5 Kota di Dunia yang Hadapi Banyak Masalah Akibat Overtourism

23 Agustus 2019 17:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Turis di Amsterdam Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Turis di Amsterdam Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sektor pariwisata secara global terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Dilansir BBC Travel, Selasa (20/8), PDB pariwisata secara global telah menyumbang lebih dari 8 triliun dolar Amerika bagi perekonomian dunia tiap tahunya.
ADVERTISEMENT
Dengan nilai yang cukup besar tersebut, tak heran jika banyak negara memprioritaskan sektor pariwisata. Negara-negara di dunia sibuk berbenah agar jumlah wisatawan makin meningkat. Sebab, makin naik jumlah wisatawan, makin besar pula pundi-pundi yang dikumpulkan.
Namun, di beberapa kota tertentu, pemerintah dan penduduk mulai mempertanyakan dampak baik dari pertumbuhan pariwisata yang sangat signifikan tersebut. Sebab, beberapa kota kini mulai gusar dengan jumlah kunjungan wisatawan yang makin membludak, atau disebut overtourism.
World Travel & Tourism Council (WTTC) dan perusahaan real estat JLL baru-baru ini menyusun indeks Destination 2030. Indeks ini mengukur kesiapan pariwisata sebuah kota, berdasarkan pada pertumbuhan wisatawan dan kemampuan kota untuk mengelola pertumbuhan itu.
Indeks ini mengukur 75 indikator pariwisata, termasuk konsentrasi pengunjung, kesiapan kota, dan keterlibatan kebijakan setempat. Hal ini penting untuk menentukan tantangan ke depan bagi 50 kota besar dunia.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan tersebut, kota-kota dengan pertumbuhan pariwisata tinggi, berpotensi menyebabkan tekanan pada infrastruktur jika pemerintah tidak mengambil langkah antisipasi untuk mengelola pertumbuhan.
Dalam laporan ini, WTTC berdialog langsung dengan beberapa penduduk di kota-kota overtourism untuk mengetahui dampak derasnya arus wisatawan terhadap kehidupan mereka. Studi ini juga melihat cara pemerintah setempat merespons kondisi tersebut.
Dari survei tersebut ditemukan lima kota dengan tingkat overtourism yang sangat tinggi, bahkan disebut dalam level krisis. Sayangnya, mereka justru menghadapi banyak masalah dengan banyaknya jumlah wisatawan.
Lalu, kota mana saja yang sudah kelebihan wisatawan dan tantangan apa saja yang mereka hadapi? Simak, ya!
1. Amsterdam
Overtourism di Amsterdam Foto: Shutter Stock
Kota Amsterdam mencatat ada sekitar 18 juta wisatawan sepanjang 2018. Padahal jumlah populasi penduduknya hanya di bawah 1 juta jiwa.
ADVERTISEMENT
Membludaknya turis di Amsterdam ternyata membuat kenaikan harga real-estate di sebagian tempat, khususnya untuk sewa jangka pendek. Banyaknya wisatawan juga berkontribusi pada jalanan yang makin penuh sesak.
Tak jarang ini juga bersingungan dengan makin maraknya peredaran narkoba. Dalam indeks ini, Amsterdam menempati urutan teratas untuk kepadatan pengunjung dan ketegangan pada kota.
Overtourism di Amsterdam Foto: Shutter Stock
Namun, beberapa orang mengatakan bahwa tidak selamanya kondisi tersebut berdampak buruk. "(Karena banyak wisatawan) Museum akhirnya punya anggaran yang cukup dan UMKM juga berkembang. Dalam 42 tahun hidupku, aku belum pernah melihat kotaku seindah ini," kata penduduk asli Amsterdam, Hanneke Vroegindeweij, salah satu pendiri perusahaan wisata swasta Amsterdam Odyssey.
Di sisi lain, kota ini telah melarang penyewaan penginapan jangka pendek, seperti Airbnb di area tertentu dan berencana untuk membatasi kapal pesiar. Kota ini juga telah berupaya menyalurkan wisatawan ke kota-kota Belanda lainnya, seperti Zandvoort yang hanya 40 km dari pusat kota Amsterdam. Zandvoort bahkan berganti nama menjadi 'Pantai Amsterdam' untuk memberi kesan bahwa tempat ini adalah tujuan yang mudah diakses.
