-orang penting dalam perusahaan. Tak dipungkiri jika alasan utama para pendiri dan jajaran eksekutif ‘tidak betah’ berada di perusahaan, karena kontrol dari induk perusahaan mereka Facebook yang sudah tak lagi sejalan dengan misi perusahaan.
ADVERTISEMENT
Facebook telah mengakuisisi WhatsApp pada tahun 2014 yang kemudian disusul dengan kisah kepergian kedua pendirinya. Senasib dengan WhatsApp, platform berbagi foto Instagram juga mengalami hal yang sama setelah diakuisi oleh Facebook. Kedua pendirinya Kevin Systrom dan Mike Krieger hengkang dari perusahaan bersamaan beberapa waktu lalu.
Aplikasi pesan instan WhatsApp. (Foto: Dado Ruvic/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi pesan instan WhatsApp. (Foto: Dado Ruvic/Reuters)
Menurut beberapa laporan, kepergian para pendiri anak perusahaan Facebook ialah dikarenakan CEO Mark Zuckerberg yang mulai memberikan kontrol yang tidak sejalan dengan keinginan para pendiri perusahaan yang telah diakuisisinya. Alhasil, perbedaan ini membuat para pendiri perusahaan akhirnya memutuskan hengkang.
Acton sempat mengutarakan pengalaman pahitnya bekerja di bawah payung Facebook. Ia mengatakan Facebook mulai mempertanyakan sistem enkripsi pada WhatsApp yang ia bantu kembangkan. Facebook ingin tahu bagaimana caranya untuk menempatkan iklan di dalam aplikasi pesan instan tersebut.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Acton justru ingin lebih memperkuat sistem enkripsi pada WhatsApp untuk menghindari eksploitasi data pengguna.
“Saya telah menjual privasi pengguna WhatsApp untuk keuntungan yang lebih besar. Saya telah membuat keputusan dan pilihan. Saya harus hidup dengan (pilihan) itu setiap hari," ucap Acton.
Keluarnya Arora dari WhatsApp menjadi bukti bagaimana para petinggi startup yang diakuisisi Facebook ini tidak betah berada di bawah komando Zuckerberg dan bisa berdampak terus dalam jangka waktu panjang.