ADVERTISEMENT
2. San Fransisco
Overtourism di San Fransisco Foto: Shutter Stock
Kota pesisir California selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan, apalagi Jembatan Golden Gate dan Dermaga Nelayan yang ikonik. Dalam indeks ini, San Francisco berada di level tertinggi untuk krisis akibat overtourism.
Salah satu yang menonjol di kota saat ini adalah Lombard Street, yang dikenal sebagai 'jalan paling bengkok di dunia', karena belokannya yang tajam dan curam. Jalanan ini seolah menjadi magnet bagi wisatawan.
Seorang penduduk bernama Kristine Dworkin mengeluh karena saking banyaknya turis, jalanan menjadi semakin macet. "Banyak orang berhenti untuk mengambil foto narsis di sini, tapi mereka tidak tahu bahwa ada mobil yang mau lewat," ujar Dworkin.
Selain itu, menurut Kristine banyak pejalan kaki yang tampaknya tidak menyadari bahwa rumah-rumah di sepanjang Lombard adalah milik pribadi. “Mereka sering masuk tanpa izin di dalam pekarangan,” ujarnya.
Overtourism di San Fransisco Foto: Shutter Stock
Lombard bukanlah satu-satunya jalan di mana wisatawan terlalu dekat dengan tempat tinggal pribadi penduduk setempat. Alamo Square Park yang berada di pusat kota pun juga mengalami hal yang sama.
ADVERTISEMENT
Di sini, terdapat rumah-rumah bergaya Victoria dengan beragam warna yang sudah ada sejak tahun 1890an. Tempat ini makin tenar semenjak menjadi lokasi syuting Full House.
"Saat berkunjung ke Alamo Park baru-baru ini, anak-anak saya terpana menyaksikan taman itu ketika orang-orang berjalan di teras depan rumah dan mengambil potret keluarga. Putri saya bertanya 'Bu, apakah mereka pikir orang tidak tinggal di sana? Mungkin mereka mengira itu hanya tempat syuting'," kata Dworkin.
Kota ini menghasilkan lebih dari 9 miliar dolar Amerika dari wisatawan setiap tahunnya. Menyadari hal tersebut, pemerintah pun mencoba membenahi lalu lintas dan melakukan penataan kota agar membuatnya lebih menarik bagi pengunjung. Sebagai gantinya, wisatawan diminta untuk tetap berempati dan menunjukkan rasa hormat kepada penduduk setempat.
ADVERTISEMENT
3. Praha
Overtourism di Praha Foto: Shutter Stock
Kota dengan populasi penduduk sebesar 1,3 juta orang ini berhasil menarik wisatawan hingga 7,9 juta pengunjung tahun lalu. Sebagian besar wisatawan biasanya tinggal di daerah Prague 1, distrik Kota Tua, Malá Strana (The Lesser Quarter) dan area kastil. Sayangnya, wisatawan justru membawa efek negatif bagi wilayah-wilayah tersebut.
"Ini sesuatu yang memalukan, bahwa wilayah itu sekarang seolah-olah telah diserahkan kepada turis. Penduduk setempat dapat menemukan tempat jual bir murah, yang sebagian besar diketahui oleh mahasiswa," kata Charlie Neville, warga London, yang telah tinggal di Praha sejak 2002 dan bekerja untuk operator wisata kustom JayWay Travel.
Untuk menjaga agar efek overtourism tetap terkendali, pemerintah setempat mulai mengatur aktivitas di malam hari agar kondisi menjadi kondusif. Pemerintah juga melarang segways serta 'sepeda-bir' yang berdampak pada lalu lintas. Sama seperti di Amsterdam, biro pariwisata Ceko juga tengah mencari cara agar wisatawan tidak hanya terpusat di ibu kota.
ADVERTISEMENT
4. Barcelona
Overtourism di Barcelona Foto: Shutter Stock
Barcelona telah berjuang dalam beberapa tahun terakhir untuk mengelola jumlah wisatawan. Kota ini juga menempati urutan tertinggi dalam indeks tersebut. Dengan lebih dari 30 juta pengunjung tahun lalu, jumlah wisatawan berkali lipat melebihi jumlah penduduk lokal yang hanya 1,6 juta. Membludaknya wisatawan tersebut membuat beban bagi sumber daya kota.
"Saya sering terganggu dengan kehadiran turis apalagi ketika ada sekelompok turis berjumlah delapan orang atau lebih yang mengambil alih bus. Padahal minibus kecil itu biasanya digunakan tetangga untuk menanjak ke rumah mereka, terutama untuk orang tua dan keluarga dengan anak-anak atau kereta bayi atau orang yang membawa tas belanja berat," kata penduduk asli Barcelona, Marta Laurent Veciana, pemilik perusahaan wisata ForeverBarcelona.com.
Overtourism di Barcelona Foto: Shutter Stock
Rombongan turis juga sering memblokir mesin validasi tiket kereta bawah tanah. "Sisakan setidaknya satu alat yang tersedia untuk penduduk setempat, sehingga mereka tidak perlu menunggu sampai seluruh grup Anda telah memvalidasi tiket untuk masuk," ujar Veciana.
ADVERTISEMENT
Di beberapa pantai di Barcelona, tak jarang wisatawan juga berperilaku buruk. "Ini benar-benar menjengkelkan ketika Anda melihat turis membuang sampah di jalan-jalan, atau melihat orang asyik mabuk sampai muntah pada malam hari,” kata María José Castro, pendatang yang baru satu tahun tinggal di kota ini.
Penduduk lain, Veciana, juga sedikit risih dengan turis yang cuek jalan-jalan tanpa busana. "Padahal ada dua pantai nudes, jika mereka mau ke sana. Selain di situ, pria tidak boleh bertelanjang dada di luar area pantai," ujarnya.
Penduduk setempat mengatakan seharusnya turis bisa melakukan hal-hal kecil untuk menghormati mereka. Seperti tidak membuang sampah sembarangan dan tetap tenang di malam hari. Pemerintah juga mengambil beberapa langkah inisiatif untuk mengurangi ketegangan ini.
ADVERTISEMENT
5. Toronto
Overtourism di Toronto Foto: Shutter Stock
Tidak setiap kota melihat meningkatnya jumlah pengunjung sebagai hal yang buruk. "Secara pribadi, saya suka melihat lebih banyak orang berbondong-bondong ke kota besar kami di Toronto. Saya sudah tinggal di Shanghai, China, jadi dari sudut pandang saya Toronto punya banyak ruang," kata Kyle Collier, pendiri startup teknologi Phaze.
Itu tidak berarti Toronto tidak menghadapi tantangan di masa depan. Jika industri pariwisata tampaknya siap menghadapi arus pengunjung, menurut penduduk setempat, mereka justru mulai merasakan tekanan.
"Toronto sudah menghadapi kekurangan jumlah perumahan yang harganya terjangkau. Terutama di pusat kota, kondisi ini diperburuk munculnya penyewaan jangka pendek (seperti Airbnb),” kata penduduk setempat, Eric Wychopen, yang menulis blog di Ontario Away.
ADVERTISEMENT
“Sudah bukan hal baru, bahwa kini pengelola apartemen melarang para pemilik apartemen untuk menyewakan properti mereka. Namun nyatanya, masih banyak juga yang menyewakan secara ilegal,” lanjutnya.
Bagi penduduk setempat, para wisatawan harus menghormati lingkungan wisata tempat mereka berkunjung. “Buang sampah sembarangan adalah sikap yang mengecewakan saya. Kamu tentu tidak ingin orang-orang membuang sampah sembarangan di rumahmu, jadi mengapa melakukannya kepada orang lain? Hormati planet ini, dan orang-orang, terutama yang tidak Anda kenal,” kata Collier.
So, jangan lupa untuk selalu bersikap baik dan sopan selama liburan, ya! Jangan sampai kedatanganmu ke kota lain justru menambah masalah.